icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Harapan yang Pupus

Harapan yang Pupus

Penulis: SBS
icon

Bab 1 Perjodohan

Jumlah Kata:1101    |    Dirilis Pada: 26/11/2022

ku mencipratkan lumpur-lumpur ke kakiku, sehingga aku harus berhati-hati saat berjalan. Aku

aja yang menjual tas bekas yang akan kuberikan kepada Bibiku. Nama pajak ini adalah pajak Melati. Pajak i

dah yang mau di gantung ole

a harg

ek terkenal, baru

ir berapa harga yang bisa ku

a ku

min, lihat ini merek Hermes.

ya. Senyumannya sangat lebar. Aku bisa melihat bahwa ia menaru

dalamnya. Tas ini tidak tampak seperti tas bekas. Aku melihat bahan yan

a. Lihat-lihat, seperti baru bukan?” Kata nene

i nenek itu tidak mau memberikannya. Sulit memang untuk tawar menawar seperti ini. Kalau sa

ih bisa dipakai bertahun-tahun lagi. Dimana d

200 ribu! Duit

itu kan cantik, jadi co

adahal bukan aku yang

h kita berdebat lagi. Udah mu

jadi mem

ang ada di dekat sana. Aku membungkus tas tersebut dengan rapi l

hati senang. Aku berharap bi

ulang. Padahal aku sudah tidak sabar mel

a belas malam, tapi bibi t

handphonenya tidak diangkat. T

diangkat-angkat, aku mendengar suara p

. Aku tidak tahu siapa nenek itu. Rumah kami jarang ada tamu. Keluarga da

an kenapa dia lama pulang, dia sudah men

reka bicarakan. Sudah sekuat tenaga melakukannya, aku tidak mendengar apapun

tku tidak karuan. Aku merasakan

a gelas teh terhidang di depan mereka. Saat aku datang, pembi

aku. Ternyata bibi dari

arni. Ayo beri s

ukan peri

a di lehernya. Mutiara itu sangat indah dan besar-besar seperti kelere

a-oma yang ada di drama-drama korea. Aku cekikikan sebentar sambil menutup mulutku.

kamu Cit

ke arah bibi dan dia menunju

an setelah cucu saya pulang dari

u bisa muat mereka berdu

melihat tingkahku. “

ku sama sekali. Aku ingin menyela ucapannya, tapi tidak bisa

kami mulai senin depan.” Ucap sang nenek. Di

ya pergi dulu. Sa

gan supir membukakan pintu untuknya. Aku tidak pernah melihat mobil semewah itu s

ang memanggil kam

ang itu? Dia pa

belah rumah kami. Herannya, tengah malam begini di

ibu Mira!”

aya raya. Mobilnya itu mobil Mercedes

lam hati, selama percakapan itu, aku cuma mengomel karena ucapann

unjukkan kekesalan ku. Kenapa bibi men

a hingga ke Amerika. Dia yang menjumpai bibi di tempat laundry dan mencarimu. Lalu dia ju

uhan kita su

cara, bibi malah me

ng kita ber

aku bisa

gannya mulai menyandar di meja. Lalu dia berdiri tegak menatapku tajam. “Semua yang kamu butuhkan sekarang itu ditanggung oleh asuransi kematian orang tua mu. Jadi, itu cukup bagimu

Aku ketakutan. Tidak biasanya d

pergi dan me

an berkata, “Jadi, bagaim

ni adalah teriakan pertamanya kepadaku. Selama aku bers

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka