TURUN RANJANG (Ibu Pengganti)
pun mulai menangis. Gadis itu tampak mengu
seperti itu?" u
alanya, tapi air matany
palanya! L
diri saat melihat Tasya menangis seperti itu. Setelah menghela napas berkali-kali untuk meredam emosinya sendiri, Zidan pun
ak ngerti sama apa yang aku rasain! Emangnya enak apa di rumah ini sendirian ngurus Ayra. Aku masih pen
nmu, tapi ada aturannya, dan kamu juga harus izin ke Mas. Kamu tahu ng
u! Aku nggak suka dibentak-be
Mas minta
ngulangin lagi!" Tasya membalikkan kata-kata Zi
ngelakuin apa supaya
bisa menjawab pert
ok. Udah nangisnya, ya. Dihapus air ma
gis Tasya pun mulai mereda.
idak tersenyum apalagi tertawa. "Ya uda
or setengah mateng, tapi t
idan pun menuju dapur. Sekitar sepuluh menit berselang, ia
Ia jadi teringat dengan saran mama dan kakaknya kemarinya, Zidan harus lebih sabar dalam membimbing gadis yang masih labil seperti T
endelik pada Zidan. "Kenapa Mas Zidan n
!" balas Zidan samb
lau mau bikin
lagi. "Sya, maafin Mas
lu dari tadi. Kayak lagi
apapun, mau pergi ke mana
, bawel b
kan makanannya. Setelah selesai makan, Tasya pun bangki
rlah, mau tidur
makan. Sini dulu, kita duduk
di kamar pakai
a nggak sakit." Zidan pun mulai memutar sebuah film. "Teman-tema
helaian rambut Tasya, meskipun tidak mandi sore, tubuh gadis itu masih wangi. Perlahan, Zidan memberanikan diri untuk meletakkan tangannya di atas punggung tangan Tasya. Ternyata gadis itu tidak terbangun, Tasya memang susah ba
ingkan tubuh Tasya di tempat tidur, jantung Zidan berdegup kencang lagi. Matanya menatap bibir merah jambu Tasya yang tampak ranum itu. Betapa hendak Zidan mengecu
*
mas-mas mesum yang udah mindahin aku ke sini!" geramnya. Ia bangkit berdiri untuk turun dari tempat tidur itu, bersiap untuk melabrak Zidan la
ang kaget pun lang
n. Ia turut kaget saat Ta
gapain telanjang pagi-pagi hah?"
Sya. Masa mandi pakai b
unya! Aku mau ng
ong, ya langsun
LU BAJU-N
ah! Kamu mau
i saat menyadari Zidan masih belum memakai baju. "Ih, Mas Zidan mesum!" Tasya ingin k
gomong, kok ma
omong kalau Mas b
nggak akan buka pintunya kalau
n bikin aku kes
mu mau ke luar, okay, kalau kamu m
sih Mbak harus pilih suami yang
ar nggak nih?" Zidan ma
ya
nya, nggak sopan kalau ngomong tapi n
berusaha fokus menatap wajah Zidan, tak ingin melirik sedikit pun ke bagian ba
ningnya. "Lho? Kok k
aku lagi di sofa, kenapa paginya udah tiba di kamar aja
trus kamu ketiduran. Saya bangunin kamu untuk nyuruh kamu pindah tidur ke k
m. Apa benar
ohong, kan?"
g sih di rumah ini nggak ada CCTV. Lagian kok
tidur, bahkan ia pernah kebangun pagi-pagi di dapur. Tasya sudah menuduh kakaknya yang iseng padanya. Ternyata malam harinya
r sayalah,"
yang
lah, Tasya. Ini
ya memukul-mukul Zidan, Zidan berusaha menangis pukulan Tasya