Misteri Villa Mawar Merah
dur!" Sur
ya kayak mimpi, kemarin aku hidup susah, sekarang sudah
ngantin yang seharusnya indah, mengisi ruang tidur dengan desaha
ergi ke Jakarta. Seraya pamit pergi dan hanya berkata," Mama pergi
menyaksikan sang mertua yang mau pergi. Terlihat sebuah mobil mewah warna
tu depan. Berpakaian serba putih, rambutnya digelung dan berwajah dingin. Dia memberi
tu adalah ART yang dimaksud sang mertua. Dia mengi
sih info duluan," ucap Raya. "Kit
dan membuatnya berjalan tertatih-tatih. Dia berpikir tas
mu?" Tanya
ikan langkahnya, lalu berkat
, menutup mulutnya
saya bawa tasnya, ini barang titipan sopirnya Ibu Sapar.
ng berat luar biasa dan tetap berjalan menuju Villa. Namun, Ares s
bawa tas ini. Nah, ini ART baru
i dengan pandangan dingin. H
kamu ada di dekat
teman buat cerita. Tapi, ada yang mau ak
la. Sedangkan Yani tertawa terbahak-bahak seperti mengolok-olok s
as itu?" T
juga ya, gak sia-sia Ibu Sapar memilih calon buat persembahan nanti. Ngomong-ngomong,
ia merasa kesal dengan candaan Yani yang menjurus ke hal jorok. Tanpa
kiknya. "D
uskan untuk menelusuri taman belakang. Seraya menginjakkan kakinya di tanah yang suda
? Saya sudah keding
r
terbelalak ketika mendapati sepatu merah mil
Paris, tapi sekarang sudah kotor, emang di
unjungi. Di sanalah, Raya terlihat sedang berdiri mematung seperti sedang menyaksik
mu gak mau jawab, sekarang masuk ke Villa,
k gitu bekas apa ya? Kayak batu nis
emandangan yang suram terlihat jelas. Batu yang berbaris itu dik
disinya. Seraya melirik satu persatu pada
uk rumah, mau berapa kali lagi sa
n aneh tinggal di Villa ini, lebih baik k
sepatu merah yang sudah k
ya Raya. "Dari tadi gak ket
cang sampai dedaunan kering bertebaran. Raya terperangah,
g semakin bertebaran, bahka
" Pekik Raya sambil
ntai dua, lalu terbang seperti menyerupai asap. Makhluk itu menunjukkan tangan yang bercakar tajam
meluknya dengan erat dan mend
luk hitam yang sedang mendekat itu. Ia menunjukkan m
u perih!" R
han dulu!"
menyerupai asap itu melayang
i itu?" Gu
uat, mataku per
a, di sini gak a
rsenandung. ART itu terkejut melihat Raya yang mengeluh kesakitan dan matanya sudah merah
ksi, ke dokter sa
ng halamanku aja gak begini amat," keluh Raya sambil membasuh
udah makan buah, nanti aja m
up? Kan di sana ada pintu warna merah,"
itu cuma gudang barang bekas,
erutkan k