Mencari Keadilan Sebelum Menikahimu
K
not dan Alif. Sesampainya di kamar, ternyata Nabilah masih belum sadar. Meskipun sudah dikom
sadar juga ka
snya juga belum t
mit karena ia harus bekerja seperti biasa.
a bang?"
b, "Biasalah,
erja, gue kira berangkatnya ke ka
nggak menghina pekerjaan
mananya kak? Kan aku cum
perpanjang. Lagian Alif juga
a kayak gitu sama
it dulu ya. Semoga Nabilah
i jalan ya," ucap
senyum, kemudian ia bergegas pe
untuk berangkat kuliah. "Kok kamu
? Aku kan nggak k
kan kuliah,
mah gampang
angnya kamu mau di DO dari kampus? Udah
ucap Alif dengan terpaks
dengan sabar menunggu Nabilah sadar. Bagi mereka, Nabilah adalah adik kecil yang mereka say
yang," ucap Pevita pada Nabil
i tempat yang aman. Setelah melihat wajah kakak-kakaknya, Nabilah tersadar bahwa ia sudah ada di rumah.
ang udah ada di rumah dan berkum
lagi? Padahal aku pengen nyusu
ng, jadi dedek harus tetap menjalaninya. Pokoknya kakak gak
engatakan "Kak, Nabilah baru aja sa
h "Maafin kakak ya, bukan maksud kakak kasar sama
akak tanya sama dedek, kakak sayang nggak s
."Sayang sama kak Arumi juga ngg
ama pada Nabilah, "Kalau sama kakak, sa
ang mencelakai dedek sendiri. Dedek juga gak boleh kabur-kaburan dan haru
k pengen kan lihat Papa dan Mama bahagia
i anak yang baik dan nurut kalau dibilangin sama kakak-ka
ulu lagi. Dedek gak boleh sedih-sedihan te
ish lagi dong?" tanya Nabilah ya
ak izinkan dedek jahil sama kakak. Tapi j
ng menjahili kakak ketiganya, Irish. Sebenarnya, ia juga sering jahil
apan dan obat demam untuk Nabilah, "Rum, tolong kamu bel
k. Udah bukan waktunya s
an sekaligus makan
beli ya," ucap Arumi
h Irish. Lagian Irish kan belum punya SIM nanti
li kak. Udah jam segin
u yang harus jalan. Udah
ku mandi dulu ya, ba
k dari lahir, tanpa mandi juga kakak ngga
erlihat cantik, bersih, dan wangi sepanjang hari. Jadi aku h
mandi cepetan kak. Aku ud
makan apa?"
. Jangan lupa juga obat bua
umi kemudian bergegas ke
eka mampu memberikan televisi untuk setiap kamarnya. Namun, orang tua mereka berpikir jika an
ka lebih hangat. Karena hanya ada satu televisi, jadi mau tidak mau, Nabilah harus ke ruang keluarga. Awalnya, Ir
n, "Kak, pengen n
di ruang keluarga
kesana aja kak
u masih sakit
. Jadi aku masih bisa jalan ke ru
istirahat di tempat tidur bi
hu, aku mau nonton televis
anak yang baik, yang mau nurut s
ruti, aku kabur lag
, dedek boleh nonton televisi
rut sama kita kak, bukan ma
sendiri kan gimana anak ini kalau ke
au gimana lagi
a panjang, jaket tebal, dan kupluk dingin untuk Nabilah. N
k pakai jaket, kupluk, sama celan
au pakai selimut a
u gak mau pakai ini, ga
i ruang keluarga. Sekarang giliran dedek dong yang nurutin
yang akhirnya luluh de