Cinta Itu Luka!
gaun merah yang di taburi beberapa gliter menampakkan bahu mulusku serta anting dan kalung yang terliaht sangat mahal ya itu kalu
ke tempat ini, netraku menangkap dua orang pria yang sedang berbicara dan sesekali t
rdua, dua pria itu menatapku tak berkedip aku tau aku canik dan ya kembali ke p
atakan cantik walaupun itiu bisikkan dari hatiny
suka dari Yuan pria itu menatapku seolah cemburu tentang perlakuan Arvan. Bagaimana tidak wajah yuan mengerut dan berjalan di belakan
dalam mobil aku hanya diam dan mataku terfokus pada yuan yang sesekali melirikku dari kaca mobil
erbaju hiam ya sama seperti rumahku, rumah mewah yang sangat besar bernuasa putih dan abu- abu, aku
u mengelengkan kepala merwangkul tangannya sesuai deng
nduk terdengar suara senda gurau yang sangat aku kenal, tanganku mengepal b
berusia 67 tahun terlihat cantik di usia yang sudah mulai senja,
u,'' bisik nyonya Anya y
mbuat aku memejamkan mat
' Tanya nyonya Anya yang membuat aku semakin bingun
enangis ketika kalah dalam bermain dengan putriku,'' jelas Adiputra sambi
sambil menatap ayah penuh tan
di artikan, dia bahkan lebih bingung dariku. Sial apa aku terj
anya Anya yang berhasil membu
ang membuatku mengangguk dan berharap om
ujar Anya sambil memelukku. ''kemari,'' ajak
nyonya Anya, sedangkan Arvan dia duduk di sampingku tersenyum manis dan
ng mengalihkan pandangan untuk menjauh konta
ng? Kau tidak akan pernah mendengar ucapank
ld, wanita itu memberikannya kepada Arvan yang berada di sebelahku. Aku melirik undangan itu terdapat nama Salwa dan Arvan dua hari lagi. Mataku s
langsung meraih undangan
u. Dua hari lagi aku menatap tanggal undangan itu, aku men
sambil memberikan ke
a juga memberikan surat pada pria itu.
a dan
bayi kecilku lahir kedunia dia bernama Arvan nugraha, berselang beberapa tahun aksara juga
cinpun di pasang di jari munggil putra dan putri kami. Arkan dan salwa kami menulis semua tentang kalian dan berniat untuk mempersatukan kalian dengan ikat
hal aneh dalam diriku begitu juga dengan aksara, aku harap siapa pun yang menemui surat ini lakukan keinginnanku dan aksara, walau itu akan sa
arvan
aksara
pikiranku, semua tentangnya membuat aku duduk dan menunduk menatap sebuah foto yang terselip di kertas itu. Kenapa kau membuat perjanjian ini bu? Aku tidak menc