Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Sepertinya Seluruh Dunia Jatuh Cinta pada Istriku

Sepertinya Seluruh Dunia Jatuh Cinta pada Istriku

L. DOYLE

5.0
Komentar
3.4M
Penayangan
658
Bab

Maya terpaksa menggantikan posisi adik perempuannya untuk bertunangan dengan Arjuna, seorang pria cacat yang telah kehilangan statusnya sebagai pewaris keluarga. Pada awalnya, mereka hanyalah pasangan nominal. Namun, segalanya berubah ketika identitas Maya yang sebenarnya secara bertahap terungkap. Ternyata dia adalah seorang peretas profesional, komposer misterius, dan satu-satunya penerus master pemahat giok internasional .... Semakin banyak yang terungkap tentang Maya, Arjuna semakin merasa gelisah. Penyanyi terkenal, pemenang penghargaan aktor, pewaris dari keluarga kaya - ada begitu banyak pria yang menawan sedang mengejar tunangannya, Maya. Apa yang harus dilakukan Arjuna?!

Bab 1 Diadopsi

Di bagian kota kecil yang kumuh, sebuah mobil BMW M8 diparkir di pinggir jalan. Mobil tersebut begitu mencolok sehingga terlihat tidak cocok dengan pemandangan sekitarnya yang jauh dari kata mewah.

Pada saat yang sama, seorang gadis dengan celana jins usang berjalan menuju mobil tersebut dengan wajah tanpa emosi dan sebuah koper tua di tangannya.

Seorang pria paruh baya yang duduk di kursi pengemudi melirik gadis itu dari sudut matanya dan mengerutkan kening. Jelas sekali bahwa dia tidak puas dengan betapa lusuhnya pakaian gadis itu.

"Ayo. Masuk mobil," perintah pria itu.

Sementara itu, sang gadis tetap memasang wajah datar.

Dia tidak gembira karena bisa menaiki sebuah mobil mewah, dan tidak pula ketakutan dengan sikap dingin dari pria tersebut.

Gadis itu membuka pintu mobil dan duduk di kursi belakang.

Di dalam, sang gadis langsung menyadari bahwa sudah ada gadis lain seusianya yang duduk di kursi depan.

Penampilan mereka sangat berbeda. Sementara dia sendiri mengenakan pakaian yang lusuh dan sederhana, gadis yang ada di depannya mengenakan pakaian dan aksesoris cantik yang tidak pernah terlihat di seluruh kota sebelumnya.

'Jadi, itu dia ...,' ucap Maya Jumanta dalam hati.

Dia mengenali gadis yang duduk di kursi penumpang di depannya. Gadis itu adalah Ratna Jumanta, seorang aktris baru yang baru-baru ini sedang naik daun di dalam negeri dan dengan cepat menjadi terkenal.

Pria yang duduk di bangku sopir melihat ke arah Maya melalui kaca spion dan berkata, "Mulai sekarang, kamu akan menjadi putriku. Aku akan membawamu ke Kota Sura, di mana kamu akan menjalani kehidupan barumu. Aku akan meminta seseorang untuk mengajarimu bagaimana berperilaku selayaknya seorang wanita kaya. Belajarlah untuk beradaptasi dengan identitas barumu sebagai putri dari Keluarga Juminta secepat mungkin. Omong-omong, ini putriku, Ratna. Kamu pasti sudah pernah melihatnya di Internet."

Namun, begitu Bejo Jumanta selesai berbicara, Ratna langsung tertawa terbahak-bahak.

Dia berkomentar dalam Bahasa Inggris, "Ayah, apa Ayah lihat betapa miskinnya dia? Mana mungkin dia bisa menjelajahi Internet dan menonton acaraku?"

Pada awalnya, Bejo merasa terkejut karena Ratna berbicara padanya dengnan Bahasa Inggris yang fasih. Kemudian, dia mengangguk setuju dan membalas dalam bahasa yang sama, "Kulihat kamu sudah membuat kemajuan besar dalam Bahasa Inggris. Itu bagus, tapi perkataanmu sedikit tidak sopan, Sayang."

Ratna tertawa kecil dan menjawab dalam Bahasa Inggris lagi, "Yah, aku khawatir kakakku yang baru tidak akan menyukai apa yang kukatakan, jadi aku berbicara denganmu dalam bahasa ini."

Bejo sebenarnya merasa geli dengan putrinya, tetapi dia hanya tersenyum tipis dan menggelengkan kepalanya dengan pelan. "Meskipun dia tidak bisa sehebat kamu, dia masih kerabat jauh kita. Jika dia dilatih menjadi produk imitasi tingkat tinggi dan dia bisa menjadi penggantimu untuk menikahi Keluarga Wiratama, itu juga bagus."

"Ayah, bagaimana bisa Ayah berbicara seperti itu di depan dia? Sekarang Ayah yang tidak sopan."

Mereka mengira percakapan mereka tidak akan dimengerti oleh Maya, jadi mereka terus berbicara dalam Bahasa Inggris tanpa ragu-ragu.

Lagi pula, mereka sudah menyelidiki kota ini sebelumnya. Hanya ada dua orang guru Bahasa Inggris di tempat terpencil ini, dan mereka bahkan tidak lulus kuliah.

Jika standar guru sudah seburuk itu, mereka hanya bisa menyimpulkan bahwa pendidikan Maya juga pasti di bawah standar. Dengan kata lain, seharusnya tidak mungkin dia bisa memahami apa yang mereka bicarakan.

Tak lama kemudian, mobil mewah tersebut melaju keluar dari kota yang miskin.

Karena tidak ada yang bisa dia lakukan sepanjang perjalanannya ke rumah yang baru, Maya mengeluarkan laptop tua dari tasnya saat dua orang di depannya mengobrol.

Selama ini, dia berpura-pura tidak mengerti percakapan mereka dan mulai mengetik.

"Oh! Kamu tahu caranya menggunakan laptop, Kak Maya?"

Melihat perangkat yang ada di pangkuan Maya, Ratna menunjukkan ekspresi terkejut.

Sejauh yang dia tahu, memang ada lebih dari seratus keluarga di kota tua itu yang bermarga Jumanta. Meskipun ayahnya berhasil menjadi sukses, dia masih memiliki ikatan darah dengan para kerabat yang miskin dan menyebalkan ini.

Maya kehilangan orang tuanya di usia muda, jadi dia tumbuh besar dengan bantuan para kerabat ini.

Fakta bahwa dia tidak mati kelaparan sebagai yatim piatu dan bahkan lulus dari SMA tanpa masalah saja sudah merupakan suatu keajaiban.

Karena kondisi hidupnya, sulit dipercaya bahwa dia bisa memiliki sebuah laptop.

"Laptop ini hanya untuk bermain game," jawab Maya dengan suara pelan dan acuh tak acuh.

Mendengar nada bicaranya yang datar, jejak penghinaan melintas di mata Ratna.

Apakah dia baru saja bilang bahwa laptop itu untuk bermain game komputer?

Akan tetapi, kemudian Ratna menyadari bahwa dia seharusnya tidak terkejut. Hiburan semacam ini cocok untuk orang biasa seperti Maya.

Ratna juga memperhatikan bahwa permukaan laptop itu terlihat begitu tua sehingga dia bahkan tidak tahu mereknya.

"Berapa harga laptop itu?" Dia terus berpura-pura penasaran hanya untuk mencari tahu bagaimana Maya mendapatkannya.

"Aku tidak mengeluarkan uang untuk membelinya." Setelah jeda singkat, Maya menjelaskan, "Aku bekerja di sebuah toko alat-alat digital kecil di kota. Ketika pemilik toko tidak sanggup membayar gajiku, dia mulai memberiku suku cadang komputer sebagai gantinya. Pada akhirnya, aku berhasil merakit laptop ini sendiri."

Ternyata laptop itu merupakan rakitan dari suku cadang lama.

Sungguh produk digital kelas bawah. Tentunya, seperti yang dikatakan Maya, laptop tersebut hanya bisa digunakan untuk bermain game dan tidak lebih dari itu.

Di saat yang sama, Ratna juga tidak begitu paham tentang komputer, jadi dia langsung percaya bahwa laptop Maya hanyalah sampah.

"Yah, kurasa laptop itu sangat cocok denganmu." Ratna terkikik dan tersenyum tipis.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku