icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Terjerat Pesona Sang Casanova

Terjerat Pesona Sang Casanova

Kinan Larasati

5.0
Komentar
113.8K
Penayangan
142
Bab

Tidak perduli wanita itu suka atau tidak. Regan sudah mengklaimnya sevagai miliknya. Hatinya telah terpaut pada wanita cantik itu. Bagaimanapun caranya, Regan akan terus membuat wanita itu tetap berada di sisinya dan menjadi miliknya. Ia tidak akan pernah melepaskannya walau cintanya harus bertepuk sebelah tangan. Walau berulang kali wanita itu terus menolaknya dan menghindarinya. Regan tetap akan mencarinya dan membuatnya selalu di sisi Regan. "Tidak perduli kamu membalas cintaku atau tidak. Kamu adalah wanitaku, dan aku tidak akan pernah melepaskanmu sampai kapanpun juga," ucap Regan.

Bab 1 Pencuri

LONDON

Malam `ini Angelia harus pulang terlambat karena sebuah pekerjaan yang mengharuskannya lembur.

“Ya Tuhan lelah sekali rasanya,” keluhnya merenggangkan kedua tangannya.

Suasana di kota C cukup ramai penduduk, dan udara disini cukup dingin. Angelia mengeratkan mantelnya seraya memeluk tubuhnya sendiri.

Suasana malam itu cukup sepi, tak banyak orang berlalu lalang.

Angelia sampai di rumahnya yang begitu sederhana. Rumah yang dia beli beberapa bulan terakhir ini dari penghasilannya.

Ia mengetik password di tombol dekat pintu.

Klik

Suara kunci terbuka, ia pun menekan knop pintu dan masuk ke dalam rumah.

“Ah!”

Ia memekik saat hendak menutup pintu rumahnya, seseorang menerobos masuk ke dalam rumah dengan memakai hoddie hitam yang menutupi kepala juga wajahnya.

“Siapa kamu? Kamu mau mencuri?” pekik Angelia sangat ketakutan sekaligus kaget.

“Bantu aku!” seru pria itu dengan nada memerintah.

“Tidak! Aku tidak mau menolong orang asing!” seru Angelia dengan tegas.

Terdengar suara beberapa sepatu yang berlari.

“Tutup.”

“Hei!” Angelia memekik kesal saat pria itu menutup pintu rumahnya hingga berbunyi klik dan tubuh tingginya berada tepat di depan Angelia dengan jarak yang sangat dekat.

“Kau ini siapa sebenarnya, dan mau a...” mulut Angelia di tutup telapak tangan besar pria itu.

“Diam,” serunya seraya menempelkan telinganya ke daun pintu.

Diam-diam Angelia memperhatikan wajah pria di depannya itu dengan seksama karena jarak mereka begitu dekat.

Tampan....

Itulah yang pertama kali ada di benak Angelia.

“Sudah puas menatap wajahku?” seru pria itu yang kini mata tajamnya menatap ke mata abunya.

Angelia yang ketahuan segera mendorong dada pria itu untuk menjauh darinya dan berjalan mendekati telpon rumahnya.

“Hallo, kantor polisi. Saya...”

Seruan Angelia terhenti saat telponnya di rebut seseorang dari belakang dan mematikannya.

“Apa mau mu? Dasar pencuri!” pekik Angelia.

“Memang apa yang aku curi, sampai kau menuduhku mencuri?” tanya pria misterius itu.

“Cepat pergi dari sini!” usirnya.

“Aku masih butuh tumpangan untuk satu malam,” serunya berjalan santai dan duduk di atas sofa membuat Angelia melongo.

“Aku tidak bisa menampungmu! Cepat keluar dari sini!” usir Angelia sudah sangat kesal.

“CK, rumahmu kecil sekali, bahkan kamarku tidak sekecil ini,” seru pria itu membuka penutup kepalanya dengan menaikkan kedua kakinya ke atas meja dengan angkuh.

Arrogant sekali....

“Kau sudah masuk tanpa permisi, kemudian menghina rumahku? Pergi dari sini!” seru Angelia dengan kesal menarik lengan pria itu untuk beranjak dan pergi.

Tetapi sayangnya kekuatan Angelia tidak seimbang dan bahkan tak berpengaruh, malah membuat tubuhnya yang tertarik, saat pria itu menarik lengannya.

Tubuh Angelia jatuh tepat di dada lebar pria tampan itu. Tatapan mereka berdua beradu satu sama lainnya.

