Gigolo is My Father
l
ami keluarga terpandang dan kau menghamili putriku agar kau bisa menjadi bagian dari kami, begitu?! Tidak,tidak. Kau salah besar, aku sama sekali tak menginginkan kau menjadi menantuku! Kau hanyalah rakyat jelata, lihat dirimu kau sangat urakan da
Laura mengenai kehamilannya. Namun yang Max dapat adalah sebuah hinaan yang jelas membuat Max sanga
sejati tak boleh cengeng. Max hanya bisa menundukan kepala dan ia berusaha untuk mengontrol dirinya sendiri agar tak terbawa suasana. Bagaimana pun tuduhan Ayah Laura padanya tidaklah benar, Ma
n, ia tak pernah menyakiti hati perempuan. Dan ia adalah pria yang memiliki prinsip jika ia
wan, dan menawan. Sepasang alisnya yang tebal, matanya yang kelam, hidungnya yang bangir, bibirnya yang sensual, dan tubu
. Banyak peristiwa pahit dan kelam yang di alami Max sehingga ia tumbuh dalam jiwa remaja yang brengsek seperti ini, namun demiki
kami sama-sama sepakat untuk mengurus bayi yang ada dalam kandungan Laura kelak. Laura mohon Ayah," mohon Laura sambil ses
in menatap putrinya, ia sangat begitu kecewa dan marah pada La
a Ayahnya bersikap acuh padanya. Memang hal seperti itu sangatlah wajar, namun ketahuilah Max sangat tak rela jika Laura menjadi sasaran kemaraha
ut Laura d
aura bahwa semuanya akan baik-baik saja. Laura mengangguk samar seolah ia mengerti pesan yang d
ni memang salahku. Laura sama sekali tak bersalah, jika Om ingin menghukumku maka hukumlah ak
Max pun merasakan pukula
u
ng langsung meraih tub
yang baru saja di lakukan Ayah Laura padanya, bagaimana pun reaksi seperti itu adalah hal yang cukup
ng terasa asin, ternyata bibirnya kini mengucurka
ah. Jika hanya Max saja yang mendapatkan pukulan, itu berarti pukulan itu tak adil bagi Max. Jika Ayah ingin memukulku, pukul
au mengenal lelaki jalang itu, kau adalah putri yang baik dan tidak pernah membangkang! Tapi semenjak kau mengenal pria jalang itu
ku merasa bahwa aku menemukan jati diri, aku merasa nyaman dengan kehidupanku yang sekarang! Jadi aku mohon jangan pernah Ayah mer
ak
l
sensasi perih yang membuat Laura meringis kesakitan. Laura berusaha menekan rasa sakit di
h Laura agar menjauh dari Ayahnya, sementara Ayah Laura terlih
kit hati dengan semua apa yang Ayahnya lakukan pada Max. Ayahnya sangatlah
isteris Ibu Laura berd
pun hendak turun namun tatapan matanya tak bisa bohong kalau ia sangat be
gan nada tinggi, hingga membuat sang Ibu pun ketakutan
untuk menenangkan Laura dengan merangkulnya, meskipun ia juga bingung de
wajah pecundang dan pembangkan seperti kalian! Keluar!" usi
telah Max dan Laura perbuat. Kalimat itu bagaikan sinonim bahwa Ayah Laura sudah tak peduli dengan permintaan restu Max untuk menikahi Laura. Laura sudah di campakan lay