TequilLove
menakut-nakuti orang-orang. Kedua tangan menjulur ke depan, menampilkan kuku panjang tak terawat serta muka pucat
seorang, menepuk pun
skan headset yang menulikan indra pendengarannya tanpa terkejut sama sekali. Lawan bicaranya tercengang, melihat d
napas, siapa saja pasti berpikir ketika melihat wajah Lavina seperti perempuan yang baru ditinggal menikah kekasihnya. Tapi
i depan Lavina. "Kamu di rooftop nonton fil
tanya balik Lavina mengabaikan per
mun dia kerja di sini sudah tiga tahun. Yang dia ingat, Reiki
pergelangan tangan kiri, jarum jam sudah menunjukkan pukul enam pet
ya. "Aku tadi nyamperin Arial di sini. Terus dia bila
nwoo itu melihat dua cangkir kopi espresso dan latte di atas meja yang t
jawab Lavina menggeleng
opi kalau enggak
apnya lesu sembari mengusap jejak air yang belum men
pul. Diambil beberapa helai tisu dari kotak berbahan akrilik berwarna hitam seraya be
na asal saat menerima tisu itu, membuat tegang dira
k Satria buat menyelesaikan masalah sam
da di benaknya saat ini, bagaimana jika dia dipecat besok, bagaimana pula dia harus
s kaki busuk. Dia juga kesal dengan sikap Gyan. Seharusnya sebagai atasan apalagi bawahan manajer, lelaki pemarah itu bisa berlaku adil. Ap
na,"lagi pula apa yang aku lakui
sering marah-marah ke orang," ujar Reiki yang dibala
ng cerewet, enggak sabaran, suka emos
lisnya dengan jari telunjuk sehingga bentuk alis it
el malah mirip burung gagal terbang itu, ya kan?" cerocos Lavina menggebu, meluapkan kekesalannya terhadap san
cuma ngasih surat peringa
njukin ke Pak Gyan, kalau
Romantis
Romantis
Romantis
Romantis
Romantis
Romantis