Call Me When You Need
antornya yang menjadi tangan kanannya. Ia mengenakan jasnya dan meng
alu bagaimana deng
yang harus kau lakukan, Eugene. Tenang sa
sung tersenyum lebar. Dan ian memang tahu bagaimana agar membuat seseorang bertahan hanya dengan uang. Apalagi i
atangi, berbeda dengan klub semalam. Ia ingin mencoba beberapa klub
nya saat menatap seki
yang menunjukkan dirinya begitu napsu terhadap pasangannya di tempat-tempat
rol oleh alkohol. Ian tidak suka dengan hal itu mengingat ia adalah seorang pria yang mudah mengontrol alkohol dalam d
mpu kerlap-kerlip mengisi klub itu. Matanya mulai menerawang ke segala arah, mencari tempat ya
memesan bir sambil te
hanya diam, tidak menggubrisnya. "Aku tidak tertarik." Begitu
" gerutu perempuan yan
agar kau mencobanya," kata salah satu bartender
"aku tidak tertarik de
mpuan yang duduk sendiri sambil menikmati minumannya yang terlihat sepert
ender untuk bertanya, "s
n tapi dia seperti perempuan-perempuan yang
na itu dia d
kau mencoba unt
Apa yang dia pesan?"
on tea. Kurasa dia tida
itu untuk berterima kasih atas in
puan itu. Perempuan yang bernama Eleanor itu memandangnya dengan tatapan biasa yang selalu ia tujukan pada p
uk melayani pria hidung bel
h pria hidung belang?" tany
ngkat. "Berapa yang bi
a-pria yang per
or, ia terkejut.
ea
embuat bagian tubuh Ian menegang keras. Ia sangat tidak bisa melihat ekspresi itu keti
g?" Tany
puan yang akan memuaskannya, akan ia lakukan di saat itu juga. Tapi kali ini, ia ingin sedikit memil
aku celananya dan mengeluarkan ponselnya. Ia memberika
menyerahkan kembali ponsel Ian. Ian lalu mulai melakukan transaksi dengan
mu. Kau bisa memeriksanya," kata I
dan merasakan ponselnya bergetar, menampilkan pesan bahwa ada transaksi masu
benar-benar pria yang memegang ucapan
harus dipancing dengan uang, tapi bukan masalah baginya. Karena Ian tak akan kehabisan ua
leanor. Si cantik yang suka mem
rtender. "Aku bertaruh kau mendeng
ik. Bahkan jauh lebih cantik ke
sedikit pun Eleanor menunjukkan sisi rasa malunya pada Ian, karena pekerja
na kau tidak sabar untuk berada d
sinya ia kendurkan tanpa melepas pandangannya dari Eleanor. Belum pernah ada yang membuatnya bergairah
Eleanor. Tapi bukan masalah untukku. Karena aku su
akan melihat bagaim
an ia menatap Eleanor lagi. "
ang khusus untu
tidak terbiasa memakai tempat bekas p
engan ragu, Eleanor menerimanya. Mereka lalu keluar dari ke
. Ia pun masuk dan Ian menyusulnya di sis
pa tidak h
aku ingin apartemen baruku terisi