“Kau begitu agresif, Nona.”

Angelia semakin dongkol di buatnya, dengan kesal ia kembali mendorong pria itu hingga pegangan di tangannya terlepas dan ia kembali berdiri tegak.

“Dengar kau pencuri, aku tidak kenal siapa kamu dan kenapa kamu di kejar orang-orang tadi. Aku tidak ingin terlibat apapun, jadi sekarang pergi dari rumahku!” usir Angelia yang sudah sangat kesal.

“Aku akan pergi besok pagi, kau lakukan saja apa yang kau mau. Dan aku tidak akan mengusikmu,” serunya dengan santai melepaskan hoddie nya hingga menyisakan kaos berwarna hitam.

“Huh!”Angelia sudah tak mampu berkata apapun lagi. Dengan kesal ia memilih pergi memasuki kamarnya dan membanting pintu kamarnya.

“Siapa pria itu?” gumam Angelia saat sudah berada di kamar.

Ia menempelkan daun telingannya ke pintu berusaha mencuri dengar tetapi tak ada suara apapun.

“Apa mungkin dia pencuri?” gumamnya kembali berdiri tegak dan berjalan mendekati ranjangnya. “Tetapi bagaimana mungkin seorang pencuri setampan dia?”

“Aduh pusing! Ada apa dengan hari ini, sudah pekerjaan yang tidak ada habisnya, aku juga lupa makan siang dan sekarang malah di rampok pencuri tampan,” gerutunya merasa kesal sendiri.

Setelah cukup lama Angelia berada di dalam kamar, ia kembali keluar kamar setelah menempelkan telingannya di daun pintu memastikan keadaan.

Angelia melihat pria tadi tertidur di atas sofa kecilnya dengan menutupi wajah menggunakan lengannya. Perlahan Angelia melangkah memasuki ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Setelah cukup lama membersihkan diri dan terasa sangat segar, Angelia keluar dari kamar mandi.

“Ah!” pekiknya saat pria tadi sudah berdiri di depannya.

“A..apa? kamu mau apa?” tanya Angelia menyilangkan kedua tangannya di dadanya. Tubuhnya hanya di tutupi jubah handuk berwarna putih.

“Ck, ada orang asing di rumahmu, kamu malah menggunakan handuk seperti ini,” seru pria itu berjalan mendekati Angelia menghapus jarak di antara mereka.

Angelia berjalan mundur hingga punggungnya menabrak dinding di belakangnya. Pria itu menempelkan sebelah tangannya ke dinding di sisi kepala Angelia, kemudian mendekatkan wajahnya dengan wajah Angelia.

“Strawberry,” gumamnya. “Sangat segar.”

“Jangan macam-macam!” seru Angelia dengan mata melotot penuh ancaman, tetapi itu tampak lucu dan imut menurut pria misterius itu.

“Memang kenapa kalau aku macam-macam padamu, toh kamu sendiri yang mengundangnya,” seru pria itu dengan seringai devilnya.

“Aku akan lapor polisi!” seru Angelia dengan nada galak.

“Benarkah? Silahkan saja kalau kau bisa,” seru pria itu penuh ejekan.

Akhirnya Angelia bungkam karena merasa dirinya tersudut dan hanya mampu menelan ludahnya sendiri.

“Menyerah?” tanya pria itu. “Ssshhtt...”

Pria itu meringis saat Angelia menendang tulang keringnya.

“Dalam mimpimu!” serunya berlari memasuki kamarnya kembali.

Pria itu menatap pintu kamar yang tertutup kencang dengan senyuman kecilnya.

***

Angelia membuka matanya, semalam ia tidur menjelang pagi karena pria misterius berada di rumahnya. Membuatnya tidak bisa beristirahat dengan tenang dan nyenyak.

“Aku harus memeriksa dia di luar,” seru Angelia menggulung rambut panjangnya dan berjalan perlahan menuju pintu kamarnya.

Ia menempelkan daun telinganya ke pintu dan berusaha mencuri dengar suara apapun di luar tetapi tidak terdengar ada suara.

“Apa dia masih tidur yah,” seru Angelia.

Angelia mengambil hiasan dari kayu yang ada di dalam kamarnya untuk berjaga-jaga kalau pria tadi akan berlaku kurang ajar kepadanya.

Ia memutar knop pintu dan menyembulkan kepalanya. Tatapannya tertuju pada sofa kecil tak jauh dari posisinya.

