Dusun Kamajaya yang terpencil dan terletak di kaki pegunungan yang berkabut membuat dusun ini selalu berkabut di pagi dan malam hari. Tidak hanya itu, dusun ini seakan terkutuk oleh keangkerannya. Warga yang tinggal di sana tidak ada yang bisa meninggalkan Dusun Hantu ini, karena misteri yang menyelimuti dusun ini dari leluhur mereka. Rumah Besar yang sudah lama kosong yang tadinya milik bangsawan kaya dusun ini juga menambah seramnya dusun ini di waktu malam. Beberapa penghuni rumah besar ini juga hilang tanpa jejak, membuat Dusun Kamajaya lebih terkenal sebagai Dusun Hantu ... Penampakan sosok pria bertubuh besar di tengah malam yang berkabut juga menambah kemisteriusan dusun hantu ini. Beberapa pendatang dari luar sudah mencoba memecahkan misteri dari dusun hantu ini termasuk trio pemburu hantu Radit, Rara, dan Rudi. Satu lagi pendatang ke dusun ini yaitu Kristin yang merasa penasaran dengan cerita ibunya yang merupakan salah satu warga yang bisa lepas dari dusun angker ini, berusaha menelusuri asal usul leluhurnya di dusun ini untuk topik utama di blog pribadinya. Berhasilkah beberapa pendatang di dusun hantu ini memecahkan misteri dusun ini ataukah mereka terseret ke dalam kemisteriusannya dan menjadi korbannya? Bagaimana dengan rumah besar yang kosong ini, apakah rumah besar ini yang menjadi sumber keangkeran Dusun Kamajaya?
Dusun Kamajaya yang terletak di kaki pegunungan ini sekilas terlihat sebagai dusun yang sangat nyaman dengan pepohonan hijau yang hampir tersebar sepanjang perjalanan memasuki dusun ini.
Alamnya sangat menyejukkan mata yang memandang, ditambah dengan udara dingin yang selalu menyelimuti dusun ini membuat otak terasa bebas dari segala masalah yang membuat kepala pusing.
Sayangnya, untuk memasuki dusun yang terbelakang ini, harus melewati hutan yang rimbun dahulu karena sekeliling Dusun Kamajaya dibatasi oleh hutan yang sangat rindang dan berkabut.
Walaupun hutan d sekeliling dusun ini tidak berbahaya, namun kabut yang senantiasa menyelimuti Dusun Kamajaya dan sekitarnya ini membuat siapapun akan kesulitan jika hendak memasuki dusun berkabut ini.
Begitu memasuki dusun ini lebih banyak lagi pepohonan hijau yang tersebar baik di pinggiran dusun maupun di pusat dusun. Suasana ini sangat menyenangkan untuk yang baru pertama kali mendatangi Dusun Kamajaya, tapi tidak untuk yang sudah lama tinggal di sana.
Dusun Kamajaya sangat sunyi karena hanya dihuni oleh beberapa puluh kepala keluarga saja yang kebetulan leluhurnya sudah tinggal lama di dusun ini. Jika malam tiba, dusun ini bagaikan dusun yang mati, karena tidak ada seorangpun yang pernah dan berani keluar dari rumahnya saat malam sudah menjelang.
Konon pada malam hari sering muncul makhluk-makhluk dari alam lain yang berkeliaran di jalanan dusun ini. Terutama sosok pria besar yang selalu berjalan dalam kabut. Warga memilih menjauh dari segala macam urusan makhluk-makhluk alam lain ini alih-alih mengusirnya. Makhluk-makhluk ini tidak menganggu warga dusun sepanjang warga dusun tetap berada di dalam rumah saat malam hari.
Rumah-rumah penduduk yang sederhana yang pada pagi hari menambah pesona indahnya dusun ini, saat malam hari menjadi sangat menyeramkan karena tidak ada penerangan sama sekali di dalam rumah-rumah tersebut.
Listrik belum menyentuh Dusun Kamajaya. Mungkin karena dusun ini tertutup hutan, atau juga jaringan listrik belum tersedia untuk daerah sekitar dusun ini.
Warga Dusun Kamajaya sangat ramah menyambut setiap pendatang yang memasuki dusun ini. Tidak ada yang tahu pasti juga tujuan pendatang untuk ke dusun yang sangat sunyi ini. Mungkin untuk beristirahat dari hiruk pikuk kota yang membuat sakit kepala, atau mungkin juga ada tujuan lain yang tidak begitu dipedulikan oleh warga dusun.
Dusun Kamajaya selalu berkabut di pagi hari yang menghalangi pandangan warga dusun yang hendak beraktifitas. Hanya siang hari saja kabut ini menghilang yang bisa digunakan warga dusun untuk melakukan kegiatannya. Jika malam tiba, kabut ini akan menyelimuti Dusun Kamajaya lagi yang membuat dusun ini menjadi Dusun Misterius.
*****
Pagi yang indah di Dusun Kamajaya. Mentari tampak bersinar dengan cahaya redup karena tertutup oleh awan dan kabut yang masih memenuhi dusun ini.
Warga dusun tampak beraktifitas walaupun agak kesulitan dalam penglihatan karena kabut-kabut ini.
"Bagaimana panen hari ini, Kang?" tanya salah satu warga bernama Sapto kepada petani bernama Nandar.
"Baik ... Kang! Masih bagus, tidak terjangkit hama!" jawab Nandar.
"Baguslah Kang ... berarti masih dilindungi dan tidak diganggu oleh makhluk-makhluk alam lain itu!" ujar Sapto.
"Aku sendiri belum pernah melihat makhluk-makhluk alam lain yang Kang Sapto katakan tadi ... apa benar-benar ada, Kang?" tanya Nandar.
"Aku juga tidak tahu, Kang Nandar! Dari kecil, ibuku sudah melarangku keluar rumah kalau malam ... bisa hilang katanya diculik makhluk alam lain!"
"Sama kalau begitu Kang ... aku juga tidak pernah keluar rumah kalau malam gara-gara nasehat orang tuaku dahulu!"
Percakapan keduanya terhenti saat melihat tiga remaja memasuki dusun yang masih berkabut ini.
"Adek-adek ini mau kemana?' tanya Nandar.
Ketiga remaja yang awalnya tampak kebingungan karena kesulitan penglihatan di tengah kabut ini merasa senang bertemu penghuni dusun ini.
"Selamat pagi pak ... kami ini sedang membuat berita untuk tugas akhir kami!" sapa Rini, salah satu remaja tadi.
"Kenapa jauh-jauh ke dusun kami ini? Apa tidak ada yang lebih baik untuk dijadikan berita?' tanya Sapto.
"Kebetulan kami mendengar tentang kemisteriusan dusun ini pak ... jadi kami ingin membuktikan juga keberadaan sosok yang katanya sering muncul di malam berkabut!" ujar Riko, satu-satunya pria dalam rombongan ini yang berambut keriting.
"Kami mohon maaf pak ... jika kedatangan kami menganggu kehidupan penghuni Dusun Kamajaya ini," kata Ratih yang merupakan pemimpin remaja ini.
"Kami sih tidak keberatan ... tapi resiko tanggung sendiri karena kami penduduk dusun tidak pernah keluardari rumah jika malam tiba dan kabut mendatangi dusun kami ini!" ujar Nandar.
"Baiknya adek-adek ini lapor dahulu ke kepala dusun, Pak Prapto biar tidak terjadi kesalah pahaman!" saran Sapto.
"Kami boleh keliling dahulu pak?" tanya Rini.
"Silahkan saja ...!" kata Nandar yang kemudian sibuk dengan pekerjaannya kembali.
*****
Tiga remaja yaitu Ratih, Rini, dan Riko ini adalah trio mahasiswa dari salah satu perguruan tinggi yang cukup beken dengan jurusan broadcastingnya.
Untuk tugas akhir secara berkelompok, mereka mencari sesuatu yang unik untuk dijadikan berita.
Saat mencari di salah satu situs internet, mereka mendapatkan kisah mengenai Dusun Kamajaya yang lebih dikenal dengan Dusun Hantu karena kengerian yang akan dirasakan di dusun ini jika malam tiba.
"Rin ... kita tidak lapor ke kepala dusun dahulu?" tanya Ratih saat mereka sudah berada di jalanan dusun yang berkabut dan sangat dingin ini.
"Biarin sajalah Rat ... lagian nanti kita dilarang-larang lagi videoin suasana dusun ini!" kata Rini sambil merekam suasana dusun yang masih berkabut ini dengan ponselnya.
"Hati-hati loh kalian ... dusun seperti ini biasanya sangat angker dan banyak pantangannya!" ujar Riko yang disambut nada mengejek oleh kedua gadis ini.
"Dasar penakut! Kalau takut ... tadi kamu di kampus saja Rik!" ejek Rini.
"Bukan begitu Rin ... nenekku berasal dari dusun yang sama seperti ini dan banyak keangkeran dan pantangannya!" kata Riko lagi berusaha meyakinkan kedua gadis ini untuk minta ijin kepada kepala dusun dahulu agar mengerti tentang tata krama bertamu ke dusun ini.
"Aku baca di situs internet tentang dusun angker, kalau di Dusun Kamajaya ini juga ada rumah kosong yang berhantu! Kita ke sana yuk ... mumpung masih pagi hari jadi hantunya tidak keluar!" ujar Rini yang sangat bersemangat.
"Kalau masuk ke rumah hantu, aku tidak ikut Rin! Tujuan kita kan hanya mendokumentasikan tentang Dusun Kamajaya, bukan rumah berhantunya!" kata Ratih yang merasa kalau Rini sudah terlalu melanggar pantangan yang harusnya dijaga oleh mereka sebagai generasi muda.
"Beneran Rat kamu tidak mau ikut masuk? Kalau kamu Rik ... tidak ikut juga? Bagaiman sih kalian ... kalau kita tidak memeriksa rumah berhantu ini, sama saja dengan ada sesuatu yang kurang nanti di laporan berita kita!" kata Rini menyemangati rekannya.
"Kita sudah sampai nih di ujung dusun ... itu rumah hantunya!" tunjuk Rini ke sebuah bangunan rumah yang cukup besar yang sangat berbeda dengan bangunan rumah penduduk yang mereka lihat sebelumnya.
"Bagaimana? mau masuk tidak?" tanya Rini.
Bab 1 Dusun Misterius
15/08/2022
Buku lain oleh Lexza
Selebihnya