Dalam Tasbih Cintamu
rentetan CV yang dibacakan, aku dapat mengetahui kalau Mustafidz itu adalah putra dari kyai Baharudin Musthafa. Nama belakang ayah dan anak itu sama, itu pasti sebuah
rtinya dia sudah terpaku oleh materi. Terlebih MC tadi pun tidak berp
iencenya secara seksama dan bergantian. Menurutku keren sih. Dia sepertinya seumuranku, lebih dikit lah, tapi hawa keber
a untuk fokus kepada materi yang dibawakannya. Nahasnya mataku tetap saja terpaku menatap wajahnya yang penuh cahaya itu. Hidungnya mancung, badannya b
anjing yang bolak-balik di depan sumur, ia pun kasihan dan mengambilkan air lalu menjadikan sepatunya sebagai wadah. Nah hanya karena rasa kasih sayang, di
anya jasad dan roh para pecinta yang berjalan tanpa pamrih'. Jadi maksudnya begini, adakah dari kalian yang pu
u seorang pemuda tanggung yang sontak mengundang
g begitu indah. Suaranya yang renyah. Dan nada yang sangat ramah
aktir aku, ya!" sahut Mustafidz yang k
la memberikannya apa pun. Bahkan rumah sekali pun. Bukankah begitu bapak-bapak? Bapak-bapak rela kan membeli rumah demi kehidupan keluarga Bapak-Bapak yang lebih baik? Berapa pu
ar kami tidak hidup luntang-luntung di
lah bahkan memberi kita warga negara Indonesia dengan tanah yang subur. Tidak ada beras, singkong pun ada. Cara menanamnya pun tinggal menancapkan batangnya saja. Allah juga memberi kita keama
awa mendengar ka
a-Nya. Tapi apakah kita perna
li kami – para jemaah – tertawa, sesekali juga diam merasa tertampar dengaan fakta yang dijelaskan. Namun karena dakwah ya
a kalau malam itu akan terj
*
aja merampungkan kerjaan ini lebih cepat. Bukan karena ingin segera beristirahat dan buka di indikos, tapi biar kerjaan besok tidak seberat kerjaa
benarnya pun kami tidak punya ikatan apa-apa, aku jadi malas keluar. Gawaiku pun sekarang sepi seperti kuburan atau bahkan lebih beruntung
as-Mas ganteng,
lalu mengalihkan wajah ke Vika. K
ta itu. Iih ... rasanya ingin meledak gu
dah gue bilangin juga jangan
tapi pas datang kayak na'udzubillah. Tiga kali aku melakukan pertemuan dan semuanya berujung mimpi buruk. Aku bahka
au ta'arufin lo sama seseorang. Nanti gu
kin temennya menderita kencan online," nyinyirku seraya menyunggingkan seny
tragedi lo digandeng sama om-om itu juga bukan mutlak salah gue, ya!
alimat lo! Coba kalau lo bilang baha
it. Nasib untung Mas Mustafidz
h kecut plus ketus ke Vika. "Harus banget ya, lo nyebut namanya?" Kenapa ya
aga kita ndak tahu. lo suruh jaga dia sama Allah, eh nggak mau?
anjel pake keyboard apa m
mengusap air di ujung matanya. Ia
biarkan Vika puas tertawa. Aku berharap dia pergi saja sebelu
rebut keyboard, menyimpan pekerjaank
buka puasa, loh. Males aku kel
mumpung gue udah izin sama bo
diri nggak pernah ngasih lemburan pas puasa. Jadi tolong ya, jangan cari-ca
lan. Ntar Mas Habibi juga kok yang nraktir. B
di atas rambut. "Bisa nggak sih lo manggil dia dengan namanya aja. Nama dia Ha
da yang panas
ggal beberapa menit lagi. Jangan sampai kehilan
anku dengan paksa. Dan aku pun buru-buru meng