Kosong...

Kemana pria itu... pikirnya.

Angelia berjalan keluar kamar dan mencari keberadaan pria tadi tetapi suasana rumahnya tampak tenang dan kosong, hanya dia seorang yang ada di rumah.

“Apa dia sudah pergi?” gumamnya berjalan menuju kamar mandi yang juga kosong.

Aroma wangi masuk ke dalam indera penciumannya. Ia berjalan ke arah dapur dan pantry, tampak beberapa makanan yang menggugah selera dan terlihat masih hangat.

“Siapa yang memasak semua ini?” gumamnya.

Di pass bunga terlihat catatan kecil, ia mengambilnya dan membaca tulisannya.

Terima kasih untuk tumpangan satu malamnya. Sebagai imbalannya, aku memasakkan sarapan untukku. Sampai bertemu kembali kucing kecil....

“Kucing kecil? Seenaknya memanggil orang,” seru Angelia menyimpan hiasan kayu dan kertas itu.

“Emm sepertinya enak,” gumamnya langsung duduk di kursi dan tanpa menunggu lama lagi langsung melahap makanan itu.

“Astaga! Lezat sekali, apa dia seorang cheff? Gumamnya dan langsung melahap habis makanannya.

***

Angela baru saja sampai di kantornya dan duduk di meja kerjanya.

“Ada apa dengan wajahmu?” Tanya Rosie yang merupakan temannya.

“Sepertinya pagi ini aku butuh kopi,” ucap Angelia.

“Kamu begadang lagi?” Tanya Rosie.

“Aku terpaksa begadang karena ada pengganggu,” keluh ANgelia.

“Pengganggu? Maksud kamu?” Tanya Rosi semakin penasaran.

“Aku akan menceritakannya nanti saat kita beli kopi. Ayo temani aku,” ajak Angelia.

“Tidak bias Angel,” seru Rosie.

“Kenapa?” Angelia mengernyitkan dahinya bingung.

“Kata Manager, kita tidak boleh kemanapun karena hari ini ada perkenalan direktur baru,” ucap Rosie.

“Memangnya Mr. Dave mau kemana?” Tanya Angelia.

“Katanya Mr. Dave akan pension dan penggantinya adalah putra sulungnya. Dia akan menjadi pewaris dan direktur utama di sini,” ucap Rosie.

“Menurut kabar yang aku dengar katanya putra Mr. Dave ini masih muda. Ia masih 25 tahun tetapi sudah menyelesaikan study nya saat usia 20 tahun dengan nilai tertinggi. Dia sangat pintar dan jangan lupakan satu hal ini, kalau dia sangat tampan. Hampir mirip Mr. Dave,

seru Rosie terlihat bersemangat menceritakan direktur barunya itu.

“Kamu lihat saja Mr. Dave. Walau usia nya sudah mencapai 50 tahun tetapi dia masih sangat tampan, dan gagah,” seru Rosie.

“Jadi intinya sekarang kita tidak bias keluar?” Tanya Angelia.

“Iya,” kekeh Rosie. “Kata Manager, kita di minta berbaris untuk menyambutnya. Karena dia akan berkeliling ke setiap divisi termasuk divisi Keuangan ini.”

“Siapa namanya?” Tanya Angelia.

“Mr. Regan Danial Wiratama.”

Angelia hanya menganggukan kepalanya saja.

----

Tak lama terdengar seruan dari Managernya untuk mereka semua berbaris di dekat pintu masuk menuju divisi Keuangan karena Presiden dan direktur utama yang baru dating.

Mereka semua berdiri di dekat pintu dan terdengar langkah kaki beberapa orang yang terdengar teratur dan seirama. Tak lama muncullah tiga orang pria berbadan tinggi dengan setelan jas yang sangat elegant.

“Selamat pagi,” sapa Davero.

“Selamat pagi Direktur,” seru semuanya.

“Perkenalkan ini putra saya, Regan Danial Wiratama. Untuk selanjutnya dia yang akan menjadi direktur di perusahaan ini menggantikan saya,” serunya.

“Selamat pagi semuanya,” sapa Regan tanpa senyuman.

‘Ah wajah pria itu seperti tidak asing,’ batin Angelia.

Deg

Mata Angelia membelalak lebar saat ia beradu pandang dengan pria itu.

Itu pencuri yang semalam….

***

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Buku lain oleh Kinan Larasati

Selebihnya
Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku