Scenario Of Love
toko, Sera selalu menoleh pada tasnya. Ia lakuka
uluh malam. Artinya sudah dua jam berlalu dari tokonya t
utihnya, masih tampak rapi dikenakannya. Berada di lantai dasar, ia mengenakan heels'nya. Sera ber
ci pintu. Dilihatnya langit sudah bewarna pekat. "Hah .
an jalan kaki. Langkahnya melewati gerai-
ak ruko yang sudah tutup pada pukul sepuluh ke atas. Ha
data ulang apa-apa yang dibutuhkan tokonya. Sera berjalan di atas trotoar meski jarak toko dan ru
kan ke tas. Di depannya berdiri tiga orang pria berkulit coklat serta berbadan besar hanya beberapa langkah darinya. P
ti ia takut setengah mati. Tubuhnya saja sudah gemetar,
a. Terlebih kendaraan yang sering lalu lalang di jalanan t
jalanan, berharap ada satu mobil yang
at bermunculan di keningnya. Meski takut, ia mema
uni!" Perkataan itu keluar begitu saja d
Sera tegas seraya menggenggam erat ha
n dia memang cantik, tapi gak nyangka banget dilihat dari dekat dia cantikny
r perkataan dari pria di depannya. Ap
ut gondrong mulai memainkan rambut halusny
a," ancam Sera dengan suara penuh pen
ana hanya ada mereka berempat. Lalu dengan kekuatan apa seor
g waktu, cepat ser
ak
k merebut tasnya. Sementara Sera, sekuat tenaga ia kerahkan agar tas
bret!" teriak Sera melengking. Sekuat
...." te
dengar apalagi menolong. Tetapi, Se
bil mendekat. Tak lama sebuah mob
long ... jambr
h .
itu terhuyung lalu terjungkal. Melihat seorang pria membant
. Mereka bertiga segera melarikan diri b
mereka. Tetapi urung kala melihat Sera terj
pria tersebut sambil
keduanya saling terdiam saat pandangannya s
itu masih memegangi tubuh Sera. Menatap dalam-dalam mat
ti itulah kebenarannya. Saat ini, di jalanan sepi, di tempat seperti
dan beberapa hari terakhir sedikit mengganggu pikirann
lihkan pandangannya juga. Sera mengernyitka
it atau luka?" tanya Bara terbata
gak papa." Se
ia kembali mendapatkan jawaban sama, yai
imana deng
Itu adalah tas baru dan termahal dari se
enak dan mendapati telapak tangan
bih baik kamu ikut ke mobil saya, kita cari apotik untuk mengobati tangan kamu dulu," imbuh pria itu. Tanpa menunggu jawaban Sera, Bara langsu
mani mereka, tak ada percakapan meski satu
an membawa kantong kresek be
i di hadapannya, tangan lembutnya mulai mengobati
yang baru dua kali ia kenalnya membantu mengolesi lukanya. Akan tetapi Bara bersikuk
etelah ia mengobati luk
ngelap tangannya dengan tisu basah. K
n air mineral yang ia beli be
asih minum? Kan yang bantu luka saya kam
elinya dua. Jadi ambil aja." Tangan
ta Sera setelah m
a mengangguk dis
malam begini?" Bara mulai bertany
kalau sekarang ada beberapa hambatan
nceritakan kenapa ia pulang malam. Hingga berhadapan dengan p
gak pulang
i di malam begini, sedangkan pe
uah tas gak terlalu penting dan lagi saya gak bawa uang banyak. U
syukurl
g saya, dan mengobati luka
rhipnotis kala
wajah Sera. Hingga ia tersadarkan saat S
alas Bara sambil meme
pulang?" t
ini udah malam, beso
tar," Bara berdiri dari duduknya,
mencoba mencegah pria di hadapa
am di pergelangan tangannya. "Kamu yakin? Waktu sudah men
gung akan pulang dengan apa, terda
annya gak baik perempuan pulan
atan?" tanya Se
n." Ia membukakan pintu mobil untuk Sera, d
an tubuh kerempengnya membuka tas yang
. Ada banyak lembar uang merah di dalamny
r uang merah, dan memberika
alian,"
an pancaran mata yang berbina
selesai, sil
satu dari mereka berbalik. "Kalau bisa sering-sering suruh kita ya," katan
Di bolak-balik, di lempar ke atas dengan jarak pendek. Lantas berkata, "