Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
CINTA TAK DIRESTUI DEDEK BAYI SOLUSINYA

CINTA TAK DIRESTUI DEDEK BAYI SOLUSINYA

bankbeank

5.0
Komentar
19
Penayangan
2
Bab

Kisah cinta Andi dan Ana sepasang remaja yang cintan mereka tidak mendapatkan restu dari orang tua Ana. Akhirnya mereka memutuskan untuk berbuat zina dan Ana hamil hasil buah cinta mereka berdua. Akankah Andi dan Ana mendapatkan restu setelah Ana hamil? Baca selengkapnya kelanjutan kisahnya!!

Bab 1 EPISODE 1 ANDI DAN ANA BERENCANA HAMIL DILUAR NIKAH

"Bapak sama ibu gk merestui hubungan kita mas" Ucap Ana sambil menangis dipangkuan Andi.

"Sabar aja sayang lambat laut pasti mereka merestui kita kok" Andi sambil mengelus - elus rambut Ana.

"Tapi harus sampai kapan mas?.... Kita pacaran udah hampir sepuluh tahun, tapi bapak sama ibu ku tetap saja seperti itu" Ana terus saja bergeming.

"Jalani aja dulu Mas juga udah gak sanggup kalo kita cuman gini - gini terus" Sambil menenangkan Ana.

Mereka berdua sedang berada di taman indah sukabejo, Andi dan Ana bersantai dipinggir danau kecil yang ada ditaman.

Waktu itu siang menuju sore matahari sangat cerah dan udara sejuk menghempas mereka berdua.

"Alangkah indahnya mas kalo kita udah menikah ya? Kita setiap hari bisa bersama" Ana terus memikirkan nasib cinta mereka berdua.

Hingga terlintas dipikiran Andi untuk menghamili Ana, agar mau tidak mau orang tua Ana akan menyetujui hubungan mereka berdua.

"Kalo ada satu cara, tetapi cara itu bisa bikin kita nikah dan disetujui ibu, bapak kamu gimna? Kamu setuju gak" Ucap Andi kepada Ana.

"Hahhhh...... Apa itu mas?" Ana bangun dari pangkuan Andi dan menghadap tepat wajah Andi.

"Jadi gini ya sayang mas kasih tahu! Ini cara terakhir buat hubungan kita, kalo memang kita mau menikah dan hidup bersama" Andi semakin serius sambil menatap mata Ana

"Apa sih itu mas?.... Ana terus bertanya kepada Andi karena dia penasaran.

" Mau gak mau kamu harus aku hamilin sayang! Satu-satunya cara tinggal ini agar kita direstui" Tangan Andi sambil mengangkat dagu Ana.

Ana kaget dan syok mendengar cara dari Andi. "Hahhhh kenapa? Harus gitu mas emang gak ada cara lain lagi"

"Kita tidak ada cara lagi, tinggal ini saja kalo kamu hamil mau tidak mau pasti ibu bapak kamu bakal merestui kita". Terus meyakinkan Ana.

" Kalo kamu memang cinta sama mas dan mau menjadi istri mas! Ayok kita lakukan" Sambil memegang kedua tangan Ana.

"Tunggu ya mas! beri aku waktu dulu untuk memutuskan itu semua" Sambil memeluk erat tubuh Andi.

Mereka berdua berpelukan mesra ditengah taman, tanpa mereka sadari Andi dan Ana menjadi pusat perhatian pengunjung yang ada ditaman.

"Mass....massss kita dilihatin banyak orang mas, dijadikan pusat perhatian sama mereka" Sambil melepas pelukannya.

"Iyaa dek padahal kita cuman pelukan" Sambil menoleh ke arah belakang.

"Yaudah ayok mas kita pergi saja dari ini" Sambil menggandeng Andi.

Tanpa Ana sadari ketika mereka berpelukan tadi, ternya disana ada tetangga Ana yang juga menyaksikan mereka berdua.

Ana sangat benci sekali dengan tetangganya ini karena mulutnya sangat ember.

Tetangga Ana bernama Sari, dia melihat apa yang dilakukan Ana dan Andi tadi ditaman.

"Wahhh bisa jadi berita bagus ini, biar heboh satu kampung" Dengan senangnya dia melihat kejadian tadi karena memang tadi dia memvideo Andi dan Ana saat berpelukkan.

Andi dan Ana menuju parkiran untuk mengambil motor mereka, mereka menggunakan motor sendiri - sendiri saat berangkat ke taman.

"Mas aja dek yang bayarin uang parkirnya" Sambil mengambil uang pada dompetnya.

"Ana kembali memasukan uangnya pada tas nya, makasih ya mas" Sambil menaiki motornya.

"Iya dek yaudah kamu hati - hati pulangnya" Sambil bersalaman dengan Ana.

"Yaudah adek pulang dulu mas daaaa... " Ana sambil menjalankan motornya.

Setelah membayar uang parkir Andi juga bergegas pulang, karena memang rumah Andi dan Ana berbeda arah tapi masih satu desa.

Sari lantas mengirim video Andi dan Ana yang sedang berpelukkan, ke grup arisan ibu - ibu yang didalamnya juga ada ibu Ana yang tergabung.

Seperti biasa sari dengan sengaja menuliskan "ada anak siapa ya ini ditempat umum kok peluk - pelukkan gak malu apa ya" Sari senangnya bukan main pasti bakal heboh.

Saat itu ibu Ana sedang santai diteras rumah sambil memainkan ponselnya, melihat notifikasi grup arisan masuk ibu Ana langsung melihatnya.

"Ya Allah malu - maluin orang tua aja kamu Ana, pakk... Pakkk kesini pak" Sambil marah - marah.

"Ada apa to buk kok teriak - teriak" Bapak Ana bertanya pada istrinya.

"Liat ini pak kelakuan Ana bikin malu orang tua" Memberikan ponselnya pada suaminya.

"Astaghfirullah.... Ana bikin malu aja" Sambil menelan ludah.

"Udah dibilangin jangan berhubungan sama si Andi lagi, masih aja ngeyel ni anak" Sangat marah sekali pada Ana.

"Kita gak bisa tinggal diem buk kalo kaya gini, Ana harus dikasih pelajaran biar gak ngelawan perintah kita" Sambil duduk disamping istrinya.

"Iya Pak bikin malu kita saja, ini pasti ibu - ibu semua disini udah pada tau gara - gara Sari kenapa diposting digrup" Kesal kepada Sari juga.

Beberapa saat kemudian Ana sudah sampai ke rumah.

Melihat anaknya pulang bapak ibu Ana langsung berdiri dan memarahinya.

"Kamu ini ya dibilangin orang tua ngeyel aja, udah dibilang jangan berhubungan lagi sama si Andi masih aja berhubungan" Terus memarahi Ana.

"Mau bikin malu orang tua kamu? Ngapain kamu tadi peluk - pelukkan ditaman? Bertanya pada Ana.

" Enggak buk enggak itu salah paham aja ibu" Sambil meneteskan air mata.

"Udah gak usah banyak alasan, masuk kekamar kamu gak boleh kemana-mana lagi kecuali sama ibu dan bapak" Menyuruh Ana masuk ke kamarnya.

Anak langsung berlari masuk ke kamar nya dengan menangis.

Sebenarnya bapak Ana tidak tega dengan anak yang sering dimarahin ibunya, tetapi bapak tidak bisa berbuat apa-apa karena dia takut pada istrinya.

Sehari - hari memang Ana selalu dimarahin oleh ibunya.

Bahkan pernah satu waktu bapak Ana mendatangi Ana sambil berbicara kepada Ana.

"Bahwa bapak sebenarnya itu membiarkan kamu dengan pilihan kamu Ana, bapak terserah pada pilihan kamu. Tapi bapak tidak bisa berkutik kalau ibu mu terus memarahi kamu, bapak aslinya sangat peduli pada kamu tapi tidak bapak tunjukkan jika ada ibu kamu"

Ana terus menangis didalam kamarnya karena dia sakit hati pada orang tuanya, yang tidak pernah memikirkan perasaan anaknya.

Ana lantas mengirimkan pesan kepada Andi

"Mass [emote sedih, emote sedih, emote menangis]

Andi yang baru saja sampai ke rumah langsung membuka pinselnya karena mendengar pesan masuk, ternyata pesan dari Ana.

" Kenapa sayang kok kamu sedih? Ada apa dengan kamu? Membalas pesan Ana.

"Rumit mas bapak ibu Ana memarahi Ana karena melihat kita pelukan ditaman tadi" Terus menangis.

"Kok bapak ibu mu bisa tahu dek dari mana" Andi bertanya-tanya pada Ana.

"Ana juga tidak tau mas kok bisa ibu dan bapak sampai tau kalo kita pelukan ditaman tadi" Sambil melepas hijabnya yang basah karena air matanya.

"Berarti tadi ada tetangga kamu dek yang melihat kita, terus divideoin" Andi sambil berjalan menuju kamar.

"Jangan - jangan Sari mas, karena cuman dia yang suka ngurusin hidup aku, suka melaporkan aku pada ibu" Mengambil tisu diatas meja.

"Berarti iya dek gak mungkin selain dia, hemmm kasian kamu nya dek gara - gara mas kamu dimarahin orang tua kamu" Andi merasa bersalah.

"Enggk mas ini bukan salah mas kok, ini salah ibu bapak yang gak merestui kita" Ana semakin kesal pada orang tuanya.

"Udah ya sayang kamu gak usah nangis udah tenang ya, nanti pasti kita bersama kok, mas pamit dulu ya dek" Andi pamit mencari rumput.

"Iyaa mas udah gak nangis lagi kok, mau kemana mas? Masih mengusap - ngusap air matanya.

" Biasa dek kalo sore kan mas harus cari ramput, yaudah mas pamit dulu ya" Andi lanjut bersiap - siap mencari rumput.

"Iyaa mas hati - hati" Masih tetep sedih dan menangis.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku