Jebakan Pacar Sewaan
mu. Silakan gunakan waktu kali
i, Nita," sela Ibu sebelum b
beli beberapa kebutuhan, sela
a sudah nge-seks?" dengan
kan dilontarkan Nenek. Aku tidak menyangka perta
gguh sesuatu yang m
gitu, Arung? Para bocah banyak mela
ua yang tidak mau ketinggalan zam
memastikannya sendiri. Secara Arung ada
kuduga nenek akan mengatakan sesuatu seperti itu. Namun, tetap saja aku
mbiarkan nenek bicara semaunya. Aku send
ara pribadi denganmu, Arung. Kita harus luang
nya seperti apa, cuma bisa m
an lebih baik kalau kami mendapat restu dari
rna. Nenek sampai ingin men
a! Siang, malam, lakukan kapan saja
nikahan, tapi hubungan intim? Entah aku yang bodoh,
elah kalian menikah, kalian bebas melakukan
erlalu semangat bahas h
u. "Gimana menurut kamu,
rius bertanya begitu? Tidak! Tentu saja itu hanya bagian dari sandiwaranya. Namun
kan memberitahu yang lain." Nenek turun
merasa bersyukur Nita sudah mau menemaniku menjenguk nenek. M
u ke mana?"
mau kenalin kamu s
ruk!" Sontak
mu jadi panik
ku juga dirawat di rumah sa
pa nggak bilang apa-apa ta
adi kayak gini! Dan soal pacar sewa
melihat kita, kedok kita
untuk kerja sebagai pacar sewaan. Karena itu, bis
rus keluar dari sini dulu." Nita mena
koridor, kulihat rombongan nenek-
Mereka
k ke
tulan kamar tersebut kosong. Dari ruangan itu ka
mereka ada
ek yang tidak menemu
a mengig
i, sumpah! Mereka sehar
berpencar dan t
yo
saja mencari kami, tapi mer
carinya di se
ke sa
awasi li
eperti tim investi
i, cepat atau lambat mereka pasti ba
at jendela saja. Aku pernah lihat di film, m
di lantai lima, salah se
gimana,
hatian mereka, arahkan semuanya menjauh dari kam
ku akan
ah periksa kamar
itu, kan? Bi
u itu adalah
i!" Aku semakin panik dan
hku. "Untuk sekar
ikku, lalu menutup badan kami dengan sel
ngguh menyiksaku. Nita baring menghadap ke atas sambil mendeka
mendekapku semakin erat. Aku tahu dia bukan i
berusaha menahannya supaya punya kami tidak saling
mungil dan sangat lembut. Bahkan aku bisa merasakan detak jantung
ik saja?" tanya Nenek yang ma
nya, Nita menjawab, "Iya
Anda melihat sepasang kekasih di
elihat mereka masuk
menutup pintu, lalu berteriak, "Se
menghampiri kami. Entah kenapa saat it
ku menatapnya, pikiranku semak
ni dia adalah pacarku," pikir
mi beradu, Nita sudah mendor
dilan! Aku akan menuntutmu! Sadarlah!
Nita bersiap turun dari tempat tid
it
susul Nenek yang menengok saat mendengar nama Ni
ta serentak menguca