Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Bangkitnya Yen Liao

Bangkitnya Yen Liao

WAZA PENA

5.0
Komentar
547
Penayangan
5
Bab

Bangkitnya Yen Liao membuat gaduh dan membuat masyarakat desa ketakutan, terlebih lagi tuan Jimin Yu yang memang menginginkan kekuasaan hingga membuat Yen Liao meregang nyawa. Apa yang akan terjadi dengan bangkitnya Yen Liao? Ikuti kisahnya sampai selesai !

Bab 1 Pemberontakan

Pada suatu masa di desa Goangnam, kehidupan berjalan tenang dan damai. Penduduknya hidup sederhana, mengandalkan pertanian sebagai mata pencaharian utama. Namun, kedamaian mereka terganggu ketika seorang tuan tanah kejam bernama Jimin Yu datang dengan niat jahat. Jimin Yu berambisi menguasai seluruh tanah desa tersebut, dan tanpa ragu ia memaksa penduduk untuk menyerahkan tanah mereka.

Di tengah situasi genting ini, seorang gadis bernama Yen Liao, yang juga merupakan tabib desa, tampil sebagai pemimpin perlawanan. Yen Liao dikenal bijaksana dan berhati mulia, selalu siap menolong siapa saja yang membutuhkan. Ia tak bisa tinggal diam melihat desanya dirundung ketidakadilan.

Jimin Yu dan kelompoknya mulai melakukan tindakan brutal, membakar rumah dan menyerang siapa saja yang berani melawan. Penduduk desa yang tak bersenjata hanya bisa pasrah menghadapi kekejaman ini. Namun, Yen Liao, dengan keberanian dan tekad yang kuat, mengumpulkan penduduk untuk melawan.

"Kita tidak bisa menyerah begitu saja," kata Yen Liao dengan penuh semangat.

"Ini tanah kita, rumah kita. Kita harus mempertahankannya!"

Perlawanan sengit pun terjadi. Yen Liao memimpin penduduk desa dengan strategi cerdas, menggunakan pengetahuan medisnya untuk merawat yang terluka dan memberikan semangat juang kepada semua orang. Meski demikian, kekuatan mereka tak sebanding dengan Jimin Yu dan kelompoknya yang bersenjata lengkap.

Dalam satu pertempuran yang brutal, Yen Liao terjebak dan ditangkap oleh anak buah Jimin Yu. Dengan kejam, mereka membunuh Yen Liao dan membuang mayatnya di hutan terlarang, tempat yang diyakini oleh penduduk desa sebagai tempat angker dan penuh kutukan.

Kehilangan Yen Liao menjadi pukulan telak bagi penduduk desa. Mereka sadar bahwa mereka tidak bisa lagi bertahan di desa yang kini dikuasai Jimin Yu. Dengan hati yang hancur, mereka memutuskan untuk melarikan diri ke dataran tinggi, tempat yang lebih aman dari kekuasaan Jimin Yu, sedangkan sebagian masyarakat harus rela hidup dibawah tekanan tuan Jimin Yu.

**

Malam itu angin berdesir lembut di desa Sowan, mengantarkan keheningan yang menyesap hingga ke setiap sudut rumah Tuan Jimin Yu. Di ruang tamu yang luas dan megah, Jimin Yu sedang berbincang dengan beberapa relanua. Mereka sedang membahas urusan tanah dan panen yang semakin dekat. Tawa dan canda mengisi ruangan, menghalau sedikit kekhawatiran yang menggantung di udara.

Lampu minyak yang menghiasi rumah masyarakat itu tiba-tiba berkedip-kedip. Angin dingin yang tidak biasa masuk melalui celah-celah jendela, membuat nyala api meliuk-liuk seperti tarian kematian. Semua orang di desa itu merasakan kehadiran yang aneh, seolah-olah ada sesuatu yang mengawasi mereka dari kegelapan.

Tiba-tiba, suara dentingan kecil terdengar dari arah pintu. Perlahan-lahan, pintu itu terbuka sendiri, memperlihatkan sosok tinggi dengan mata merah menyala. Yen Liao berdiri di sana, wajahnya pucat dengan senyum mengerikan yang memperlihatkan taring tajamnya. Tubuhnya yang kurus terbungkus pakaian dari zaman kuno, dengan aroma tanah yang busuk memenuhi sudut desa Sowan.

"Panen tahun ini sepertinya akan sangat melimpah. Kita harus memastikan semua sudah siap," ucap Jimin Yu, kemudian meneguk secangkir arak.

"Benar, Tuan. Saya yakin dengan rencana yang kita buat, hasilnya akan jauh lebih baik dari tahun lalu," balas Chen

Sao terburu-buru masuk ke ruangan, wajahnya pucat,"Tuan, Tuan Jimin!

"Sao? Ada apa? Kenapa kau tampak begitu panik?" tanya Jimin Yu.

Sao: "Tuan, sebagian masyarakat desa Sowan mendapat teror dari vampir."

Chen tertawa kecil dan berkata,"Vampir? Sao, ini bukan malam untuk cerita seram"

Jimin Yu mengernyitkan dahi, "Jelaskan, Sao. Apa yang sebenarnya terjadi?"

"Bukan sembarang vampir, Tuan. Ini tentang Yen Liao, vampir yang bangkit dari kuburnya. Banyak warga yang melihatnya. Mereka ketakutan setengah mati," ujar Sao dengan muka tegang.

Sao berkata dengan suara bergetar,"Tapi, Tuan, mereka melihatnya dengan mata kepala sendiri. Yen Liao kembali bangkit, mungkin untuk membalas dendam"

"Ini konyol. Kita sudah terlalu lama mendengar cerita-cerita takhayul seperti ini. Yen Liao sudah mati, dan mungkin mayatnya sudah dimakan binatang buas!" tegas Jimin Yu.

Tiba-tiba, lampu minyak berkedip-kedip dan angin dingin masuk melalui celah jendela.

"Apa yang terjadi? Kenapa tiba-tiba dingin sekali?" Chen merapihkan jaketnya.

Suara dentingan kecil terdengar dari arah pintu, dan pintu terbuka perlahan, memperlihatkan sosok Yen Liao dengan wujud menyeramkan. Tatapan matanya tajam berdarah.

Sao jatuh berlutut, gemetar "Ampuni kami, Yen Liao. Kami tidak tahu... tolong..."

Yen Liao tertawa mengerikan dan berkata, "Terlambat untuk penyesalan. Aku akan menuntut balas atas penderitaan yang aku alami"

Pintu terbuka dan seorang lelaki tua dengan jubah panjang masuk. Itu adalah Paman Wu, seorang yang dikenal memiliki ilmu tinggi.

"Yen Liao, kau tidak akan menyentuh mereka. Aku di sini untuk menghadapimu." Wu mengeraskan suaranya.

"Kau pikir bisa mengalahkanku? Kau sama seperti yang lain, lemah dan tak berdaya," ucap Yen Liao, lalu menyeringai.

Paman Wu mengangkat tangannya, mengucapkan mantra dalam bahasa kuno. Cahaya terang memancar dari telapak tangannya, mengarah ke Yen Liao. Namun, Yen Liao hanya tertawa dan dalam sekejap, menghilang dari pandangan.

"Dia... menghilang?" teriak Chen.

"Paman Wu, apa yang terjadi? Ke mana dia pergi?" tanya Jimin Yu.

Paman Wu sejenak menghela napas, kemudian dia mengatakan,"Yen Liao lebih kuat dari yang aku perkirakan. Ini belum berakhir. Dia akan kembali."

"Jika Paman Wu saja tidak bisa mengalahkannya, apa yang akan terjadi pada kita?" ucap Jimin Yu dengan nada ketakutan.

Dengan tegas Paman Wu berkata,"Kita harus bersiap. Hanya dengan keberanian dan persatuan kita bisa menghadapinya. Jangan biarkan ketakutan menguasai kalian"

Malam itu, suasana menjadi semakin mencekam. Jimin Yu, yang biasanya tenang dan berani, merasakan ketakutan yang mendalam. Mereka semua tahu bahwa ancaman Yen Liao masih membayangi desa Sowan, dan perlawanan sesungguhnya baru saja dimulai.

"Apa yang sebenarnya terjadi? kenapa dia bisa bangkit dari kematiannya?" Jimin Yu seolah tidak percaya dengan apa yang terjadi.

"Aku yakin dia bangkit karena matanya tidak dikuburkan, dan cahaya bulan purnama yang menyinari itu lah yang membuat dia bisa bangkit," jawab Paman Wu.

"Lantas, apa yang dia inginkan? kenapa dia seperti ingin melukaiku?" Jimin Yu tampak ketakutan.

"Sepertinya dia menaruh dendam atas kematiannya, Tuan," jawab paman Wu.

Jimin Yu, Chen dan beberapa orang di ruangan itu terperangah mendengar perkataan paman Wu. Di saat itu Jimin Yu meminta paman Wu untuk menjaga keselamatannya dan masyarakat desa Sowan.

"Baik, Tuan. Aku akan berusaha melindungi kian semua dengan kekuatan yang aku miliki," ucap paman Wu.

"Sukurlah," ucap Jimin Yu dengan pelan.

Setelah keadaan mulai tenang, paman Wu menyarankan Jimin Yu untuk istirahat. Sedangkan dia mengajak Chen dan beberapa orang untuk berjalan keluar ruangan.

"Chen. Siapkan peralatan untuk ritual!" pinta paman Wu.

"Apa yang akan kau lakukan, Paman?" tanya Chen yang masih tidak mengerti.

"Aku akan melakukan ritual penangkal roh jahat termasuk menangkal supaya Yen Liao tidak bisa masuk ke sini," jawab paman Wu.

Chen memanggutkan kepalanya seolah mengerti. Tidak menunggu lama lagi dia dan beberapa temannya bergegas untuk segera mengambil peralatan yang diminta paman Wu. Tidak lama kemudian setelah semuanya siap, maka paman Wu memulai ritualnya. Dia nampak membakar beberapa batang dupa dan mengucapkan mantra kuno yang membuat Chen dan beberapa temannya terlihat kebingungan dengan apa yang dilakukan oleh paman Wu.

"Apa yang dia lakukan?" tanya Sao dengan pelan.

"Aku juga tidak mengerti, bahasanya aneh," sahut Chen dengan mata yang terus menatap ke arah paman Wu.

Terlihat paman Wu melakukan gerakan-gerakan yang aneh. Di saat itu Chen merasa kagum melihatnya. Namun sebelum ritual selesai, seketika dengan cepat sosok Vampir Yen Liao, menerjang tubuh paman Wu.

Bruakk!!

"Aaaa..." teriak Chen dan beberapa orang lainya.

Mereka pun berlarian karena ketakutan, sedangkan Chen berusaha membantu paman Wu.

"Chen ... ambilkan dupa!" pinta paman Wu yang tubuhnya masih tergeletak seraya menahan sakit.

Namun ketika Chen hendak mengambil dupa, vampir itu menatap tajam ke arah Chen, sehingga membuat dia gemetaran.

"Tolong jangan bunuh aku, tolong...," ucap Chen memohon.

Aarrgggh...

Suara vampir itu terdengar menyeramkan.

*****

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Buku lain oleh WAZA PENA

Selebihnya
Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku