Pernikahan Bawah Tangan
ak
alam ruang tamu itu menatap terkejut ke-arahnya. Mereka semua menatap bingung
al kuat hingga membuat buku-
ih semester enam! Sava masih mau main sama temen-temen! Dan
knya setelah mendengar teriakan sang anak. Rahangnya mengeras, menatap tajam
Buat biarin anak ayah ini jadi ja
oto itu menampilkan dirinya yang berpakaian minim, sedang duduk di meja bartender de
a gelas minuman beralk
at jadi liar kayak gitu! Ayah nggak mau tau. Minggu depan kamu ni
ah baya itu pergi, meninggalkan Sava ya
! Sava nggak pernah minta buat dilahirin di k
mu yang masih ada di rumahnya. Abraham tetap menaiki tangga untuk menuju lan
a, menyusul Abraham dan meninggalkan Sava
ari mata cantiknya. Bahkan kedua orang tuanya juga tak peduli de
ejadian itu, suara laki-laki yang paling
an, Sava? Oh iya, per
as sampai bawah. Dia berperawakan tinggi, berkulit putih dan memi
hampiri, mengangkat tangan, siap untuk menc
u dicekal sebelum sampai
, penuh ancaman. Buat Sava yang selami mata hi
gan pada si lawan bicara yang tak bergeming di tempat. Tak pedulikan kebera
ntuk melepaskan cekalan itu
miring, masih dengan tangan yang mencekal kuat pergelangan tangan Sava
h di didik?" lanjut Arkan
!" Sava berte
tkan cekalan tangannya pada Sava. Biarkan gadis itu mering
ita akan fitting baju." Nada suara Arkan datar. Seola
jawab. Lalu tiba-tiba Arkan bawa kepalanya untuk mendekat ke teling
besok. Dan kita akan fitting baju di butik k
va. Laki-laki itu menyisir penampilan Sava dari atas s
mau melihat bagian tubuhmu terekspos sebanyak ini.
elekat pas di tubuhnya. Gadis itu makin tak mengerti dengan kalimat Arkan, karena ia sama
n sepatu Arkan. Buat Arkan men
at laki-lak
an. Bukankah Tuan adalah orang yang
caukan jalan hidup saya, lalu Tuan ju
saya, namun Tuan justru berperilaku seperti orang yan
g diludahi sampai handal sekali cara men
nyetujui lamaran ini? Lagipula bukankah mudah untuk Tuan mendapatka
i. Dia mengambil satu langkah maju, hingga yang membatasinya dengan A
ap dengan tatapan tajam ya
melamar seorang jalang seperti saya?
"Harusnya kamu bertanya pada Ayahmu itu sebelum ucapkan semua kalimat tidak jelasmu.
dah selesai. Sa
sedang menatap nyalang ke arah laki-laki itu. Tatapannya masih teru
nyentuh lantai dingin tanpa alas apapun. Kepalanya berdenyut sakit, seluruh infor
harus ak