Rumput Tetangga
endi dari arah
an malam?" tanya Hanum saat Re
endi membuat Hanum menata
jur. Rendi hendak meninggalkan Hanum namu
geleng. Ia berjalan mendekati kamar Namira lalu membuka pintu kamar putrinya. Hanum hanya memper
" tanya Ani pada Hanum yang berd
pkan sendiri." jawab Hanum
mar dengan senyum getir. Rendi suaminya bukanlah Rendi suami yang dulu, sudah pasti Namira akan berbagi waktu bermain dengan Anita juga. Hanum mengusap perutnya dengan hati sesak, ia tidak tahu kedepannya bagaimana. Lambat laun Namira akan tahu jika ia akan memiliki dua adik yang berbeda ibu. Hanum mengusap ujung matanya yang ber
di membuat Hanum men
putrinya yang berada di dalam gendon
ar." Hanum mengerutkan dahinya,
uat Rendi melirik ke arah putrinya Nami
n Ayah mau bicara sebentar." Anak keci
awabnya denga
arnya diikuti Rendi l
a Hanum langsun
engan apa yang Rendi katakan. Hanya saja ia merasa hatinya terasa s
s saja." jawa
Namira, dan satu lagi, aku ingin kamu jangan katakan ini pada Ibu, aku mohon." ucap Rend
sayang sama Ibu, aku cuma punya Ibu saat ini, aku tidak mungkin bicara hal yang tidak bergu
Hanum hanya mendengus pelan. Ia merasa muak mendengar ucapan Ren
it dan keluar dari kamar tersebut lalu menatap Namira dan Hanum yang terlihat sedang bermain di ruang tengah. Rendi hanya menatap dari jauh l
gar kembali pagi hari dan ikut sarapan pagi di rumah dengan ibunya dan anaknya. Hanum mencoba untuk tetap tenang meskipun tangannya sudah gatal ingin segera menghubungi Rendi. Tapi ia merasa tidak b
minah membuat Hanu
tika mendekati mertuanya menuntun wanita
ari tadi cuma kamu pasti melarang." jawab wanita tua itu
jangan lupa panggil Hanum, takutnya Ibu kenapa-kenapa kalau jala
a sang ibu membuat Hanum m
m berbohong lalu kembali mendekati An
ngun, apa dia tidak bekerja,
. Ia hanya bisa berdoa untuk kepulangan suaminya, baru satu ha
gun?" Hanum mengg
tanya Hanum menawar
ah gula dan hangat. Hanum meletakkan teh itu di hadapan mertuanya dengan roti kering sebagai teman ngeteh menunggu s
dengan tangan yang
a mengangguk lalu mendekati sang ibu, mertua Hanum tersenyum
nya. Namira dengan senang hati mendekati ne
i hantu." ucap gadis kecil itu
ut dong?" tanya wa
n Mama tertinggal." jawab Nami
tinggal?" tan
cucunya. Ia merasa gemas melihat tingkah Namira yang sibuk menceritakan mimpinya.
a di tinggal sendiri." Namira tampak