Truth, Faith, and Love
. Kalau boleh jujur, Ruby tidak merasa risih dengan adanya Jose di sisinya, padahal
an berniat untuk mencoba mengusir secara halus, tapi dia tahu itu bukan tindakan yang sopan. Toh Jose
egar setelah tidur cukup lama. Perasaannya jadi lebih baik setelah tidur dari siang sampai sore, dan untun
i tidak beranjak dari kamar Ruby. Dia juga terlihat begitu perhatian saat merawat Ruby. S
e muncul dari belakang Ruby menghampiri wanita yang tamp
pula udara segar baik untuk mem
dengan tatapan perhatiannya yang bisa melelehkan
r aja. Makanya aku sengaja nong
pulang jam segini. Ja
eh aku tan
-jarang kan kamu k
alam?" Jose nampak terdiam sesaat. Karena dia sendiri sebenarnya juga baru tahu
coba mengeles. "Memangnya kenapa By? Ada
by bicara, Jose sudah memotong ucapannya. Dia tahu ka
mu. Aku menyukaimu bukan hanya sekedar menyukaimu aja. Aku tahu apa yang kamu suka, apa y
a sama responmu. Yang kalian tahu kan aku anak pendiam, anak
k kategori orang yang tidak baik? Kamu clubbing hanya minum ka
rang-orang jelas
ikan orang lain, masih pada jalannya, why not? Kamu clubbing kan untuk kepuasan diri kamu send
melakukan kayak gitu. Walaupun
spon Ruby itu. "Sini aku ruqiyah dulu ot
esurupan kali pakai
u sendiri gak pernah cerita apa yang terjadi di masa lalu sampai bikin kamu kurang antusias untuk menja
se. Cuma sempet terbesit doan
rnah maksa kamu untuk cerita semua kisah masa lalumu, karena aku
al pribadiku bukan sesuatu
u By, tapi naluri manusia itu kalau udah kepepe
mm
Jangan pendam semuanya sendiri. Mungkin kamu memang terbiasa menerima curhatan dari
agi kisahmu dengan teman-temanmu. Kalau gak gitu, yang ada kamu bakal cepet tua." cerocos
s for me." ucap Ruby dengan tulus. Dia benar-benar merasa nyaman mendengar kalimat-k
ang lebar dengan Ruby, Jose jadi berpikiran untuk memastikan dengan matanya sendiri bahwa
kaos putih dan cardigan navy berjalan masuk ke sebuah rumah yang cukup m
rang pria yang usianya kelihatan jauh di atas pria bercardigan na
hat saja, aku udah makan kok.
nya menelpon ... dia mencari Tuan, pons
ku telepon balik. Makasih P
ali ke ruangannya. Ternyata dia adalah kepala pelayan di rumah itu, dan nama aslin
. Dia duduk di tepi kasurnya dan mengeluarkan ponselnya untuk menelpon seseorang. Dia berb
g dia janjikan ke Pak Pen tadi. Setelah menunggu beberapa saat, panggil
ria yang ternyata tak lain dan tak bukan ada
gak bisa biarin ini semakin larut Vy.
*