TequilLove
ayang dengan kecepatan tinggi. Lantas, sebelum membentur lantai bar, gelas kecil bekas dipakai tamu
ara si captain bar, memejamkan mata sambil meremas shaker sekuat tenaga hingga buku-buku jar
ata, semua pandangan tertuju padanya seolah dia adalah tontonan menarik. Son
f, P
mbulat, bekas merah di dahi Gyan jika dilihat dari jarak dekat ternyata meninggalkan goresan tipis dengan darah sedikit merembes di sana.
Mengumpat dalam hati atas kemampuan tambahan yang dimiliki semenjak kecelakaan mobil yang merenggut nyawa kedua orang
pecahan gelas dari lantai bar. "Belum tahu rasan
an satu manusia yang suka seenaknya sendiri. Entah mengapa, Felicia hanya memberikan teguran tanpa meneruskan sikap Lavina ke
pintu dibuka begitu saja oleh Gyan. Sebelum perempuan pertengahan 30-an itu m
gila
licia bermonolog dengan sua
f, P
a segera beranjak dari kursi ingin tahu apa yang terjadi di antara mereka berdua. Jika se
a tercengang melihat dahi Gyan terdapat l
akan ingin memakan orang hidup-hidup. "Kamu kenapa sih e
redam kemurkaan Gyan. "Kenapa lagi, Lavina? Be
u saat meracik minuman tadi. Yang ada di pikirannya setiap melihat hantu adalah mereka selalu jahil atau seseorang membuat perjanjian sesat seperti hantu-hantu yang meneteskan air liurnya ke
lempar Pak Gyan dengan gelas,
tahu kenapa Gyan selalu naik darah tiap berurusan dengan Lavina. Tidak ada har
apa! Saya sudah bilang, Lavina, kamu itu kartu mati! Saya heran kenapa hotel
saya sejelek-jeleknya. Tapi, saya buktikan ke Pak Gyan, ke semua orang ya
Gyan dengan mata melotot
ender!" seru Lavina seraya