Scenario Of Love
un ke arah barat. Semburat jingga menyeruak di tatanan langit, mengelil
17.3
duk dengan kaki selonjoran di atas meja. Punggungnya ia sandarkan pada kepala
am dunia media sosialnya. Scroll layar beranda untuk mele
atas layar. Iris coklat bening itu mendadak menajam, tubuhnya
' bat
uah foto dari akun yang sudah tercentang biru. Baik nam
endengar, untuk sekedar tahu pun ia enggan. Perempuan yang satu sekolah dengan Sera semasa mereka
embanggakan sekolah. Selain pintar, dia cantik, manis, kaya. Anak kelas satu sampai tiga mengenal b
perangai yang kerap ditujukan untuknya. Sera takk
n background putih terang. Terdapat bingkaian bunga juga sebagai pendukung background. Brilla
g akun itu. Ia dengan jelas melihat begitu banyak foto-
g bernama Bara itu adalah pria yang
ulah kenyataannya. Apalagi dengan keberadaan
najam ketika menatap secara dalam ponsel y
ka pintu. Di hadapannya sudah berdiri Yusan dengan menenteng begitu banyak kantong k
dua kantong kresek lainnya untuk siapa?" tanya S
t salah satu kresek hitam. "Yang ini snack, tadi gue mampir dulu ke m
Ditengah-tengah mereka menyant
ya tabungan lo di Mami Lira?" Dengan mulut penuhnya Yusan bertanya sambil
an i
er
ue balas
Yusan mangg
unyahannya
ih di dalam mulutnya muncrat kemana-mana, juga mengenai pakaian Sera yang saat itu duduk berdekatan.
teriak Se
u know terkejut? Tapi tunggu ... Balas dendam? Lo
etoprak di meja, tangannya men
a ini cewek," jelas Sera den
s dendam sama ini cewek? Emang dia ada bu
ng akun cowoknya gak ada satupun postingan foto ceweknya." Bukan menjawab, Sera kembali ber
lo sama ceweknya, kena
. Lakuin hal apapun sampai gue bisa deket, syukur-syukur jadi ceweknya. Pokoknya gue pengen rusak hubun
balas dendam itu gak baik, gak pernah berakhir dengan baik! Apalagi ini sampe lo mau rusak hub
to
antu gue dengan otak encer lo itu. Sampai berhasil aja, gue bakal beliin lo PS empat. Gimana mau? Ini tawaran mena
aga Ser, padahal balas dendam it
caranya!" Yusan balas menatap wajah Sera
menolak tawaran tersebut. Lagi pula untuk membantu Sera sesuai keinginan perempuan itupun takkan begitu sulit. Jika ingin mendapat
*
i seratus tujuh puluh lima CM, warna favorit biru langit, makanan favorit ayam yang dibuat mamanya, minuman favorit kopi. Nama pacar Brill
offe shop tak jauh dari perusahaan dimana Bara kerja. Membuntuti mobil pria itu sampai masuk ke d
lah tulisan bergaya profesor tapi Sera tak percaya. Membuka kacamata gaya, menurunkan
gelas tinggi, kemudian ia let
i Sera. "Terus renc
selanju
njang, ia bersidekap sambil
ari hasil bolos gue sela
mengetik di layar ponsel selama beberapa menit. Kemudian men
ah
*
ula menyinari bumi kini telah tenggelam tergantika
pengunjung dengan girang menggoyangkan pinggul, tak terkecuali pengunjung wani
belum pernah ia coba sebelumnya. Setelah pekerjaannya selesai Bara menyempatkan mampir ke bar khusus kalangan elite.
t, mungkin akibat pekerjaa
dengan berlenggok. Saat masuk bar, suasana mendadak kacau. Para pria, baik muda pun tua yang awalnya berjoged ria sambil merayu para wanita
p seluruh bar. Kemudian berjalan mendekati meja d
ap perempuan it
t pandangan mereka saling bertabrakan. Sesaat dirin
wine nya, dengan elegannya per
i mendekati perempuan i
yang mengerumuni perempuan itu. Kerumunanny
asnya diser
wajahmu juga tentunya!" t
enanggapi satu persatu pertanyaan
h punya pa
at Bara yang saat itu sudah terkulai di meja.
ingnya, menggebrak meja hingga sebagian orang yang menikmat
, "Nanti bayarnya lewat transfer," katanya pada ba
rha
ara kemana pria itu me
a tak sengaja dirinya menangkap ekspresi Sera yang terganggu dengan kumpulan
ngnya saya langsung menarik Anda keluar begitu saja, tapi tadi tak sengaja
erimakasih berkat Anda saya
a belum pernah lihat Anda sebelum-sebelumnya?"
bar ini. Sekedar mengisi waktu luang. Ke
run, Bara menengok kesana-kemari
?" Telunjuknya mengarahkan pada ban
ra, mereka berdua berjalan
apar Sera setelah tubuh mereka b
s. Biasanya hanya satu," Bara menjawab dengan wajah yang kacau. Mata
a pulang? Anda naik
a menyandarkan punggungnya di sandaran bangku. Kedua ta
a mengulas s
mabuk? Apa saya coba telepon oran
nama Jo di kontakku, ia adalah asisten saya." Den
ari nama kontak yang dimaksud Bara. Dan kemudian
itu memakai baju santainya mendekati Bara yang sudah tak sadarkan diri di bangku. Ta
belakang bangku. Tangannya menyilang sambil
i nanti," gumam Se