Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Salsa Untuk Darren.

Salsa Untuk Darren.

Sischa Daniasri

5.0
Komentar
851
Penayangan
40
Bab

Nama saya Darren. Saya berusia 32 tahun. Saya seorang pembenci wanita. Bukannya aku tidak menyukai wanita. Hidupku hancur karena seorang wanita. Di situlah saya mulai alergi terhadap wanita. Nama saya Salsa. Saya berusia 20 tahun. Saya seorang marketing dan pembuat kue. Tapi hidupku hancur karena Darren. Ketika kisah kami sedang hangat-hangatnya. Mantan pacar Darren datang. Akankah Darren menerima Salsa dan putranya? Atau apakah Darren kembali ke wanita yang menghancurkan hidupnya? Jika Darren kembali, apa yang akan terjadi pada Salsa dan putranya?

Bab 1 MENGIRIMKAN PESANAN.

Brakkkkkk!!!

Sebuah gebrakan meja yang cukup keras sekali. Ketika pertemuan dengan klien bisnis di sebuah kafe. Pria itu marah lalu segera pergi dari sana. Sementara sang asisten pribadi segera membereskan kontrak kerja yang belum ditandatanganinya itu, "Maaf Nona, kami harus pergi!!!"

Pria itu segera memasuki mobil mewahnya dan duduk di belakang kursi penumpang. Sedangkan sang asisten duduk di balik kemudi.

"Sudah aku katakan! Aku tidak mau bertemu dengan klien perempuan!" geram Darren nama pria itu.

"Maaf, Tuan Saya tidak tahu kalau yang kita temui adalah seorang perempuan," jawab Harry sang asisten itu.

"Balik ke mansion!" titah Darren dengan wajah merah padam.

"Baik Tuan!" sahut Harry yang segera meninggalkan kafe itu.

Di rumah yang sederhana ada seorang wanita paruh baya memanggil puterinya, "Salsa."

Salsa yang masih berkutat dengan pekerjaannya itu segera menghampirinya. "Ya Ma, Ada apa?"

"Segera kamu kirimkan pesanan ini ke kediaman Keluarga Pratama," Gina menyuruh Salsa untuk mengirimkan pesanannya itu. "Tapi..."

"Tapi apa Ma?" Salsa mulai bingung dengan ucapan Gina yang menggantung.

"Jangan sekali-sekali kamu bertemu dengan Tuan Muda Darren," Gina akhirnya melanjutkan perkataannya itu yang mulai khawatir dengan Salsa.

"Kenapa Ma?" Salsa mulai duduk sambil meminum air di meja.

"Kamu tahu kalau Tuan Muda Darren adalah pria yang sangat kejam kepada perempuan. Mama tidak ingin kamu berdekatan dengan Tuan Muda Darren," ucap Gina yang mengingatkan Salsa. "Entah kenapa hari ini Mama tidak mempunyai perasaan yang tidak enak."

"Tenang Ma. Semuanya akan baik-baik saja," ujarku sambil memegang tangan Mama. "Ya udah dech Ma, aku berganti baju dulu."

Gina menganggukan kepalanya lalu berdoa untuk keselamatan puterinya itu. Perasaan Gina semakin was-was saja. Gina tidak ingin Salsa bertemu dengan ahli waris keluarga Pratama itu.

Lima menit berlalu. Salsa segera pergi ke dapur untuk mengambil papper bag. Salsa mendekati Gina untuk berpamitan, "Ma... aku pergi dulu. Siang ini aku akan mengunjungi toko di kawasan Sudirman."

"Apakah kamu pulang malam?" tanya Gina yang masih gelisah.

"Ya... Ma... Aku akan mengecek barang lalu belanja," jawabku yang melangkahkan kaki.

Gina yang melihat kepergian Salsa hanya bisa menghembuskan nafasnya. Gina sangat takut sekali jika puteri semata wayangnya bertemu dengan Darren sang pria kejam itu. Sudah banyak perempuan yang mendekati Darren hanya ingin mendompleng namanya saja. Untuk pamer di media sosial mereka. Namun mereka bernasib buruk. Darren tidak segan-segan untuk menghabisi sang perempuan itu bahkan bisnis keluarganya itu.

Tiga puluh menit kemudian, Salsa sudah sampai di kediaman Pratama. Sebuah bangunan bergaya Eropa klasik menambahkan kesan mewah itu. Tidak di sangka kalau sang pemilik adalah pria yang mempunyai kelainan jiwa. Salsa memang sengaja tidak memasukkan mobilnya ke dalam halaman mansion itu. Karena Salsa ketakutan jika bertemu dengan sosok Darren itu.

Sebelum masuk Salsa yang sedang membawa papper bag memanggil Pak Ardy yang lagi ngadem dengan beberapa rekan satpam lainnya. Salsa segera mendekati Pak Ardy lalu memanggilnya," "Pak."

Pak Ardy yang sedang mengipasi tubuhnya segera memandang Salsa. Lalu Pak Ardy memanggilku, "Neng Salsa."

"Iya saya," Pak balasku dengan sopan. "Pak ada Tuan Muda Darren?"

Pak Ardy pun paham apa yang Salsa maksud Pak Ardy. Lalu Pak Ardy segera berdiri dan menggelengkan kepalanya, "Tidak Neng, Tuan Muda Darren masih di kantor."

"Syukurlah," ucapku dengan pelan.

Tanpa disadari oleh mereka, datang sebuah mobil mewah yang di kendarai oleh Harry. Mata Pak Ardy membulat sempurna. Entah kenapa tubuh Pak Ardy melemas sempurna, "Maaf neng. Neng tunggu di sini dulu. Tuan Muda Darren mendadak pulang."

"Tidak apa-apa pak," sahutku yang menenangkan Pak Ardy.

Mobil mewah itu tepat terpakir di depan dengan sempurna. Sesosok pria arogan keluar dari mobil lalu menatap Salsa dengan tajam.

"Siapa dia?" tanya Darren ke Harry.

Tubuh Harry seketika melemas. Entah kenapa Harry bisa merasakan sesuatu yang akan terjadi ke Salsa. Harry berharap tidak akan terjadi apa-apa dengan Salsa.

"Dia seorang Puteri penjual kue yang Nyonya sering pesan kepadanya," jawab Harry yang pasrah.

Darren tidak tertarik pada Salsa. Darren menganggap Salsa adalah perempuan sama saja. Yang tertarik pada wajahnya dan kepopulerannya di media sosial. Namun Darren tidak mengetahui kalau Salsa adalah perempuan yang berbeda.

Salsa bukan perempuan matrealistis bahkan mendambakan kepopuleran di media sosial. Pendiam dan pemalu adalah sifatnya yang dimilikinya. Saat Darren memandang wajah Salsa sang empunya menunduk ketakutan. Salsa tidak ingin bertemu dengan sosok Darren.

Kemudian Darren segera melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam. Pak Ardy yang melihat Salsa ketakutan hanya menghela nafasnya, "Neng bener-bener takut ya sama Tuan Muda Darren?"

Salsa menganggukan kepalanya sambil mengangkat kepalanya, "Iya Pak. Tuan Muda Darren sangat menyeramkan."

Baru kali ini Salsa berbicara blak-blakan dengan Pak Ardy saat diminta pendapatnya tentang Darren. Hingga akhirnya Salsa meminta ijin masuk ke dalam, "Pak, saya masuk dulu."

Pak Ardy segera mempersilahkan masuk ke dalam, "Silahkan neng. Tunggu Nyonya sebentar lagi pulang."

Salsa memberanikan diri untuk segera masuk ke dalam. Sementara itu Darren membuang berkas-berkas yang berada di tangannya itu ke lantai hingga berserakan.

"Aku ingatkan sekali lagi. Jika Astral Co. ingin bekerjasama dengan Pratama Gruops International. Jangan sekali-sekali mengirimkan perempuan itu menjadi wakilnya!" bentak Darren dengan suara meninggi.

"Baik Tuan," jawab Harry yang menunduk.

Saat Salsa ingin masuk ke dalam. Salsa mendengar bentakan Darren Salsa mematung dan berharap ingin cepat-cepat pergi dari sini. Namun Salsa mengurungkan niatnya untuk segera menyerahkan pesanannya itu.

Tak lama Selly datang lalu mendekati Salsa yang mematung, "Salsa," panggil Selly.

Salsa terhenyak kaget. Untung saja Salsa tidak melempar pesanannya itu. Salsa akhirnya melihat Selly dengan ketakutan, "Eh... Iya... Nyonya Selly."

"Mari masuk," Selly mengajak Salsa masuk ke dalam.

Mereka akhirnya masuk ke dalam. Lalu melihat Harry yang sedang membereskan kertas yang berserakan di lantai.

"Apakah Darren ada?" tanya Selly.

"Ada Nyonya," Harry segera berdiri sambil memegan kertas-kertas itu.

"Ada apa?" Selly bertanya kepada Harry yang mengerutkan keningnya.

"Tuan Muda Darren mengamuk saat perusahaan Astral mengirimkan utusannya yang berjenis kelamin perempuan," jawab Harry dengan jujur. "Maaf Nyonya saya pergi dulu."

Harry akhirnya naik ke lantai dua. Saat Salsa melihat kepergian Harry hatinya memelas, "Kenapa Tuan Harry sangat sabar sekali?''

Selly yang mendengar kata hati Salsa menyahutinya lalu memegang tangannya yang dingin itu, "Harry adalah pria yang sangat sabar dan juga telaten ketika menghadapi Darren. Apakah kamu takut bertemu dengan Darren?"

Salsa menjawabnya dengan lembut, 'Iya Nyonya Saya takut ketika berhadapan dengannya."

Selly tersenyum kecut mendengar pengakuan Salsa. Baru kali ini ada seorang gadis yang benar-benar ketakutan untuk berhadapan dengan puteranya itu.

"Maaf Nyonya," ucap Salsa yang merasa tidak enak.

"Tidak apa-apa. Kamu berhak mengatakan kejujuran itu. Hanya kamu saja yang berani mengungkapkan perasaan takutmu itu," hibur Selly. "Jika kamu kamu bertemu dengannya. Cepatlah menghindar. Tante tidak mau kamu kenapa-kenapa."

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Buku lain oleh Sischa Daniasri

Selebihnya
Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku