Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Terhamparlah kisah menarik dalam novel "Sekretarisku Canduku" karya Aiezt Sky, berpusat pada Fransiska Putri Adelina atau yang akrab disapa Siska, seorang wanita muda berusia 24 tahun yang menjalani profesi sebagai sekretaris di perusahaan bergengsi, DEV Company yang dimiliki oleh Devan Rayanka Maherza.
Keunikan tak terduga menyelimuti Siska, menjadi salah satu dari sedikit wanita - bahkan mungkin satu-satunya - yang memiliki kelebihan hormon yang memungkinkannya menghasilkan ASI meskipun belum menikah dan tanpa memiliki anak. Dalam kehidupan sehari-hari di tempat kerja, ia harus berhadapan dengan sosok Devan, seorang CEO yang keras dan membenci segala bentuk keseksualan.
Perjalanan cinta antara Siska dan Devan pun tak terhindarkan. Mampukah perbedaan besar di antara mereka merajut benang-benang kasih yang menyatukan? Dengan perjalanan yang penuh konflik dan kompleksitas, mereka berdua dituntut untuk melintasi batas-batas keyakinan dan ide-ide mereka. Bisakah cinta tumbuh di antara dua dunia yang tampak bertentangan ini? Semua pertanyaan itu akan menemukan jawabannya dalam liku-liku kisah yang menggetarkan hati ini.
Jika Anda menyukai novel roman cerita dewasa, saya merekomendasikan 6 buku mirip "Sekretarisku Canduku".

Fransiska Putri Adelina, yang biasa disapa Siska, wanita berusia 24 tahun, yang bekerja sebagai sekretaris di sebuah perusahaan DEV Company, milik Devan Rayanka Maherza.
Siska adalah satu dari ratusan ribu wanita atau bahkan hanya satu-satunya wanita yang memliki kelebihan hormon pada air ASInya. Ia bisa mengeluarkan ASI meskipun belum menikah dan mempunyai anak. Sedangkan Siska harus bertemu seorang pria yang sangat membenci segala jenis s**u, dia adalah Devan, seorang CEO di tempatnya bekerja. Akankah perbedaan diantara mereka, dapat menyatukan mereka?

Perempuan (Fransiska Putri Adelina/Siska): Siska, wanita usia 24 tahun yang bekerja sebagai sekretaris di perusahaan DEV Company milik Devan Rayanka Maherza. Dia memiliki keunikan fisik dengan kemampuan untuk mengeluarkan ASI meskipun belum menikah atau memiliki anak.

Laki-laki (Devan): Devan, CEO di perusahaan tempat Siska bekerja, sangat membenci segala bentuk sentuhan s**ual. Terjadi ketegangan antara mereka karena perbedaan yang mencolok ini. Pertanyaannya adalah, mampukah perbedaan mereka menyatukan mereka dalam kisah selanjutnya?

Sekretarisku Canduku Satu
Matahari mulai terbangun dari peraduannya, memancarkan sinarnya yang menghapus titik-titik embun di dedaunan, menghangatkan tubuh dari udara dingin, dan membakar semangat baru di hari yang baru. Seorang wanita yang bernama Siska sedang melakukan rutinitasnya setiap pagi, yaitu menyiapkan segala keperluan untuk berangkat bekerja dan menyantap sarapan seorang diri. Fransiska Putri Adelina, wanita berusia 23 tahun ini memang hidup sebatang kara di sebuah apartemen kecil, dan sederhana yang ia beli secara kredit, dengan menabung uang dari hasil kerja kerasnya selama ini. Biar bagaiamanapun Siska menjalani hari-harinya dengan ikhlas dan juga bahagia. Karena kebahagian bukan berasal dari harta. Namun dari keikhlasan kita menerima dan menjalani hidup yang telah Tuhan berikan.
Selain itu setiap pagi sebelum berangkat kerja, Siska juga harus memompa ASInya. Siska memang belum menikah, apalagi mempunyai seorang anak. Akan tetapi Siska memiliki kelebihan hormone pada air ASInya. Itu terjadi semenjak Siska berusia 20 tahun. Siska pernah memeriksakan masalah ini ke dokter, biar bagaimanapun Siska juga takut, karena ini bukanlah hal yang biasa terjadi pada seorang wanita. Namun saat Siska memeriksakannya, ternyata Siska baik-baik saja dan tidak memiliki tumor ataupun masalah yang menyebabkan hal itu terjadi. Dokter pun juga heran, ini tidak pernah terjadi dan mustahil bagi ilmu kedokteran. Mungkin ini adalah suatu anugerah atau cobaan yang telah Tuhan berikan padanya.
Orang tua Siska sudah meninggal tiga tahun yang lalu. Karena menjadi salah satu korban bencana alam gempa yang terjadi di kampung halamannya. Siska bisa menghadapi semua ujian setelah ditinggal oleh orang tuanya, karena sejak kecil Siska sudah dilatih mandiri oleh orang tuanya, sebab mereka memang dari keluarga yang sangat sederhana.
Siska baru tiga bulan bekerja menjadi sekretaris di sebuah Perusahaan DEV Company. Meskipun baru, Siska sudah merasa sangat nyaman, karena sahabatnya juga bekerja di sana, yaitu Sinta. Sinta adalah sahabat Siska sejak SMP. Selain itu, karena Siska mempunyai sifat yang sangat ramah, supel, apa adanya, dan mudah bergaul dengan orang lain, jadi karyawan-karyawan lain juga welcome dengan Siska.
"Rapat kita akhiri sampai disini dulu, terima kasih." Ucap seorang laki-laki muda dan tampan yang memimpin rapat.
ððKlik di sini untuk membaca bab populer lainnya

Sekretarisku Canduku Dua
Hari sudah semakin gelap, sinar matahari sudah mulai meredup. Jam sudah menunjukkan pukul 5 sore. Waktunya semua karyawan mengakhiri semua kegiatannya di kantor.
"Sis, jadi ngemall nggak?" Tanya Sinta yang berada di pintu ruangan Siska.
"Jadi dong, tapi gue beres-beres dulu ya." Jawab Siska sambil membereskan berkas-berkas yang ada di mejanya.
"Kalau gitu gue tunggu di parkiran ya?"
"Oke, paling gue juga nggak lama kok ini."
"Sippp." Jawab Sinta sambil berlalu menuju parkiran.
Sampai di parkiran Sinta melihat dua laki-laki idaman yang akan menaiki mobil, siapa lagi kalau bukan Devan dan Riko. Ya sinta sejak pertama kali melihat Riko dia merasa dirinya telah jatuh cinta, tapi selama ini hanya dia pendam sendiri dan hanya Siska yang mengetahui. Dia merasa sudah cukup hanya dengan mengagumi dari jauh dan tentu menjadi penyemangat dirinya untuk pergi ke kantor.
"Woy, liatin apa lo sampe nggak kedip gitu." Tanya Siska yang baru saja datang.
"Sialan lo ya, ngagetin gue aja." Sinta kaget karena dari tadi pandangannya hanya ngeliat mobil yang dinaiki oleh Devan dan Riko sampai mobil itu tidak terlihat lagi.
"Lagian lo sih, kayak ngeliat pangeran turun dari surga, sampe gue dateng aja nggak tahu."
"Emang gue habis liat pangeran hati gue." Jawab Sinta sambil cengegesan.
"Iyain aja deh biar seneng, ayo jadi nggak nih? Keburu malem."
"Jadi dong, ya udah yuk naik."
Mereka pun pergi ke mall menggunakan mobil Sinta, karena memang Siska tidak mempunyai mobil. Biasanya kalau ke kantor, Siska menggunakan taxi online atau kendaraan umum, dan terkadang dia juga di jemput oleh Sinta. Sebenarnya Sinta tiap hari ingin menjemput Siska, tapi sering di tolak oleh Siska, Karena Siska nggak mau ngrepotin Sinta terus. Lagian mereka juga beda jalur.
Sesampainya di mall, mereka langsung berkeliling mencari dan membeli semua kebutuhan yang mereka butuhkan. Setelah dirasa sudah lengkap dan sudah merasa sangat capek, kaki juga udah pegel, mereka berhenti di sebuah food court. Bagaimana nggak capek kalau hampir 3 jam mereka megelilingi mall untuk memilih-milih barang yang yang sesuai selera mereka. Biasalah wanita kalau udah belanja nggak kenal waktu.
"Busyet, kaki gue pegel banget." Keluh Sinta sambil memijit-mijit kakinya.
ððKlik di sini untuk membaca bab populer lainnya

Sekretarisku Canduku Tiga
Author POV
Devan masih tercengang di depan pintu kamar Siska.
"Apa-apaan ini, dia main nutup pintu gitu aja saat gue masih ingin bicara, dasar sekretaris kurang ajar." Batin Devan.
Tanpa pikir panjang Devan langsung pergi dari depan kamar Siska dengan perasaan marah, kesal, gugup, dan panas.
Devan sekarang sudah berada di dalam mobil munggu Siska untuk kembali pulang. Tanpa menunggu waktu lama Siska datang dan masuk ke dalam mobil Devan.
Selama perjalanan mereka hanya diam, dengan pikirannya masing-masing. Devan yang masih kesal dengan perlakuan Siska tadi, sedangkan Siska masih merasa malu dan takut akan memulai pembicaraan karena melihat raut wajah bossnya itu tampak sedang marah.
"Pak, saya minta maaf atas kejadian tadi." Akhirnya Siska memberanikan diri untuk membuka pembicaraan karena suasanya jadi sangat canggung dan dia pikir memang perlu minta maaf.
"Hem." Balas Devan singkat tanpa menoleh ke arah Siska.
Suasana kembali hening. Sekarang Siska tampak pucat karena dia merasa sangat kesakitan dibagian dadanya. Siska awalnya ingin meminta tolong kepada bos nya untuk mampir ke apotik jika melihatnya. Tapi dia mengurungkan niatnya karena dia melihat bosnya sekarang lagi dalam keadaan mood yang tidak baik. Siska pikir lebih baik dia menahan sakitnya daripada bosnya marah dan berakibat buruk dalam pekerjaannya nanti.
Sudah satu jam perjalanan mereka lewati. Siska merasa sudah tidak tahan lagi. Dia merintih kesakitan dan Devan menyadarinya.
"Kamu kenapa? Wajahmu terlihat pucat, kamu sakit?" Tanya Devan sedikit khawatir.
"Eh, nggak papa kok Pak. Mungkin karena kecapekan sedikit." Jawab Siska mencoba untuk tetap tenang.
2025-04-08

2025-04-08

2025-04-07

2025-04-07

2025-04-07

21907

10743

8972

7401

6843
