Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
SETIAP MALAM BERSAMAMU

SETIAP MALAM BERSAMAMU

Aldrich

5.0
Komentar
44
Penayangan
4
Bab

Aruna adalah penyebab Rafandra Erlangga menjadikoma selama tiga tahun karena sebuah insiden kecelakaan yang melibatkan keduanya dan setelah kecelakaan tersebut Rafandra selalu muncul dalam mimpi Aruna bahkan keduanya menjalin hubungan dan berlangsung sampai ke dunia nyata.

Bab 1 Bie... tidurlah

Terlihat seorang gadis dengan langkah gontai yang baru keluar dari dalam taksi yang baru saja berhenti di depan sebuah rumah di pinggiran Kota, terlihat gadis itu berjalan dengan menundukkan wajahnya sembari sesekali melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya.

Ya, Gadis itu adalah Aruna, ia baru saja pulang dari sebuah klub malam di mana Bosnya atau teman baiknya yang memiliki sebuah Butik tempat Aruna bekerja saat itu tengah mengajak Aruna untuk bertemu dengan kenalan kekasihnya, namun Aruna merasa ia tidak menginginkan pertemuan itu akhirnya Gadis itu pun memutuskan untuk pulang kembali ke rumah dan saat itu tepat pukul sepuluh malam.

Dari kejauhan terdengar cekiki ketawa dari depan teras rumah saat itu, padahal Aruna belum membuka pintu pagar rumahnya tapi Gadis itu segera tahu siapa yang ada di sana, terlihat dari mobil yang terparkir tepat di depan pagar rumah itu, yaitu tunangan adiknya dan juga pasti bersama adiknya yang bercanda di sana. Segera saja Aruna membuka pintu pagar rumah tersebut lalu ia pun segera berjalan menuju ke arah teras rumah.

"Malam kak," sapa tunangan adiknya yang saat itu melihat Aruna berjalan menuju ke arah keduanya.

"Malam," balas Aruna singkat. Sengaja Gadis itu tidak mau basa-basi karena ia ingin sekali segera masuk ke dalam rumah dan merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Aruna ingin sekali cepat tidur malam itu.

"Tumben Kak malam minggu begini kakak pulang cukup malam? tidak seperti biasanya yang pukul delapan malam sudah sampai rumah. Memangnya Kakak ada kencan hari ini?" ucap Calista saat itu pada kakaknya.

"Emb..." sahut gadis itu dengan dehemannya saja. Aruna pun segera perjalanan melewati kedua orang itu begitu saja dan masuk ke dalam rumah, di sana ternyata Mamanya belum istirahat sengaja Mama Aruna tengah menunggu Aruna saat pulang dan menyiapkan makan malam untuk Putri pertamanya itu.

"Mama belum tidur?" sapa Aruna saat ia sudah sampai di ruang makan setelah ia melewati ruang tamu dan juga ruang keluarga.

"Kenapa sayang? mama sengaja nungguin kamu. Sudah makan?" tanya mama Aruna yang namapak selalu perhatian pada Aruna.

"Sudah dong Ma ini kan sudah malam, mama cepat istirahat saja Aruna ingin segera masuk ke kamar lalu mandi dan tidur," ucap Gadis itu kemudian yang tanpa menunggu jawaban dari Mamanya, gadis itu pun segera berlari menaiki anak tangga menuju ke arah lantai dua di mana kamarnya berada. Kamar Aruna bersebelahan dengan kamar Calista yang berada di lantai dua rumah tersebut, sedangkan kamar Mama dan juga Papanya berada di lantai satu, bersebelahan dengan kamar tamu. Saat itu Mama Aruna hanya bisa menatap punggung putrinya yang kian menjauh dari pandangan matanya lalu menghilang dari balik pintu kamar gadis itu.

"Akh, aku lelah sekali," dengus Aruna yang lalu melemparkan tas yang ia bawa ke atas sofa yang tidak jauh dari tempat tidurnya. Gadis itu lalu mengambil pakaian tidur dari dalam almari kamarnya dan segera membawanya menuju ke arah kamar mandi, kemudian Gadis itu segera memulai aktivitas mandinya seperti biasa sebelum ia tidur, dan beberapa saat kemudian Aruna keluar dari kamar mandi tersebut, ia segera memakai skin care rutin yang biasa ia pakai. Setelah selesai ia lalu meletakkan ponselnya di atas pengisi daya, lalu Aruna merangkak naik ke atas pembaringan untuk merebahkan tubuhnya di sana.

