Gerald adalah ketua geng motor Blackmoon. Berlainan dengan Dirga, ia adalah ketua OSIS SMA Gold Garuda. Perebutan kini terjadi antara ketua Geng dan ketua OSIS, mereka menginginkan Bilqis. Mereka berusaha mendekati Bilqis, membuat gadis itu luluh dan membalas perasaan mereka. Tapi siapakah yang akan dipilih oleh Bilqis?
Bilqis menghela nafas berat saat baru saja turun dari mobil, ia memang terbiasa di antarkan oleh supir pribadi nya kemana pun.
Sudah hampir satu tahun lamanya menjadi incaran dua lelaki most wanted sekolahnya.
Keduanya incaran para gadis di sekolah, tapi kenapa harus mengejar gadis pendiam dan pemalu seperti dia? Bilqis hanya mempunyai satu sahabat yang menemani nya sejak SMP.
"Qis," panggil Adeeba seraya melambaikan tangan nya.
Adeeba Arabella adalah satu-satunya sahabat Bilqis, sifatnya berkebalikan dengan Bilqis. Adeeba itu ramah dan pandai bergaul, tak heran jika banyak yang mengenalnya, apalagi ia begitu cantik.
Mereka mempunyai hobi yang sama yaitu pecinta buku dan penyuka drama yang membuat persahabatan mereka berasa klop.
Sebenarnya Bilqis sangat cantik. Tapi tak ada lelaki di sekolahnya yang berani mendekat. Sebab ia dikelilingi dua lelaki paling berpengaruh di sekolah.
Adeeba langsung menggandeng tangan Bilqis, mereka berdua melangkahkan kakinya menuju kelas 10.
"Tadi Kak Dirga nyariin lo," ucap Adeeba.
Dirga Alanka berperawakan tinggi, dengan kulit yang putih bersih, hidungnya mancung dan rahangnya tegas. Dirga sering memanjakannya, terkadang Bilqis juga bisa luluh saat Dirga memperlakukannya dengan sangat manis.
Gerald mahaprana dengan tinggi yang tak terpaut jauh dengan dirga, Gerald memang lebih terkenal daripada Dirga. Gerald tampan sekali, dengan mata tajam. berhadapan dengan Gerald membuat jantungnya selalu berdebar. Sangat pemaksa, sampai Bilqis pun tak dapat menolak perintah Gerald.
"Siapa?" Suara berat khas lelaki mengagetkan kedua gadis itu.
Bilqis menoleh. "K-kak Gerald?"
Gerald tak membalas, ia langsung menarik tangan Bilqis membawanya berjalan ke UKS.
Sampai tepat didepan pintu UKS, dengan segera ia membukanya lalu segera masuk sambil menarik tangan Bilqis untuk ikut masuk.
Gerald membaringkan tubuhnya diranjang. "Gue sakit."
"Kak Gerald sakit apa?" tak menjawab, Gerald memilih menutup matanya.
Bilqis perlahan melangkahkan kaki nya menuju Gerald, lalu tangan nya memegang kening Gerald untuk mengecek suhu tubuh lelaki itu.
Bilqis melebarkan matanya, Gerald demam.
"Kak Gerald demam." Gerald hanya membalas dengan menggumam.
"Kenapa Kak Gerald tetep maksain sekolah? Ke Dokter aja ya," bujuk Bilqis merasa tak enak melihat Gerald berbaring lemah di ranjang.
"Gak," jawab Gerald singkat.
Bilqis menatapnya khawatir, dia dengan segera mengambil segala kebutuhan untuk mengompres dahi Gerald.
Bilqis mengelus dahi Gerald yang terasa sangat panas, lalu mengompres dahinya.
"Kak Gerald makan ya? Nanti minum obat penurun demam," bujuk Bilqis.
"Bentar lagi sembuh," bantah Gerald menolak Bilqis secara halus.
Gerald menepuk samping kasur yang masih cukup untuk satu orang. "Tidur samping gue."
"Tapi ini di sekolah Kak, takut ada yang lihat." Gerald langsung menarik Bilqis ke dalam pelukan nya, Bilqis pun terjatuh di ranjang, tidur bersama Gerald di samping nya. Bilqis diam sejenak, detak jantung nya makin tak beraturan berada di posisi sedekat ini dengan Gerald, rasanya Bilqis ingin melarikan diri.
"Gue cuma butuh lo," ucap Gerald sambil menatap wajah Bilqis.
Setelah berpamitan kepada Gerald, Bilqis menutup pintu UKS. Ia melangkahkan kaki menuju kelas karena sebentar lagi bel berbunyi.
"Bilqis." Mendengar namanya di panggil, Bilqis menoleh. Dirga langsung melangkahkan kaki menghampiri Bilqis.
"Lo sakit apa?" tanya Dirga.
"Kak Gerald yang sakit," jawab Bilqis.
Gue mau milikin lo sendiri, Qis, batin Dirga.