Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
GADIS PENARI TUAN MUDA

GADIS PENARI TUAN MUDA

TINTA HITAM

4.7
Komentar
19.4K
Penayangan
41
Bab

Benni Handoko adalah pria tampan keturunan keluarga terpandang yang menyamar menjadi penjaga toko untuk mendapatkan cinta sejatinya. Pada malam perjamuan makan keluarganya ia mendapatkan seorang gadis penari yang ada di atas ranjangnya. Gadis itulah yang nantinya akan menjadi istrinya. Dan kebetulan gadis penari itu adalah cucu dari sahabat neneknya yang telah lama menghilang. Perjalanan cinta antara Benni dan Mulan tidak mulus dan menemui banyak rintangan. Mampukan mereka menyatukan cinta?

Bab 1 Tuan Muda yang Menyamar

Benni Handoko adalah seorang pria tampan, berkulit sawo matang, seorang tuan muda yang menyamar sebagai penjual kosmetik, lebih tepatnya produk skincare, yang banyak di gandrungi oleh kaum perempuan, Bani mnggeluti pekerjaan ini sejak di bangku kuliah.

Sebenarnya dia keturunan pengusaha kaya raya, namun lebih memilih jalan yang dia inginkan daripada harus menikmati kejayaan dan kekuasaan keluarganya.

"Tuan muda, nyonya besar memberikan titah supaya anda pulang kerumah utama hari ini," ucap seorang sopir sekaligus orang kepercayaan nyonya besar.

"Tolong sampaikan kepada nyonya, aku tidak akan pulang hari ini," balas tuan mudanya.

Orang kepercayaan nyonya besar itu menasehati agar Benni mengikuti aturan keluarga dan menjadi penerus perusahaan. Dia sebaiknya belajar dengan giat di sekolahnya, atau mengikuti pelatihan sebagai penerus keluarga pengusaha. Namun ia tak mendengar nasihat orang kepercayaan mamanya dan langsung pergi meninggalkan orang yang sudah berumur paruh baya tersebut.

Dengan menghela nafas panjang, sopir itu pulang ke rumah utama keluarga Handoko, dengan berat hati dia memberi kabar kepada nyonya Sanjaya, bahwa putra sulungnya tidak bisa pulang hari ini.

"Anak itu semakin kurang ajar," ucap nyonya Handoko geram.

"Nyonya tolong jangan marah, sebaiknya berbicara empat mata saja dengan tuan muda dengan waktu yang tepat,” balas orang kepercayaannya.

Nyonya besar berterima kasih atas nasehat yang diberikan, memang benar Benni itu umurnya masih muda dan juga masih ingin banyak mengeksplore diri. Tapi nnyonya besar tidak ingin putra sulungnya itu jadi pembangkang dan lupa dari mana ia berasal.

Benni memilih kuliah di dalam negeri daripada kuliah di luar negeri seperti apa yang di harapkan oleh ibunda tercintanya, baginya tanah air dan produk tanah air harus di cintai, mau sekolah di luar atau dalam negeri yang namanya ilmu jika tidak di pakai hasilnya akan sama saja, berdiri dengan kaki sendiri tanpa mendompleng nama besar ayahnya itulah prinsip hidupnya.

"Yo lelaki miskin, masih berani menampakkan diri di lingkungan sekolah ini," ucap Priska saat melihat Benni.

"Kalau aku miskin kamu apa, wanita murahan!” gertak Benni.

"Lelaki miskin yang bekerja sebagai penjaga toko. seperti kamu tidak pantas sekolah di sini," imbuh Priska.

"Masih mending aku bekerja halal daripada kamu seorang wanita malam, apakah juga pantas bersekolah di sini," balas Benni.

Priska menjadi marah dan geram, ia kesal sekali di katai seorang wanita malam, ia mengaku dia adalah pekerja seni wajar saja pulang malam karena banyak show atau jadwal syuting menantinya, ia mengancam Benni membuat toko kosmetik yang ia jaga akan menjadi tercemar nama baiknya.

Benni menyipitkan matanya, wanita gila itu da pertama yang menghina tapi dia sendiri yang sewot karena di ladeni. Daripada mengurusi perempuan seperti Priska yang tidak ada gunanya apalagi menghasilkan uang, lebih baik mempromosikan dagangan di toko kosmetik yang ia jaga di internet.

“Kakak Benni, kau tidak lupa dengan pesanan skincareku kan, kau sudha berjanji akan membawakannya ke kampus?” tanya pelanggannya.

“Tentu aku tidak lupa dong, ini pesanannmu, totalnya tiga ratus ribu,” balas Benni sambil mengeluarkan skincare dari tas.

“Terima kasih kakak Benni, ini uangnya,” balas salah satu mahasiswi pelanggannya di kampus.

Transaksi jual beli selesai, Benni merenggangkan tubuhnya karena jam kuliahnya juga sudah selesai. Ia kembali ke kafe tempat biasa ia nongkrong, disana juga ia sedang menunggu seseorang yang akan mengambil pesannnya. Sungguh kesal ia bertemu wanita menjengkelkan itu lagi.

"Benni sore begini kamu masih menunggu pelanggan yang akan membeli kosmetik jualanmu itu, aduh sungguh miskin sekali," ucap Priska.

"Bukan urusan kamu, dasar cewek usil," kata Benni seraya meninggalkan priska.

"Sudah sayang jangan terpancing omongan dia, lebih baik kita jalan jalan," ucap Doni kekasih Priska.

"Yuk sayang, beliin aku perhiasan ya," rengek Priska.

"Apapun akan aku berikan untukmu sayang," balas Doni kekasih Priska.

Benni memandang jijik pasangan kekasih itu, Wanita murahan memang sangat cocok dengan tuan muda yang gemar mempermainkan wanita. Benni menilai Priska hanya dipermainkan oleh Doni. Memanjakannya lalu akan membuangnya suatu saat nanti seperti yang sudah-sudah.

"Tuan muda!" panggil sopir pribadi nyonya Handoko sambil berlari mendekati Benni.

"Bilang kepada nyonya hari ini aku belum mau pulang," Sopir itu belum mengucap ingin apa datang tapi Benni sudah menjawabnya. Karena ia sudah tahu jika sopir datang pasti disuruh oleh nyonya besar untuk segera pulang ke rumah.

Orang kepercayaan nyonya besar kebingungan menjawab apa yang dikatakan oleh tuan mudanya. Mungkin karena sudah sering seperti ini jadi tuan muda pertamanya sudah mengetahui tujuannya datang mencarinya. Ia mengungkapkan bahwa nenek Benni datang ke rumah utama untuk menemui semua cucunya. Jadi Benni juga harus ada di sana.

"Ada Brian dan Bella di rumah, apakah aku perlu datang ke rumah utama juga?" tanya Benni yang ogah pulang.

"Tuan muda, anda jangan keras kepala, hari ini ada pertemuan keluarga, jadi anda harus datang, semua orang menunggu anda pulang, anda sudah terlalu lama tidak pulang ke rumah utama tuan muda," bujuk orang kepercayaan nyonya Handoko.

Benni sangat malas sebenarnya jika harus pulang ke rumah utama, yang ada nanti ia akan selalu bertengkar dengan mamanya. Ia tak tahu lagi harus berkata apa. Tapi ia menyetujui akan pulang ke rumah utama keluarga Handoko karena sudah lama juga tidak bertemu sang nenek. Jika itu membicarakan pewaris perusahaan, pasti ia akan segera pergi dari rumah.

"Bagaimana jawaban anak itu Saryo, apakah dia tidak akan pulang juga hari ini?’ tanya nyonya.

"Tuan muda tidak pulang hari ini nyonya, tetapi dia akan datang ke acara keluarga besok malam,” jawab pak satyo.

"Apakah itu benar, apa yang kamu katakan satyo?" tanya nyonya sedikit gembira.

Orang kepercayaan nyonya Handoko hanya mengangguk tanda mengiyakan pertanyaannya, nyonya begitu gembira akan kedatangan anak sulungnya yang jarang pulang ke rumah utama itu, nyonya menelpon keluarga Wijaya, nyonya Wijaya adalah teman akrab nyonya Sanjaya, dan mereka sepakat untuk menjodohkan Benni dengan putri keluarga Wijaya.

"Mami, kenapa harus kakak yang di jodohkan dengan Lusi Wijaya?" tanya Brian.

"Ini sudah perjanjian mami sejak dulu sayang,” jawab Nyonya Handoko.

"Brian tidak setuju mi, mami kan tahu aku dan Lusi adalah teman sejak kecil, dan aku mengenalnya lebih dulu, kenapa bukan aku yang di jodohkan dengan Lusi mi?" Tanya Brian.

"Tapi perjanjian perjodohan ini untuk kakamu," balas nyonya Handoko.

"Mami selalu pilih kasih, lalu mami anggap aku ini apa?” tanya Brian yang kesal.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Buku lain oleh TINTA HITAM

Selebihnya
Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku