icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Bukan Salesman Biasa

Bukan Salesman Biasa

Penulis: Duarta
icon

Bab 1 Sang Pusat Perhatian

Jumlah Kata:1047    |    Dirilis Pada: 14/10/2023

ni, Pak?” tanya seorang lela

tagih semua klien-klien kamu! Klien pada nggak

jangan dipotong lagi. Saya akan

proyekmu gagal. Beruntung kamu masih saya pertahankan, kalau tidak kasian karena kamu mau nik

k M

bah. Tetapi tolong-lah Pak, jan

ji kamu tetapi semua tunggakan klien

terima ka

suk ke dalam ruangannya tiba-tiba ada seseorang yang memanggilnya. “Mas Ardhan, ini daftar klien yang harus dit

saya usahakan

alam ruangan berukuran 3x3 meter itu, ia memilih klien yang akan didatang

tan. Ardhan mempersiapkan semua berkas yang diperlukan kemudian keluar dari ruangannya

rdhan langsung menghadapa ke bagian resepsionis dan mengatakan maksud dan tujuannya datang ke peru

gi Pak, maa

k perlu kamu datang dan menagih ke kantor seperti ini!” ujar lelak

ud yang baik, asal bapak tahu ya

k perlu datang ke sini, memalukan saja!!” potong lelaki itu, ia semakin marah. Keribu

Pak! Saya yang kena getahnya!” jawab Ardh

rity tersebut. Kedua pria berbadan tegap itu seketika membawa Ardhan keluar dari ru

pernah datang ke pe

ngsung pergi begitu saja. Hal pahit yang didapatkan Ardhan tadi tak membuatnya patah semangat, dirinya sudah

melainkan hanya bagian frontliner-nya saja. “Mohon maaf sekali Pak Ardhan, perusahaan kami belum bisa

an waktunya untuk laporan ke atasan saya. Tanggal

tanggal tepatnya, kami aka

saya akan kembali ke sini lagi. Karena saya harus men

rgerak cepat menuju perusahaan yang lainnya. Dua perusahaan yang didatanginya belu

p ke perusahaan yang ketiga. Di tengah jalan motornya mendadak mati, Ardhan

i dengan teliti namun tak juga bisa menyala. Ardhan yang kesal mencoba

renta sedang mengorek bak sampah. Kakek itu seperti hendak mencari makanan sisa, Ardha

kek lagi cari ap

in belum makan,” jawab Kake

mbangan. Di satu sisi dirinya kasihan pada si Kakek, di sisi lainny

nan di situ, beli saja di warung,” kata Ardhan seraya mengeluarkan uang receh

but tersenyum. Ardhan ikut senang melihat Kakek itu senang. “Saya

nya. Sebuah kacamata putih diberikan oleh Kakek itu kepada Ardhan. “

jaan kamu ya,” ujar lelaki itu memaksa Ardhan untuk menerimanya. Akhirny

i itu kembali ke tempatnya semula. Ardhan yang penasaran lalu mencoba mema

ndiri hingga memundurkan langkahnya. Ardhan yang panik berusaha melepaskan kacamata misterius

engendara lain. Salah satu pengendara memberhentikan kendaraan dan b

pa-apa, Pak

menganggukkan kepalanya dengan cepat. “Kebetulan saya menunggu

nggu kedata

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka