Malam Jahanam
anjang bulat sambil celentang di atas bedku… aduha
im dan mau langsung menjebloskan
u. Bahwa perempuan mana pun yang kusetubuhi, harus meninggalkan kesan positif di dalam hati perem
nganku, lalu menjilati bagian dalamnya yang berwarna merah membara itu. “Deeeen… “seru Bi Caca tertahan. Mungkin d
dahku mulai gencar menjilati memek dan kelentitnya juga, dsia mulai menggeliat - geliat dan mendes
uh… iya Deeeen… apalagi kalau itil saya dijilatin begini… enak Den.. enaaaaak… ooooh Deeen Chepiii
ilati. Sehingga ia merasakan nikmatnya perlakuanku padanya. Maka semakin gencarlah aku menjilati kelentitnya yang cuma sebesar kacang ke
mendorong sepasang pahanya agar terentang lebar, sementara moncong kontolku su
a yang disambut dengan pelukan perempuan yang kira - kira sebaya dengan Mamie itu (28 tahunan
merapatkan pipiku ke pipinya. “Gak nyangka… memek Bibi masih sempi
am lumatan hangatnya, sambil melingkarkan lengannya d
is. Memutar - mutar dan meliuk - liuk, sehingga kontolku terasa dibesot
snya, “Deeen… oooo… oooooh… Deeeen… punya Aden ini… ooooooh… luar biasa rasanya… ooooh… bel
ewea
ai aja Bi. Aku juga bakal ketagihan, pengen ngewe Bibi terus nanti. Heunceut Bib
e kok. Ta… tapi… adududuuuuh Deeeen… saya udah mau lep
perempuan sedang orgasme,” sahutku sambil memper
rasa seperti gerakan ular yang sedang membelit mangsanya. Disu
a kasih Den. Duh… belum pernah saya merasakan ditiduri yang snikmat barusan. Soa
mengayun kembali kontolku yan
gan Den?” tanya Bi Caca ket
l menarik kontolku dar
gkan pantatnya ke atas, sehingga memek
mbil berlutut pula kubenamkan kembali batang kemaluanku k
u kali ini. Karena liang memek Bi Ca
gentot lagi, sambil menepuk - nep
us pantat saya Den… enak… lebih k
eroitis pembokatku, “Oooohhhh… enak Den… tempelengin terus pantat saya Den… enak sekali… lebih kuat lagi
ku memngentot Bi Caca
Caca ambruk dalam
isi missionary. Bi Caca di bawah
a menggeolkan bokongnya lagi. Memu
ggelepar di atas perut Bi Caca, sambi
ngejut - ngejut sambil mele
oootttt… crettt… croooooooottt
ku, “Aduuuh nikmatnya merasakan liang memek saya disemprot - s
alu terkulai lunglai
i. Dalam segala jenis posisi. Dan tengah malam
, sebelum turun dari bed masih
ling jahanam, tapi sangat indah buat
entang segala yang telah terjadi antara Bi Caca dengan diriku itu. Bahwa beberapa har
t di tubuhnya sambil berkata, “Sekarang mamie takkan minum pil kont
kemudian melompat ke atas bed. Men
Mamie. Dengan segenap perasaanku tentunya. Karena kali
yang suka melayangkan tatapan dan senyum yang menggoda. Tapi aku pakai sedan hitam
ermanis - manis setelah tahu aku punya sedan mahal ini. Entah
akai mobil ini. Tapi mereka s
suatu saat aku mengal
rena mobil mahasiswa tidak boleh parkir di dalam areal kampus). Tiba - tiba pandanganku tertumbuk ke seo
u jemputan, atau mungkin j
Bu Shanti sambil membuka j
kan kepalanya, “Chep
nterin aja
uh di luar
pintu depan kiri, “Di luar propinsi
antik itu setelah duduk di samping kiriku, sambil menge
kan kapan pun dan ke mana pun,” sahutk
an bisa minta diantar sama mah
gak ada yang mar
Suami belum punya,
u sudah pu
aku - la
ja sih mungki
acar. Tapi begitulah, gak enak punya pacar yang selal
nyelip do
ip ke
ti Bu
bal juga yaaa, “Bu Shanti
hanti yang paling kusukai. Makanya sekarang serasa ke
segitunya pera
Ibu kebera
api kamu kan masih sang
anbela
elapan tahun le
nam tahun? Sudah es
apet setahu
a diraih waktu usia Ibu
raih di usia duapuluhlima. Gak muda - muda amat kan? D
. Tapi program percepatan pendi
Inggris b
en belum ada
u sembila
harus dekat t
nap
secepatnya. Tapi ada y
an t
ujudkan kh
Nanti aku jad
Bu. Serius mikiri
u terlalu muda
ku Bu. Lagian Ibu kan masih muda. Baru d
. Terasa hangat tangannya. Sehingga aku sengaja memegangnya dan mend
ya tampak di mataku. Dan… ooo maaaak… blouse hitam itu ada bagian berbentuk hati atau icon love di b
r. Tapi diam - diam ada yan
ak batas kota. Kulari
darkan kepalanya di bahu kiriku, “Tapi tetap aja aku merasa malu
juga cowok belasan tahun dibandingkan den
bapak sesama dosen sih. Tapi kalau kelihatan orang l
- lihatkan sama or
a merahas
is
bersikap seperti
ersikap sebagai mahasiswa kepada
nganku tertuju ke arah belahan buah dada yang terbuka lewat blouse hitamnya, o… ingin rasanya
tu ada apotek! Berhenti dulu s
i kecep[atan mobilku. Lalu menghen
anti sambil membuka pintu mobilku di samping kirinya. L
h masuk lagi ke dalam mobilku. “Cepat s
an kembali seatbelt, “Ohya… tadi a
al
elum pun
h da
ng m
duduk di s
ikikan. Tampak senan
merasa b
t apa
menol
- satu ya. Tin
pa
- apa S
ambu