Terjerat Gairah Semu
r, Dara menarik napasnya perlahan, lalu membuang udara yang berdesakan di dalam dadanya dengan sedikit gu
masih ngantuk! Katakan padanya, ya!" Sahut Dara. Nad
tanpa menjawab sepatah kata pun. Dalam hatinya bertanya seperti orang yang kebingungan, "tad
Apakah ada selisih paham? Cemburu? Hmm ... atau soal itu!? Iya benar, pasti soal itu. Namanya juga pengantin baru, mungkin benar soal itu," sambung hati bi Lastri sembari tersenyum kecil dan menggaruk kepalanya, lalu sedeti
gu menunggu istrinya dengan gelisah. Tatapan matanya menerawang ko
panggil bi
semangat. Walaupun ia sudah menebak apa yang akan dikatakan oleh Bi Last
a duluan. Nyonya masih ngant
ggukkan kepala ke arah Guntur dengan penghormatan, walaupun Bi Lastri sudah dia
-akhir ini, semakin terlihat lesu mendengar pesan itu. Ia seakan sudah tidak lagi mem
uan?!" ke
ut bi Lastri men
gala kekesalan hatinya jauh ke ujung sana, membuangnya lalu m
a menikah 3 bulan yang lalu. L
Guntur tidak ingin assisten rumah tangganya yang sudah ikut dengan keluarganya semenj
ah yang sebenarnya terjadi di dalam rumah tangganya yang baru
lu pekerjaan lain, ya! Nanti, biar saya sar
ngguk, lalu kem
ia
e ruang belakang, Guntur semakin gelisah, ia kembali mengerang dalam hati, "kenapa penyakit ini tiba-tib
aki gagah yang paling kuat main dengan wanita panggilan manapun. Aku ingat benar itu. Aku bisa main sampai tiga kali dalam satu malam. Tongkat pusaka milikku selalu keras, tidak pernah kendor seperti ini,
terlihat semakin gelisah, sepiring sarapan pagi di depannya sama sekali tidak
mpiri suaminya. Dengan suaranya yang terdengar malas, Dara berkata pelan, "be
ngan lesu. Tiba-tiba Dara merasa iba, bagaimanapun Guntur adalah suaminya, ia
utkan, ia terdiam sejenak, memandangi suaminya dengan sedikit putus asa, "Tetapi, kalau masih tetap begini saja, bagaimana? aku tidak sanggup ...." ucap Dara lemah. Ia tampak se
rah Dara, senyum di wajahnya tampak bias tak berwarna. Gerak
p dengan perasaan yang tidak menentu, "kalau tidak berhasil, Mama boleh berbuat apapun, terserah Mama! Papa ikhlas, tapi Papa yakin akan berhasil, Ma!
selalu kelelahan sendiri. Sampai dini hari tadi, ia sudah susah payah berusaha menggerakan alat reproduksi suaminya agar dapa
uar di dalam mulutnya. Bibir Dara terasa kembung dan membengkak, lidah pun terasa kelu sa
, tidak mampu lagi untuk bekerja. Bagaimana Dara tidak merasa kecewa, ia adalah wanita sehat yang mempunyai gairah yang sama seperti manusia normal lai
nya berada di puncak klimaks. Seperti apa indahnya sensasi dan
belum pernah merasakannya lagi, bagaima
a dengan lembut, membalikkan tubuh dan berlalu menuju ke pelataran parkir depan rumah, bersiap untuk pergi. Langkahny
h tangganya. Beberapa hari ini, tanpa sepengetahuan Dara, Guntur giat mencari informasi tentang masala
Aku kasihan melihat istriku, berapapun biaya yang harus aku keluarkan, aku akan menyanggupinya! Ergh!" Gunt