My Ex, My Husband
a ada kendala walau sedikit ada kecurigaan d
jalan ke arah meja di mana ada bebera
dehem ketika tiba
rnyata dia sedang mengetik pesan dan langsun
saya curiga
terlihat ada keresahan yang mend
" Mateo mengangkat tangannya
. "Gue flu. J
uk. "Lo benera
. Atas dasar apa lo mengat
but. Aesya memiliki warna ram1but blon
gue ganti wa
itkan matanya. "Kamu ga
icurigai itu
"Di mana Aesya?" tan
ue Ae
pada mereka. "Saya tahu kalau kamu bukan Aesya. Dari warna
?" Halim mendek
. "Kalian berniat me
lim memang tidak tahu pokok permasalah
dengan saya bukan Aesya." Mateo men
kati putrinya dan meneli
juga masker." Mateo member
, sedangkan Aesya ha
Halim terangkat d
melainkan Ainera. Perempuan yang mengenakan
gusap wajahnya kasar.
nya dan kemudian
apas. Pertunanga
sudah. Ainera tidak bersalah. Jangan menumpahkan kesalahan padanya." Halim hanya bisa menunduk. Putrinya sudah membua
jarinya. "Maaf. Gue gak bermaksud membohongi lo. Tapi Aesya but
h!" usir
tapi tetap saja kalian sudah bertunangan. Mama gak mau jika kamu ikut melakuk
cicit Aine
a, dia bukan siapa-siapa saya." Mate
pada Mateo. Sekilas ia mengingat apa yang dirin
! Gue gak bisa bertunangan d
bingung. "Te
sejenak. "Kita
Aesya." Ainera menolak. Dia tidak ya
ggal pake masker dan
ut kita beda warna. T
o nyari alasan. Lo s
menga
tu ayo bert
ur yang ia kenakan sebelum datang ke hotel. Lalu kemudian keluar dari r
ana lagi, dirinya tidak ingin terjebak dengan Mateo meskipun sudah berusaha me
lu su
goh saku celananya dan t
man semasa ku
coffee shop. Ponse
au gabung ama kita, kan?" Yang lain menimpali. "Tiap re
ukkan ekspresi apa
sampai gue close coffee shop lebih awal. Tapi ini
ang niat mau ikut, dia pasti nyusul. Kalau gak
yang lain. Untuk apa? Buang-buang wak
ana, Randa dikagetkan akan seorang perempuan yang tertidur di depan pintu coffee shop. Randa mendeka
nda terpaksa menggendong tubuh itu. Mencari taksi dan tidak ada pilihan lain selain membawa pulang ke rumahnya. Bagaimanapun benci
p matanya berkali-kali. Menyesuaikan s
puas ti
a ada Randa yang duduk bersama secangkir m
erada di depan coffee shop menemui Randa, akan tetapi sudah tutup b
apa lagi hari i
. Gue bakalan pergi dari sini. Sekali lagi maaf dan terima kasih." Aesya bangkit dari ranjang. Dia berjalan ke arah pintu dengan
apat jika menik
gat terbu
l meskipun Randa tidak meli
membalik badannya. "Rumah, harta bahkan
e akan menerima tawaran
g bukan mai
ada kem
tu? apakah dia san
ue. Kalau lo setuju, ayo menikah.
npa kemewahan adalah ha