Jeratan Cinta CEO Diktator
da botol susu sapi asli dan botol soda," teriak Dika dari
ndingin apartemenku. Lagipula, sudah lama sekali aku tidak mempunyai waktu untuk
ra menyingkir dari depan lemari pendingin,
ika memperingatkan saat Andra sudah meneguk segela
aja peke
di rice cooker-mu? tanya Di
ang kau mau. Aku yang akan membayarnya," uc
wat ponselku," tolak Dika tanpa digubris oleh
*
g berlari mendekati toko pakaian yang sedang mengadakan diskon besar-besaran. Ia berusaha menahan tubuhnya
buatnya harus menggunakan softlens untuk memperindah warna matanya. Belum lagi bulu mata lentik
menerjangku?" tanya Liora di dalam hatinya, dahinya mengerut dengan bingung, mencari cara agar bisa terbebas d
ijau pada layar ponselnya, berharap teman yang ia hubungi m
rong tubuh ibu-ibu yang menghalangi jalannya
r dan keras saat dirinya sudah berhasil terbebas dari kerumunan yang
pakah Anda baik-b
yang menabraknya hingga membuatnya menjadi pusat
ntu Liora untuk bangun, dan menyaksikan
ninggalkan orang itu dan segera menyusul teman
ung
, menatap pria di depannya
a?" tanyanya dengan se
" Damian mengulurkan tangannya
ngan Damian dengan raut wajah yang sama
Nona Liora," ucap Damian setelah
gaun merah maroon yang melekat di tubuhnya, dengan panjang sampai 5 cm diatas lutut, serta bahu indah
ena telah menabrak tubuh Anda
inya bisa pergi dari tempat itu dan tidak akan kembali terjebak di dalam kerumunan ibu
iora sedikit membungkukkan tubuhnya, berbalik membelakangi D
Ha
mbaikan tangannya agar ia segera menghampiri mereka yan
an nada ketus. Gaun yang ia pakai tak
kalian? Aku sudah menelepon kalian berkali-kali, tapi tidak di jawab sek
popcorn miliknya dan bergegas mencari ponselnya yang ia letakkan di
aku sungguhan tidak mendengar nada dering ponselku. Kami tadi sibuk mengantre untuk
He
u sudah tidak sabar," ucap Liora antusias, me
emegang kedua pipi chubby milik Liora, mencu
henti-hentinya memekik saat pemeran utama menunjukk
makanan ringan yang tersaji di meja dengan senyum yang terus menghiasi wajah cantiknya. Bayang-bayang kedua pemeran
anyutkan. Perasaanku terancam tidak waras set
ka berhasil memikat hati para penonton bukan hanya dari segi paras menawan yang mereka miliki, tetapi dari berbagai
ra kepada Lily dan Gita yang sudah mendapat
ora dan memakannya dengan sangat cepat hingga membuat kedua temann
k akan terbang kemanapun," celetuk Liora
mpai orang-orang yang baru saja data
gah berlari agar cepat sampai pada tempat kosong yang
ya Gita dengan mulut yan
dengan nada ketus, melirik sinis sahabatnya yang ber
. Sepertinya para popcorn ini menyangkut di sini." Gita menunjuk teng
saan dongkol, membawa semua pesan
Liora menghitung jumlah pesanan yang ia pesan dengan jarinya supaya ti
sangat pemabuk dengan buah itu," gerutu Liora di sepanjang jalannya menuju tempat pemesanan. Liora mengucapkan sem
aya ke meja nomor 025, ya. Di pojok ka
ngat detail membuat kedua temannya yang
senyum mengembang di wajahnya melihat
luar dari antrean panjang, setengah berla
Lilly setelah Liora menari
engambil ponselnya, memeriksa pesan masuk yang dik
dan Lilly bersamaan yang hanya
memberiku warning agar tidak pulang larut malam," ucap Lior
ang tak pernah kami duga yang menimpamu saat itu." Lilly tertunduk, merasa bersalah karen
juga. Jadi, tidak perlu kalian ingat lagi, ya." L
ah kepada Liora?" hardik Lilly kepada Gita yang hanya di
daripada rasa sakit ini semakin menjadi," ucap Gita dengan tangan yang terus memeg
enggorokanmu itu," ujar Liora dengan jari yang mengetuk pelan meja, berharap
h dulu mencabut nyawamu, Ta," celetuk Liora membuat Gita melotot dan kekehan taw
ru dia akan lebih memilih mencabut nyawa kalian yang ruh-nya lebih langsing dan ringan jika dibandingkan denganku," balas Gita membuat meja mereka menjadi pusa
gera diisi dengan ayam geprek itu." Liora menjilat bibirnya sendiri, mungkin ai
a pesanan kami," ucap Gita tulus. Matanya menatap wait
g harus kami bayar, Mas?" tanya Liora kepa
tangannya d
kami bayar, Mas?" tanya Liora. M
harga para pelanggan dengan detail, melihatnya sesuai
lly setelah waiters pria itu menyebutka
ngsung memberikan beberapa uang lembar berwarna merah kepada sang wa
gin duduk di samping Gita saja," ucap Liora seraya berpindah tempat dan memindahkan kursiny
y dengan lirikan sinis saat Liora menutup jalur
tan dengan buah berkulit duri itu!" jawab Liora dengan ketus,
enak untuk menikmati beraneka ragam makanan dan
a dengan ekspresi yang terlihat jelas m
kau memakan atau meminum semua dari anak-anak buah berkulit duri it
dua porsi, sedangkan Gita dan Lilly memakan bagian paha dan sayap. Dua variasi yang sangat mereka su
t ayam bagian dada miliknya dengan sangat lahap setelah mencocol olahan
i kita menemukan restoran yang menyedia
geprek itu tanpa memedulikan make up-nya yang mul
tang saja ke restoran ini." Ketiga sahabat itu melahap habis ayam gepr
a yang terasa sangat penuh, menyand
anya Gita dengan
napa kau bertany
ertai nasi seperti yang kami makan. Bagai
buat mata Liora ber
adi, mungkin itu bisa dijadikan jawaban atas pertanyaanmu itu."
bergegas mencari toilet di restoran itu karena mereka baru pertama kali datang ke sana, membuat m
rek yang di jual di restoran lainnnya. Ayam geprek ini memiliki cita rasa tersendiri yang tidak bisa mulutku ungkapkan,"
tanya Gita, menghadap Liora denga
a dengan ragu, tangannya bergerak un
ena
warna oranye ini." Liora menunjukkan lipstiknya, m
pstik berwarna merah menyala seperti
tangan Liora dengan perasaan kesa
nah mau memakai warna ini setiap kali aku
ku pakai. Termasuk warna ini," ujar Gita. Memberikan kembali lipstik milik Liora kep