Love Back
mancung. Wangi parfum yang m
ya tentu saja bisa membuat pingsan lawan jenis. Ditambah
kai sendal baru. Apa
k di depan Dinda sambil menyodorkan sendal yang baru saja di b
an sorot mata tajam gadis di depannya. Pria itu sedikit berlutut dan meraih kaki Dinda tanpa alas kaki. Tangan yang begitu lembut meraih kaki j
. Itu tidak perlu, Ris!" lanjut Din
an manis itu tetap berdiri dengan mata penuh cinta. T
p berada di sana d
rah sama aku sepuas kamu. Bi
sak
rlu baik sama aku!. K
cap Dinda pingsan tepat di p
Dinda dengan wajah yang pucat. Bahkan bayangan yang menakut
a mu!" rengek Haris sera
ng sekitar. Haris merasa sangat sedih. Bahkan seseka
aku. Dinda jadi s
a diam tanpa kata dan perlawanan. Beruntungnya seorang pegawai minimark
i kafe, Bang," ucap salah s
a melihat Di
an dan kebisingan orang-orang yang menghakimi. Dibantu petugas supermarket, Haris menggendong Dinda ke kafe. Saat pintu
sama bu Dinda?" ta
Dari isi belanjaan Haris sudah bisa menebak sesuatu yang
Sudah waktunya," gum
si Dinda dengan wajah bahagia bercampur sedih. Sesekal
ke telinga wanita
soda. Kalau bisa kasih sus
k, tanda patuh
t ke kaki hingga perut. Tidak ingin Dinda kedinginan, Haris meninggalkan jaket kesayangan untuk menutupi tubuh bag
aik saja, Din," har
merenungi nasibnya. Bertemu dengan wanita yang seharunya tidak pernah dia temui lagi setelah pe
pa aku sakit hati? Kenap ak
tu pun, Haris kembali me
Ris?. Dinda begitu besar
enyum, sorot mata dan tawa yang pernah dia li
i pingsannya, dia hanya terduduk di ruanga
da. Arsanti memajukan kursi yang dipakai. Mendekatkan dirinya ke si
ulang iya?. Biar kau
enenggelamkan pendengaran. Satu langkah lebih dekat lagi den
?" tanya Din
nnya. Namun jawaban Dinda h
yang tidak ingin berbicara banyak, A
gan buat macam-macam
an respons yan
i memendam rindu dan kesal. Sepertinya dia sengaja melakukan sesuatu yang menguras hati selama ini untuk bisa melupaka
ata Arsanti seraya menyod
. Bibirnya masih bungkam, namun tangannya
r ke dalam tubuhnya Dinda menerka
ahu susu hangat?" ta
a memikirkan kejadian yang menimpa. Pikiran dan hati menerka-nerka adegan yang terja
jaketnya di tinggal," jelas Arsanti. Dinda masih diam. H
Klasik kali. Bilang
s keluar. Lalu dia men
lau ketemu dia. Biar aja
i. Tepukan yang sedikit kuat
nggak?" tanya Arsa
membuat Arsanti ingin tetap berada di sisi Dinda. Namun kesan cuek dan sikap yang tidak ingin digang
inum teh, kopi dan soda untuk saat ini, Din,
k karuan. Melihat kalander di ponsel
a harus ditanggal ini aku ketemu dia!" reng
menjadi senja. Tidak ingin berlarut dalam bayanga
ik?" tany
endirikan mini kafe. Sesekali dia tersenyum melihat pengunjung yang hilir mudik ke kafenya. Langit yang gelap, mentari berganti bintang
minimarket mau en
ar dan senyum lebar, A
vanila, iya?" pi
enyum, tan
pada tempatnya. Dinda dan Arsanti
Kau paling baik
mobil sambil menikmati perjalanan. Sebelum malam semakin dingin, Dinda meng
ketemu
nda kembali terbayang Haris. Sulit sekali
sa pusing dikepala dan
sekarang, aku mohon," gerutu
is kesakitan. Kenangan yang sulit di lupakan hingga rasa s
bali ke depan ku lagi. Apa
upakan dia dan rasa ken
Dinda terasa begitu dingin. Namun sebisanya dia harus tiba dengan cepat di rumah sebelum d
ng Dinda secara bersamaan. Kaki terasa sangat lemas untuk menopang tubuhnya. Sekuat tenaga Dinda berdiri dan men
rang p
pingsan.
ertolong atau dimanfaatkan orang lain. Beruntung sekali, ada pria baik yang membantu Dinda. W
ang membuat kerumun