Jujur saat itu Aruna belum makan malam, Ia hanya memakan beberapa camilan kecil yang ada di klub tadi tapi Aruna saat itu lebih memilih untuk segera merebahkan tubuhnya di atas pembaringan agar ia segera tertidur.

"Kenapa Bie? sepertinya perasaan kamu sedang tidak baik-baik saja, apa yang ingin kamu ceritakan padaku malam ini? atau kamu hanya ingin aku memelukmu agar tidurmu malam ini pulas?" ucap suara lembut seorang lelaki yang tepat berada di samping telinga Aruna saat itu, Gadis itu pun bisa dengan jelas merasakan sentuhan dari tangan kekar lelaki di sampingnya yang saat itu tengah melingkari pinggangnya, memeluk erat tubuh Aruna. Entah sejak kapan Aruna mendapatkan mimpi indah di setiap malamnya bahkan ketika gadis itu mendapati hari yang berat baginya setiap malam ia selalu dihibur oleh sosok seorang lelaki yang membuat Aruna begitu nyaman, bahkan lelaki itu bisa dibilang begitu sempurna bagi Aruna dan setiap lelaki yang Aruna temui di dunia nyata tidak pernah bisa sebanding dengan lelaki tersebut. Lelaki itu sudah menghiasi mimpi indah Aruna satu tahun lamanya dan akhirnya Aruna merasa nyaman dengan keadaannya saat itu. Aruna pun lalu beringsut dan berbalik menghadap ke arah lelaki yang tadi berada di belakang punggungnya, dengan nyaman gadis itu bersandar pada bagian depan tubuh lelaki itu seakan-akan Aruna meringkuk dalam pelukan sang kekasih.

"Hemz, aku ingin tidur sayang, aku capek banget hari ini," ucap Aruna kemudian yang berusaha menyembunyikan apa yang ia alami tadi karena ulah teman baiknya. Meskipun Aruna tahu jika teman baiknya itu berniat baik padanya ia ingin mengenalkan Aruna pada teman kekasihnya, tapi Aruna benar-benar merasa ia tidak bisa untuk berkenalan dengan lelaki lain.

"Emb, tidurlah Bie, selamat malam," ucap lelaki yang biasa memanggil Aruna dengan panggilan Bie itu, tidak lupa lelaki itu pun mengecup puncak kepala Aruna sebelum gadis itu benar-benar terlelap.

"Sayang, bisakah kamu nyata?" gumam Aruna dalam pelukan lelaki itu. Hingga Gadis itu benar-benar terlelap di sana dan malam yang bertambah larut, Aruna tidur lelap hingga pagi.

"Srak!" terdengar suara seseorang yang tengah menarik tirai jendela kamar Aruna saat itu membuat cahaya matahari pagi yang menyilaukan menerpa wajah Aruna di sana, seketika itu pula gadis itu segera menutup wajahnya dengan selimut yang ia gunakan. Aruna segera tahu jika yang membuka tirai jendela kamarnya saat itu adalah Mamanya, biasa setia pagi Mamanya selalu melakukan aktivitas tersebut. Dan memang benar tidak butuh waktu lama terdengar suara panggilan seorang wanita yang sedikit nyaring membuat Aruna segera terbangun dari tidurnya.

"Sayang bangun, kamu nggak masuk kerja hari ini?" tanya Mama Aruna kemudian. Namun Aruna yang baru membuka kedua matanya saat itu tidak menjawab pertanyaan mamanya.

"Sekarang sudah pukul delapan pagi, kamu tidak berangkat kerja memangnya?" ucap tanya Mama Aruna pada sang Putri.

"Hari ini Aruna cuti Mama tidak masuk kerja, jadi biarkan Aruna menikmati hari libur Aruna ya? tolong jangan ganggu Aruna, nanti kalau aku lapar, aku akan bangun dan membuat makanan sendiri," ucap Gadis itu kemudian dan akhirnya membuat Mamanya pun mengerti lalu meninggalkan ruang kamar Gadis itu. Sebenarnya Aruna tidak libur, tapi Ia sedang marah pada temannya.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Cinta yang Tersulut Kembali

Cinta yang Tersulut Kembali

Romantis

4.9

Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku