icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Turn Back Time

Bab 2 Terakhir Kali

Jumlah Kata:1109    |    Dirilis Pada: 03/12/2021

aiki pesawat. Duduk di kursinya dengan wajah kusut yang tampak begitu kacau. D

a topi. Pasti tertinggal di meja cafe. Tapi, dalam waktu ini dia tidak

encoba merilekskan tubuhnya dan mengistirahatkan tubuhnya. Beberapa hari ini dia selalu bertengkar dengan

wal dia tidak membenci adiknya. Kalau dia memperlakukan Elang dengan baik bisa saja sem

bahkan sempat ragu melangkah menuju ruangan yang tadi dikirimkan Fajar. Dia membuka ponselnya melihat

i tinggal namanya saja. Dia tidak punya banyak kenangan dengan Elang. Apalagi seme

t dan dapat ia lihat keluarganya ada di dalam sana. Menatapnya de

erdiri terpaku menatap pada tubuh terbujur kaku di atas ranjang rumah sakit. Dekapan ibuny

ikan wajahnya di bahu ibunya. Mengungkapkan betapa ia menyesali semuanya

udah tenang, kamu harus menerimanya," bisikan dan usapan ibunya membuat dad

wa di atas ranjang. Dia melangkah lunglai mendekati ranjang tersebut. Men

. Dia kembali menangis saat ingatan masa lalu menamparnya. Wajah ceria

lamanya. Dadanya berdenyut kesakitan. Dia tersiksa melihat wajah yang berkali-kali ia

melihatmu seperti ini," sang nenek berujar dengan lembut. Tangannya membelai

agar nyawa sang adik di kembalikan pada jasadnya. Fajar hanya duduk memandan

itu harusnya dia menyeret paksa kakak kembarnya untuk menemui Elang. Mengatakan bahwa Elang sudah begitu di

suai keinginan remaja itu semasa hidup. Dia bilang ingin me

ermintaan adiknya sendiri dia tidak bisa membantahnya. Dia hanya

aktu bareng nenek," ujar Fajar saat wajah sang kakak ma

a, setegar apapun ia mencoba dia tetaplah seorang wanita yang mengan

kepala dan menyanyikan lagu pengantar tidur atau cerita dongeng. Mem

engar rengekannya. Dia belum bisa menerima ini semua. Tama menemani ibunya yang melantur meminta Elang kembal

ang. Dia memarahi Tama yang tega meninggalkan adiknya di makam sendirian. Tama sendi

Pemuda itu mencoba menenangkan ibunya yang hilang akal sampai akan membuka pintu mobil. Di

tapi Elang itu putraku juga! Jangan tinggalkan

kan mobilnya. Dia merasa berat, sama seperti ibunya. Tapi, dibanding dia menghentikan mobil dia lebih memilih seger

emakin berat melepaskannya. Nenek menyambut dengan wajah menenangkan. Dia memeluk putrinya yang terus m

arena ini," ujar nenek Sarah. Dia menepuk-tepuk punggung putrinya tercinta. Mencob

dan taman kecil berada. Dia duduk sendirian di tempat itu. Menahan diri agar tidak meminta Elang kembali. Dia kini berdoa semoga Elang mendap

pernah ia pedulikan. Awalnya dia menyukai sosok bocah polos yang lahir menjadi adiknya. Dia menemani bocah itu bermain dengan kembarannya

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka