Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Pernikahan yang tak di inginkan

Pernikahan yang tak di inginkan

Aliannaxsya

5.0
Komentar
363
Penayangan
5
Bab

Dista Sekar Wulandari, gadis berusia 22 tahun yang tengah mengejar semester akhir dan berjuang untuk bisa magang di perusahaan Garda Corporindo. Kesalahan Dista sebelum menjadi karyawan magang, membuatnya terjun ke dalam jurang kehancurannya. Satya Garda Hartono, pria yang sangat bodoh dan tidak berprikemanusiaan. Awal bertemu saja sudah membuat mulut Dista gatal untuk mengatainya. Dan karena kesalahannya itu membuat Dista menjalani hukuman di hari pertama magang. Pertama, di bodohi bosnya untuk bertemu klien penting yang ternyata itu masih saudarnya, bahkan tidak usah meeting kirim e-mail saja beres. Kedua, menjadi pacar pura-pura bosnya yang berujung Dista kehilangan segalanya. Satya menidurinya karena obat perangsang yang di campurkan terhadap minumannya oleh wanita yang tergila-gila kepadanya. Dan berakhir, Dista yang menjadi korban, wanita itu kehilangan segalanya. Kesuciannya, harapannya, plan hidupnya, semuanya hilang saat malam itu.

Bab 1 Kekesalan Dista

"Gak usah lebay! Kaya mau di tinggal kemana aja." Dengan sembrono Dista menghapus kasar air mata Sukma, temannya.

Singkat cerita, Dista berhenti kerja menjadi ART seperti plannya 2 tahun yang lalu. Pergi ke Jakarta, ngumpulin uang, dan yang paling penting mencari pekerjaan yang banyak waktu luangnya. Dan Dista memutuskan untuk menjadi ART, toh dia hanya lulusana SMP.

Dan sekarang, setelah 2 tahun lamanya bekerja dengan keluarga Hartono, Dista berhasil mengumpulkan uang sembari mengambil paket C dan sekarang dia sudah kuliah semester akhir.

Selama bekerja Dista tak pernah yang namanya weekend-nan, yang Dista lakukan hanya belajar belajar dan belajar. Waktu luang bagi Dista itu seperti sebongkah berlian. Sangat berarti.

"Awas aja kalo ngelupain aku!" Sukma menepuk pelan bahu Dista. "Gak akan." Balas Dista dengan tangan yang sibuk membereskan baju dan barang-barangnya.

"Tinggal pamit sama bu Ajeng doang." Gumam Dista.

"Yaudah cepetan! Keburu malem, katanya besok hari pertama magang." Seru Sukma. Dista hanya mengangguk setuju.

Berkat bantuan sepupunya yang sekarang sudah menjadi karyawan tetap di salah satu perusahaan properti, dia bisa magang disana. Dan dia langsung di terima karena sepupunyalah yang memeriksa resume miliknya.

*****

"Saya pamit ya bu, dan terimakasih juga sudah memperkerjakan saya selama ini." Dista sedikit membungkuk sebagai tanda pamit hormat.

"Yha... padahal anak saya akan pulang hari ini, kamu bisa bekerja di kantor dia kalo mau!" Ajeng berseru dengan semangat saat ide itu terlintas di otaknya.

Dista tersenyum kikuk merasa tak enak, "gak usah bu, kan saya jadi gak enak kalo harus ngeropotin bu Ajeng terus. Lagian saya udah keterima magang kok."

Dengan raut wajah kecewa, Ajeng menyerah menahan Dista untuk mengubah keputusannya. "Tapi kamu jang lupain saya ya! Kamu boleh kok main kesini kalo waktu senggang."

"Nanti saya usahakan bu." Ucap Dista dengan senyum manis. Ajeng menarik Dista kedalam pelukannya tiba-tiba, tentu Dista terkejut tapi setelah itu ia biasa dan membalas pelukan Ajeng.

"Kamu itu udah saya anggap anak sendiri tau, bahkan tadinya saya mau jodohin kamu sama anak saya. Biar bisa jadi putri saya beneran, menantu juga sekalian!" Seru Ajeng setelah melepaskan pelukannya, wanita paruh baya itu megatakannya dengan serius dengan kekehan kecil.

Tapi bagi Dista, itu hanya candaan yang tak memungkinkan untuk menjadi kenyataan. Dista cukup sadar diri, dia hanya gadis biasa dari kampung dengan seribu harapan.

****

Dista sudah sampai di rumah sewaannya. Rumahnya minimalis, dan sangat gelap. Kemana sepupunya pergi? Dista menyalakan ponselnya untuk melihat jam. Ternyata sudah hampir tengah malam, jam setengah 12.

"Kemana lagi tuh anak!" Dengan cepat Dista megetikan nama sepupunya untuk di telfon.

Tut! Tut!

"Panggilan anda sedang di luar jangkauan. Cobalah sesa-"

Bip.

"Ck! Gak mungkin belum pulang kerja jam segini." Decak Dista dengan penuh kekesalan. Masalahnya ia tak tau kunci rumahnya dimana, atau bahkan Linda- sepupunya membawa kunci itu.

"Mana harus bangun pagi lagi!" Sungguh Dista tak mau ada kesan buruk di hari pertama kerjanya. Seperti telat contohnya.

Awas aja, kalo sampe Linda lagi asik main sama temen-temennya udah pastikan nanti pulang ia eksekusi. Tapi tak berselang lama ponselnya berbunyi, tapi bukan telpon melainkan notifikasi whatshaap.

Lindakatanyacantik :

Gue di starlight, gue sherlock ya!

Sherlock- jln. Permata No. 09

Yang di depan butik!

Dista menghela nafas gusar, sudah ia duga pasti Linda sedang bermain dengan teman-temannya. Padahal Linda sama seperti dengannya sama-sama berasal dari kampung. Mungkin bedanya Linda cepat upgride sedangkan dirinya tidak.

Dari gaya bicaranya dan fashion, jelas Linda mengikuti anak Jaksel sok ke-kotaan. Sedangkan Dista, dia punya ciri khas tersendiri, logat jawa tipis-tipis dan penampilan Netral, gak terlalu mentereng tapi tidak norak juga.

"Harus banget nyusul gitu?" Ia entah bertanya kepada siapa, yang jelas ia lelah dan butuh istirahat.

****

"Club?!" Mata Dista hampir keluar saat sampai di alamat yang Linda berikan

Dengan gerutuan dan umpatan untuk Linda, Dista bergegas masuk. Di depan pintu ada dua orang security dengan badan seperti kingkong, siapapun akan langsung menciut melihatnya.

Tapi Dista biasa aja. Toh, sama-sama makan nasi, dan tercipta dari tanah.

Dua orang security itu menhadang jalan Dista, "maaf, boleh tunjukan KTP, karena banyak sekali anak remaja yang berdandan seperti kamu." Seru salah satu Security.

Dista menatapnya tak percaya, memang tinggi dia terbilang minim tapi baru kali ini yang menyangka dia seorang remaja. Entah harus senang atau tersinggung.

"Saya ini sudah 20 tahun, saya sudah kuliah dan sudah bekerja!" Ucap Dista dengan penuh penekanan di setiap katanya.

"Kita perlu bukti." Seru security itu dengan menatap Dista curiga.

Dengan kesal Dista mencari dompetnya di tas sling bag yang ia pakai. "Ck! Ribetin aja!" Gerutunya kesal.

"Nih! Jelaskan! Gak tau apa lagi buru-buru!" Kesal Dista setelah menunjukan KTP-nya.

Dua security itu hanya tersenyum kikuk, "lagian mbaknya kaya anak SMA sih, kecil banget." Dista mendelik kesal.

"Kalian itu muji saya atau ngejek hah! Pencemaran nama baik loh! Mau saya ajuin ke pengadilan!"

"Bercanda mbak, jangan serius! Yok masuk yok!" Temannya itu langsung menggiring Dista ke area Club untuk tidak memperpanjang masalah.

Tapi tetap saja Dista kesal, "udah! Saya bisa jalan sendiri!" Security yang mengantarnya langsung kembali ke depan.

"Tempat setan!" Gumam Dista dengan raut wajah tak suka. Banyak sekali orang yang berjoget ria seolah badannya itu seringan kapas. Music berisik, dan bau alkohol, tentu itu semua sudah Dista bayangkan sebelum masuk ke tempat seperti ini.

"Ck! Dimana lagi tuh orang!" Matanya menelusuri setiap tempat yang sangat padat dengan human, "astaga Linda!" Dista menutup mulutnya terkejut saat melihat Linda sedang berjoget dengan pria di sekelilingnya.

Dengan cepat Dista berjalan menghampirinya. Dengan satu tarikan Linda berhasil keluar dari kerumunan, matanya sayup-sayup menatap seseorang yang menariknya, lalu setelah itu dia tertawa.

"Huwaaa... Dista! Akhirnya lo datang juga, gue di putusin sama Dion! Hiks... hiks..." Dista menatap garang sepupunya yang sudah mabuk berat.

"Sadar Linda! Kamu mau aku bilangin tante Rina hah!? Ngapain ketempat beginian!" Dista mengguncang tubuh Linda agar sadar.

"Hiks... kenapa lo marahin gue! Hiks... gue itu lagi sedih..." Dista hanya memutar bola matanya malas saat Linda merengek dan menangis.

"Huhh... disini lo rupanya Lin!" Dista melirik pria di sebelahnya yang memanggil nama sepupunya.

Wajahnya langsung berubah garang, "Siapa kamu? Kamu yang namanya Dion? Kamu apakan adek saya?" Pria di sampingnya tentu kaget dan sedikit takut dengan spontan ia menggelengkan kepalanya pelan.

Memang, Dista mode marah langsung menjelma singa. Sedangkan Linda sudah berada di dalam pelukannya dengan gumaman tak jelas.

"Bu-bukan, gue bukan Dion, nama gue Leo temennya Linda. Salam kenal kakaknya Linda." Leo mengulurkan tangannya ke arah Dista dengan senyum kikuk, ia masih ter-kaget kaget.

"Kamu yang ngajakin Linda kesini?" Dengan cepat Leo menggeleng lagi. "bukan, Linda yang ngajak saya kesini kak." Sumpah demi apapun tatapan Dista menurut Leo lebih seram daripada matannya boneka mampang yang besar dan berkedip-kedip.

"Bantuin saya mapah Linda." Dengan gerakan cepat Leo langsung berpindah ke sebelah kanan Linda. Setiap kata yang keluar dari mulut Dista, seperti perintah bukan pilihan.

"Loh... ngapain Kalian disini?" Langkah mereka terhenti saat ada pria tinggi dengan setelan jas yang sedikit kusut.

"Heheh... i-iya pak..." dengan canggung Leo menjawab, Dista hanya menatap bingung pria di sebelah Leo.

*****

Hii... ini cerita baru aku, koment yah!!

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Aliannaxsya

Selebihnya
Jodoh yang tak terduga

Jodoh yang tak terduga

Romantis

5.0

Camila seorang wanita yang dulunya sangat mengidambakan menjadi model. Menurutnya jalan di catwalk dan bertemu banyak orang akan membuat aura dirinya lebih pekat. Tapi sayang itu semua hangus dalam sekejap mata. Keluarganya yang hancur karena kebangkrutan lalu luka yang berada di wajah Camila tepatnya di pipi kirinya membuat ayah dan ibunya bertengkar karena ingin operasi plastik untuk Camila ,sedangkan sang ayah Darren sudah tak memiliki apapun. Dan itu semua membuat Camila muak dan pergi dari rumah. Dia selalu menutupinya menggunakan masker. Saat dia bingung ingin pergi kemana, tiba-tiba ada mobil yang tak sengaja menyerempet dia. Bangun-bangun dia menemukan seorang wanita yang mungkin lebih tua darinya sekitar 3-4 taunan. Dia Riana, tak di sangka tuhan mempertemukan dia untuk Camila menjadi sebuah keberuntungan. Dia seorang psikolog, saat dia menceritakan semua masalahnya dari keluarga, hingga awal mula adanya luka yang di wajahnya itu, menurut Riana Camila mengalami gejala PTSD, dan kemungkinan besar itu berasal dari luka di wajahnya. Camila mulai kesusahan dengan gejala itu karena itu sangat menggangunya dengan pekerjaannya. Jika sedang kambuh dia akan berhalusianasi seperti yang ada di otaknya dan untuk kembali normal lagi keinginannya harus terpenuhi. Dia semakin sedih karena luka di wajahnya itu, meskipun tertutupi oleh make up yang dia racik sendiri tapi tetap saja itu menghambatnya dengan pekerjaanya. Hingga suatu hari dia di terima di perusahaan ternama dan beruntungnya dia menajadi perias model, betapa senangnya Camila saat itu. Namun sayang, setelah dia bertemu dengan CEO perusahaan itu yang bernama Reon semuanya jadi kacau karena PTSD nya kambuh dan menyebabkan masalah banyak hal. "Aku kekasih mu!" Tegas Camila. "Saya sama sekali tidak mengenal mu!" Sinis Reon.

Buku serupa

Pemuas Nafsu Keponakan

Pemuas Nafsu Keponakan

Romantis

5.0

Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Aku, Rina, seorang wanita 30 Tahun yang berjuang menghadapi kesepian dalam pernikahan jarak jauh. Suamiku bekerja di kapal pesiar, meninggalkanku untuk sementara tinggal bersama kakakku dan keponakanku, Aldi, yang telah tumbuh menjadi remaja 17 tahun. Kehadiranku di rumah kakakku awalnya membawa harapan untuk menemukan ketenangan, namun perlahan berubah menjadi mimpi buruk yang menghantui setiap langkahku. Aldi, keponakanku yang dulu polos, kini memiliki perasaan yang lebih dari sekadar hubungan keluarga. Perasaan itu berkembang menjadi pelampiasan hasrat yang memaksaku dalam situasi yang tak pernah kubayangkan. Di antara rasa bersalah dan penyesalan, aku terjebak dalam perang batin yang terus mencengkeramku. Bayang-bayang kenikmatan dan dosa menghantui setiap malam, membuatku bertanya-tanya bagaimana aku bisa melanjutkan hidup dengan beban ini. Kakakku, yang tidak menyadari apa yang terjadi di balik pintu tertutup, tetap percaya bahwa segala sesuatu berjalan baik di rumahnya. Kepercayaannya yang besar terhadap Aldi dan cintanya padaku membuatnya buta terhadap konflik dan ketegangan yang sebenarnya terjadi. Setiap kali dia pergi, meninggalkan aku dan Aldi sendirian, ketakutan dan kebingungan semakin menguasai diriku. Di tengah ketegangan ini, aku mencoba berbicara dengan Aldi, berharap bisa menghentikan siklus yang mengerikan ini. Namun, perasaan bingung dan nafsu yang tak terkendali membuat Aldi semakin sulit dikendalikan. Setiap malam adalah perjuangan untuk tetap kuat dan mempertahankan batasan yang semakin tipis. Kisah ini adalah tentang perjuanganku mencari ketenangan di tengah badai emosi dan cinta terlarang. Dalam setiap langkahku, aku berusaha menemukan jalan keluar dari jerat yang mencengkeram hatiku. Akankah aku berhasil menghentikan pelampiasan keponakanku dan kembali menemukan kedamaian dalam hidupku? Atau akankah aku terus terjebak dalam bayang-bayang kesepian dan penyesalan yang tak kunjung usai?

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku