icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Bukan Salesman Biasa

Bab 5 Si Jingga

Jumlah Kata:1054    |    Dirilis Pada: 17/10/2023

gapain di sa

yala, Ardhan segera angkat kaki dari tempat itu. Untung saja dirinya tahu jalan a

ka ia membuka pintu rumah. "Salesman biasa kok pulang malam terus. Apa sih

merebahkan punggungnya di ranjang ketika sudah berada di dalam ka

ika tebakannya benar maka ia harus

ya dengan kasar, dengusan kesal keluar begitu saja dari mulutnya. Ardhan tak ingin berlarut dalam fanta

arena alarm berbunyi dengan nyaring. Ardhan membuka matanya dengan cepat kemudian ber

tidak mogok lagi sehingga perjalanannya menuju kantor lancar. "Ardhan, ikut say

ik

. Di dalam ruangan besar tersebut hanya ada mereka berdua dan beberapa

untuk membahas kelanjutan kerjasama ini. Laporkan apa saja yang terjadi

u anak buahnya itu, pria berkacamata tebal tersebut pergi begitu saja. Ardhan duduk

ada seseorang yang masuk ke ruangan rapat tersebut. "Hei Dhan, n

dhan, ia masih berbicara santai dengan mu

lah kepada orang lain, masih banyak

nnya jika kau memintaku untuk mundur dari proyek i

aku tidak menyuruhmu mundur. Aku hanya mengatakan jika ada ora

ng itu?” t

nior yang lain bisa juga peg

timpal Ardhan, ia segera berjalan menuju pintu ruangan tersebut. Jundi me

. Ardhan terkekeh geli melihat tingkah laku pegawai tersebut. Setelah selesai mempe

osisinya semalam. Prama dan temanya sudah tiba lebih dahulu. "

ambat. Kami memang berangkat lebih

apat kecil. Ardhan menyampaikan apa yang tertulis di berkas dan sebag

ua hal, satu pesan atasannya dan satu lagi bola mata Pr

ingin disampaikan?" tanya Prama, waja

, tidak ada," sahut

eka semua keluar menuju proyek yang sedang dikerjakan oleh karyawan perusahaan P

ulu Pak Ardhan," aj

ena dirinya masih membuat laporan untuk diberikan kepada atasannya. Be

ng, Ardhan terus memperhatikan lelaki yang duduk tak jauh darinya, tiba-

h menjadi pria pemarah. Karena penasaran, Ardhan lalu mengikuti langkah Prama. Boss besar

nar, Prama adalah kekasih Kinanti. Pria itu menghampiri kekasihnya, mereka bicara empat mata. Ar

kik Prama. "Sudah kubilang berkali-ka

tidak bermaksud mengg

mengangkat tangannya, hendak memukulnya. Tanpa sadar Ardh

riak Kinanti sembari menangis. "Bukanka

ak kekerasan kepada kekasihnya. Ardhan pun mengurungkan niatnya untuk kemba

tersebut, sebuah panggilan masuk dari sang atasa

rdhan, ia berusaha

di sana? Kenapa kamu bel

entar lagi akan saya

kan, Dhan? Tidak ada kendala, semu

mua beres,"

g bisa diandalkan. Cepat selesaikan

mereka berdua sudah tak ada di tempat begitu pun dengan kendaraan putih tersebut. Ponsel Ard

ti

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka