Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Mantan Istri Saya Seorang Konglomerat?

Mantan Istri Saya Seorang Konglomerat?

SANDRA BLACK

5.0
Komentar
606.2K
Penayangan
324
Bab

Sejak mereka menikah tiga tahun yang lalu, Loraine selalu istri Marco yang patuh dan setia. Namun, Marco memperlakukannya seperti sampah. Tidak peduli apa pun yang dia lakukan, dia tidak bisa melunakkan hatinya. Sampai suatu hari, Loraine muak dengan itu semua. Dia meminta cerai, pergi, dan membiarkan Marco bersenang-senang dengan selingkuhannya. Yang lain memandangnya seolah-olah dia gila. "Apakah kamu sudah gila? Mengapa kamu buru-buru menceraikannya?" "Itu karena aku harus pulang ke rumah untuk mendapatkan kekayaan triliunan rupiah. Selain itu, aku tidak mencintainya lagi," jawab Loraine sambil tersenyum. Mereka semua menertawakannya. Beberapa orang bahkan memikir bahwa perceraian itu memengaruhi mentalnya. Baru keesokan harinya mereka menyadari bahwa dia tidak berbohong. Seorang wanita tiba-tiba dinyatakan sebagai miliarder wanita termuda di dunia. Itu Loraine! Marco sangat terkejut. Ketika dia bertemu kembali dengan mantan istrinya, dia menemukan bahwa mantan istrinya sangat berbeda. Sekelompok pemuda tampan mengelilinginya dan dia tersenyum pada mereka semua. Pemandangan itu membuat hati Marco sangat sakit. Dengan mengesampingkan harga dirinya, dia mencoba untuk memenangkan hatinya kembali. "Halo, sayang. Aku tahu kamu adalah seorang miliarder sekarang. Kamu tidak seharusnya bersama dengan pria bodoh yang hanya menginginkan uangmu. Bagaimana kalau kamu kembali padaku? Aku juga seorang miliarder. Bersama-sama, kita bisa membangun kerajaan bisnis yang kuat. Bagaimana menurutmu?" Loraine menyipitkan mata ke arah mantan suaminya dengan bibir melengkung jijik.

Bab 1 Pernikahan yang Konyol

Di luar langit sudah gelap.

Dari waktu ke waktu, terdengar suara tawa bergemuruh dari ruang tamu vila Keluarga Bryant. Terdengar suara-suara yang berbeda sedang mengobrol dan bercanda-gurau.

Udara di dapur begitu panas. Loraine Tzion sedang memasak sendirian. Wajahnya memerah, sementara keringat menetes di dahinya saat dia menatap sup yang mendidih di dalam panci. Tak lama kemudian, pandangannya menjadi buram.

Sejak pagi dia sudah demam. Namun, dia belum pergi ke apotek untuk membeli obat atau beristirahat. Dia sudah melakukan pekerjaan rumah sejak fajar menyingsing.

"Hei, apa makan malamnya sudah siap? Astaga! Kamu masih belum selesai? Aku tidak percaya kakakku menikah dengan wanita pemalas sepertimu!" Marina Bryant berteriak padanya sambil berdiri di pintu dapur.

Loraine menjilat bibirnya yang kering, dia sudah terbiasa dengan sikap jahat adik iparnya ini.

"Makanannya akan segera siap."

Marina berdecak dan berkata, "Cepatlah, kakakku dan Keely sedang menunggu. Keely berbeda dari wanita udik sepertimu. Dia dirawat di luar negeri sebelum pulang ke sini, jadi kesehatannya perlu dipantau dengan baik. Kita tidak boleh membuatnya kelaparan. Kalau tidak, kakakku akan marah."

Tangan Loraine yang sedang memegang spatula mulai mengencang. Tubuhnya membeku dan hatinya sangat sakit.

Dia telah menjadi istri yang berbakti sejak dia menikahi Marco Bryant tiga tahun yang lalu. Akan tetapi, Marco tidak pernah menghargai usahanya. Dia bukan siapa-siapa di mata suaminya itu. Bagi Marco, dia lebih rendah daripada Keely Hanniel.

Marina mencibir, "Loraine, kamu tidak akan bisa menikahi kakakku jika bukan karena nenek kami tergesa-gesa ingin memiliki cucu. Seandainya saat itu Keely ada di negara ini, kakakku tidak akan menikah denganmu. Kamu hanyalah seorang wanita yang tidak berguna. Tiga tahun sudah berlalu, tapi kamu belum melahirkan seorang anak."

Saat ini, air mata mulai menggenang di mata Loraine. Dia menahan air matanya saat dia melihat Marina pergi.

Pada saat itu, dia mendengar suara samar-samar dari luar.

"Marco, apa aku mengganggumu dan Loraine? Apa dia marah?" Suara wanita itu terdengar sangat manja.

"Tidak, yang paling penting adalah kesehatanmu," balas suara pria yang dalam dan merdu dengan lembut.

Marco tidak pernah berbicara pada Loraine dengan nada penuh kasih sayang seperti itu. Itulah yang dirindukan Loraine selama beberapa tahun terakhir.

Loraine berdiri sendirian di dapur dan hatinya yang sakit seakan tenggelam. Matanya tertuju pada lilin serta kotak kado di tempat sampah. Hatinya semakin bertambah sakit.

Selama ini dia sudah berusaha untuk membuat pernikahan ini berjalan baik.

Pria yang disebut sebagai suaminya yang selalu dihujaninya dengan cinta bahkan tidak ingat bahwa hari ini adalah ulang tahun pernikahan mereka yang ketiga.

Meskipun Loraine sedang sakit, dia tetap menyiapkan makan malam untuk merayakannya. Akan tetapi, perayaan itu segera berubah menjadi jamuan selamat datang untuk Keely.

Ini semua tampak seperti lelucon yang tidak lucu. Semua usaha, kesabaran, dan harapannya sia-sia saja malam ini.

"Nona Tzion, maaf aku sudah mengganggu kalian. Biar aku membantumu," ucap Keely sambil berjalan ke dapur dan tersenyum minta maaf.

Dengan raut wajah datar, Loraine menatap wanita cantik dan lemah di depannya. "Kamu harus memanggilku dengan sebutan Nyonya Bryant, bukannya Nona Tzion."

Langsung saja senyuman permintaan maaf Keely hilang dalam sekejap. Dia menatap Loraine dan berkata dengan angkuh, "Kuberi tahu padamu, Loraine. Aku satu-satunya wanita di hati Marco. Dia hanya menikahimu karena neneknya. Tiga tahun sudah cukup untuk menjalani pernikahan palsu ini. Sekarang aku sudah kembali dan aku akan mengambil kembali tempatku di keluarga ini. Jangan terlalu berharap bahwa kamu akan mendapatkan hati Marco. Bagaimana kalau kamu pergi saja agar tidak mempermalukan dirimu sendiri?"

Hati Loraine seakan dihujam dengan pisau tajam. Namun, dia tetap memasang wajah tegar di hadapan saingannya itu.

"Kamu harus tahu bahwa aku masih merupakan istri Marco. Aku adalah Nyonya Bryant. Di sini kamu hanyalah orang luar."

Wajah Keely berubah ganas begitu dia mendengar kata-kata tersebut. Ucapan Loraine menusuk hatinya seperti seribu jarum.

"Kamu harus berhenti berpuas diri seperti itu. Gelar Nyonya Bryant bukanlah hakmu. Gelar itu bisa dicabut. Selain itu, kamu akan mendapat masalah jika terjadi sesuatu padaku karenamu. Tunggu dan lihat saja nanti!"

Firasat buruk langsung muncul di hati Loraine.

"Apa yang ingin kamu lakukan?" tanya Loraine sambil menyipitkan matanya.

Sebelum Loraine menyadari apa yang terjadi, Keely sudah mengambil pisau dari talenan dan mencoba menusuk perutnya sendiri.

Loraine berusaha menghentikan wanita itu. Dia memegang pergelangan tangan Keely dan meraung, "Apa kamu sudah gila?!"

Keely segera mengibaskan tangan Loraine.

Saat mereka berseteru, pisau tajam itu menyayat lengan Loraine. Dia langsung mengerang kesakitan dan melepaskan tangannya.

Saat itulah dia melihat darah merembes melalui pakaian Keely.

Keely tersenyum jahat padanya dan detik berikutnya dia sudah berteriak sekuat tenaga, "Marco, tolong aku! Loraine ingin membunuhku!"

Mata Loraine hampir melompat keluar dari rongganya. Sedetik kemudian, Marco sudah bergegas ke dapur.

Loraine berusaha menjelaskan apa yang terjadi, tetapi tak ada kata-kata yang keluar dari mulutnya. Tenggorokannya seakan tersumbat.

Tiba-tiba, Loraine merasa pusing. Darah mengucur dari lengannya dan kepalanya terbentur.

Dia melihat Marco berjalan melewatinya, mengangkat Keely dan bergegas keluar, meninggalkannya terkapar di lantai. Dengan kelopak mata yang berat, dia mulai kehilangan kesadaran.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Buku lain oleh SANDRA BLACK

Selebihnya
Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku