Rumput Tetangga
ertanya tentang mimpinya lalu
at Hanum terdiam mendengarkan ucapan putrinya. Mengapa seolah-olah mimpi Namira menunjukkan dirinya yang sekarang. Apa Anita akan mengambi
am langsung membalik badan menghadap Namira dan mertuanya. Baru saja Hanum in
mira santai. Wanita tua itu mengerutkan d
ama, Mama dan Nenek?" Namira menatap ibunya
jawab anak kecil itu, karena Rendi m
a itu salah bicara padanya. Aminah tidak banyak tanya dan kembali mendengarkan celoteh Namira yang ada di hadapannya. Hanum merasa lega ji
wanita itu sudah keluar dan sedang sibuk di dapur. Rendi mengenakan pakaian yang sudah Anita siapkan, ia dengan gagah menggunakan kemejanya da
dah ada dari satu jam yang lalu. Ia baru saja terbangun dari tidurnya karena lelah menghabiskan waktu bersama Anita tadi malam. Rendi tidak bisa p
" tanya Anita sambil tersen
Anita mengangguk. Pria itu mendekati istrinya lal
" bisik Rendi membuat A
emang tidak besar, ini adalah sebuah perumahan yang Rendi beli khusus untuk Anita dan dirinya saat bertemu. Namun sekarang menjadi tempat tinggal me
ta meletakkan sepiring nasi goreng dengan telor ceplok dan teman lainnya. Rend
gunyah nasi goreng itu dengan gerakan dramatis membuat Anita merasa tidak s
n perempuan cantik." jawab Rendi
olah lupa dengan keluarga kecilnya dan pekerjaannya saat ini. Anita terus menggodanya hingga Rendi selesai menghabiskan sarapannya. Rendi langsung bergegas pergi menuju kantornya, sementara
*
um menyetujui hal itu, ia mengantar Namira lalu bertolak menuju kafe dekat sekolah Namira dan sekolah anak Reni. Hanum memarkirkan motornya lalu masuk ke dalam kafe yang masih terlihat sepi. Tentu saja masih sepi karena masih terbilang pagi, baru jam setengah sembilan pagi. Ia memesa
num menggelengkan kepalany
lalu melambaikan tangannya memanggil pelayan. Ia memesan
ertua kamu?" Hanum m
lillah tidak ada yang ser
unya masuk rumah saki
datang bersama Anita." Reni
ng jenguk mertua kamu?"
a bertemu mertua aku, karena fia enggak masuk s
a gitu, bahkan sudah rebut suami kamu, dia masih pede mau bertemu mer
tidak merasa bersalah setiap bertemu denganku, apa aku punya salah
orang, Anitanya aja yang keganjenan, su
u bahas Anita," Reni menat
p Reni mengingatkan. Hanum mengangguk tersenyum merasa cobaan Tuhan begitu berat terhadapnya. Ia
sibuk, Ren?
m? Kamu butuh sesuat
mau nemenin aku?" Reni mengerutk
?" Hanum
Anita pasti di rumahnya sendiri." ucap Hanum mer
malam?" tanya Reni hati-hati. Hanum te
t wajah menunduk menahan air mata yang hendak keluar. Rasanya menyesakkan saat mengatakan mal