Unperfect Wedding
likan kesadaran. Akan tetapi, Tara yang semula memegang kepalanya sendiri, mendadak terdiam di tempat tidur yang nyaman dengan selimut tebal yang men
gadis itu dengan s
s, sebab saat mengingat kejadian semalam, gadis itu lagi-lagi menggelengkan kepala sambil merutuki kebodohannya sendiri. Tanpa be
lakukan semalam sampai ia harus berakhir di kamar ini. Sambil mengenakan pa
mbali dari kamar mandi. Karena Tara dapat dengan jelas mendengar suara
gas tak terbantah itu sukses m
elat hazel. Ia bahkan tak berani menoleh untuk mena
gejutkan Tara yang sudah memakai pakaiannya, min
yang menampakkan paha putih mulus itu cukup membuat Tara meny
g membetulkan sepatu kets yang tengah ia kenakan. Kedua mata gadis i
dapat merasakan punggungnya disentuh oleh tangan besar yang masih dingin. Telinganya
pi bagian bawahnya. Sedangkan rambutnya masih berair, dada bidang pria itu terlihat setengah basah pula, Tara mengalihkan pandangan ke seluruh pen
rna di mata pria yang baru saja keluar dari kamar mandi. Ia kini justru
ria itu, "kamu lupa? Semalam kita
engutuk dirinya sendiri karena meneguk alkohol nyaris tanp
kukan di kamar ini?" tanya laki-laki itu semaki
p Tara masih mencoba menent
semalem, itu cuma sebu
is saja menyihir Tara jika gadis itu tak bergegas mengalihkan pandangan ke arah lain. Satu lagi kesialan yang menghampiri Tara. Saat gadis itu terus mu
u ta
pulang," t
izin," balas laki
uat Tara melotot de
ong dada bidang di depannya, namun siapa sangka si laki-laki justru mena
yang suka ngelakuin apa pun tanpa i
ala
wati pria di depannya setelah mendap
ari hadapan pria yang memang lebih berumur dari Tara. Akan tetapi, baru saja selan
dengan tatapan tak
ua lengan gadis itu dengan kuat. Tubuh kekarnya semakin menyudutkan tubuh langsing Tar
sama kamu," ucap pria itu
gan sangat halus meskipun gadis di depannya itu masih bergerak-gerak berusaha melepaskan diri. Akan tetapi, hal itu semakin membuat pria itu mer
ksa meladeni ciuman panas pria brengsek tersebut. Lidah pria itu denga
pnya dengan sepasang mata yang
juga, atau-." sentak Ta
?" potong
ng di depannya dengan seksama. Tara mengerti bahwa pria di depannya itu sama sekali tak mendengarnya.
n mata terpejam, bahkan Tara memasukkan lidahnya sehingga kedua insan itu saling bertukar saliva. Tara kini memegang kendali,
itu pun dengan cepat merengkuh leher pria itu dan mendorongnya jauh dari dinding secara perlahan tanpa melepas
dengan sekuat tenaga. Begitu ia terlepas dari peluka
eras saat mendapati pria itu sudah berdiri kembali di belaka
u," ucapnya dengan suara berat dan napas s
buah kesalahan, Tara. Kamu percaya takdir, 'kan?" Sial, Tara nyari
ang juga! Saya harus pergi," tegas Tara
a dengan suara berbisik pelan, "mulai sekarang
Laki-laki itu kemudian memasangkan kemeja tersebut di kedua pundak Tara dengan sikap posesive. Tak lupa dengan seg
r-benar pergi, Tara menoleh ke arah Laki-laki yang kini tersenyum congkak di dep
ang ia kenakan, meninggalkan Bara yang masih bersandar pada da
arena kita memang ditakdirkan buat bertemu
cont