Terjerat Gairah Semu
ngin buang air kecil. Di atas tempat tidurnya, tatapan mata Da
mping
ra dongkol dan iba terasa tipis dihatinya. Dara bangkit perlaha
i dalam ka
g air kecil. Padahal, kegiatan buang air kecil bukan buatu hal
anya pun melegakan. Tetapi, ditengah ras
masih sempit itu tiba-tiba terasa berdenyut, seketika birahinya naik sampai ke puncak ubu
bukan suaminya. aat itu juga, rasa kantuk seolah terbang menjauh dan menghilang. Napasnya
rgetar hebat menahan gairah y
tungkannya di dinding kamar mandi sembari meyakinkan sekali
ura-pura buang air besar saja, aku
kepada area-area yang paling sensitif di tubuhnya. Bayangan paras dan bentuk tubuh atletis milik Farhat kembali melintas di dalam pikirannya. Libido
i sesuatu yang bisa ia mainkan ke
mun yang kebetulan sempat ditaruh Guntur dipojokan kamar mandi,
ir daging kecil di atas bukit kembarnya. Darahnya kembali
kedua jari ke arah pangkal paha sembari membuka kedua ka
ke dalam area kewanitaannya, ia mainkan di dalam sana untuk beberapa menit ke depan. Jantungnya kembali berdeg
...." mulutnya kembali meracau, mendesis tak henti, mengikuti
milikny
masuk separuhnya. Berkali kali ia tarik, ke luar, lalu ke dalam dan ke luar lagi. Semakin lama ketiga
"aaaahh ... Farhaat! ... Ssshhhh ... Farhat, sayaaaaang ...." desahnya pelan hampir tak terdengar. Dara be
lembut beberapa area sensitif tubuhnya, lalu tiba-tiba ia tampak menegang untuk beberapa sesaat, dan seket
ya lirih, masih memanggil nama
nnya denganmu, Farhat ...." Dara mendesah pelan, khayalan liar semakin menumpuk di dalam kepala, "Kapan kita bisa melakukannya di
ali baju tidurnya. Dengan lemas berjalan ke arah ranjang dan
Dara bisa terle
suaminya untuk belanja kebutuhan bulanan ke Mall. Guntur hanya me
kan Dara mencari kesenangannya sendiri. Dengan jalan-jalan dan berbela
paut kepada sosok lelaki keturunan Bombay itu. Farhat, b
ntikan laju mobilnya, lalu mengambil ponsel
?" isi pesan yang diketik
ara segera melihat ke layar ponselnya dan tersenyum cerah.
nya menuju ke arah Bubat, membatalkan niatnya untuk berbelanja ke Mall. Ia sudah tidak saba
itinggali, rumah itu di desain dengan konsep modern minimalis
ke teras depan rumah dengan perasaan yang riang. Tidak menunggu lama setela
kle
ini selalu memenuhi alam khayalnya, kini berdiri di d
ke rumah, sini masuk! Sendiri?" sambut
man ...." sahut Dara sembari t
ucap Farhat, lirikan matanya tampak usil menggoda Dara semba
engan muka agak sedikit memerah. Farhat lalu mempersilahkan Dara duduk di sofa panjang
kas, untuknya satu dan
erahkan minuman botolan bersoda itu kepada Dara yang mener
ya! Anggap saja rumah sendiri," ujar Farhat, lalu duduk di samping Dara, menatapny
turunan Bombay ini seakan telah berhasil menghipnotisnya. Rasanya, ia rela jika hari ini ia harus menyerahkan segalanya untuk
asi, kedua bola matanya tampak berkeliling menatap seluruh
rapa furniture modern yang menghiasi, rumah
Farhat, melirik ke arah Dara sembari menggeser
at menggodanya. Jantung Dara seketika berdegup kencang, dada
a lagi ia