The Second Life
i pusat kota Jakarta, pengunjung cafe itu adalah salah satu mantan kekasih Rio, ia adalah seorang pu
Pranciss, ia sangat cantik dan menawan, berbakat dan juga anggun, entah apa yang merasuki Rio hingga lelaki itu rela memutuskan
satu teman Emily yang bergabung dalam acara makan siang mereka. Wanita itu bernama Emma, ia adalah sahabat Emily sejak kecil sekaligus sepupu dekat dari Rio, ia pun keturunan Inggris, rambutnya pirang ikal, berbdan jangkung namun m
ia kenakan yang harganya tidak lebih dari ratus ribu. Rambut Lisa berwarna hitam pekat, halus dan lurus, ia mengikatnya ke belakang hingga memperlihatkan tengkuk lehernya yang panjang dan menawan "Dia lumayan m
ak menerima kabar darinya, dia gadis yang penurut dan tenang
nginan tahuan yang begitu tinggi "Apa
t dengan orang yang levelnya berada di bawahku. Bukankah orang se
yum puas dengan apa yang dikatakan oleh Emma "Untungny
bunganmu dengan sepupuku, dan tidak menginginkan wanita lain selain dirimu unt
au membantuku menyingkirka
*
k membuat kepalanya kembali normal namun nyatanya tidak mudah. Ia turun ke lantai bawah dengan mengenakan tangga, berniat berjalan menuju
tai bawah rumahnya sembari menempeli perabotan dirumah Jean dengan sebu
anya berulang kali untuk memastikan bahwa apa y
hku?!" teriak Jean sembari mencopoti kertas
ami sita untuk membayar hutang milik ayah anda" uj
ungkin memiliki hutang sampai harus menyita rumah dan barang-barang disini. Keluar kalian sem
ujar orang berseragam itu sembari memberikan Jean sebuah surat dari bank i
udah berulang kali Jean mengatakan ketidak sukaannya pada Anne dan meminta sang ayah untuk pisah dari wanita itu, namun Alison yang sudah dibutakan oleh cintanya pada Anne sama sekali tidak menghiraukan keinginan sang anak dan malah me
ingga Alison mengangkatnya, ia senang k
ingin berbicara dengan a
ang anak terdengar marah dan membencinya, terakhir kali Jean memanggilnya brengsek adalah ketika ia membuat Lisa menangis den
ang salah denganmu hingga
sialan itu ke rumah, menjauhkanku dari wanita yang ku cinta, dan sekarang kau mau mengambil
mu? Aku tidak pernah menyentuh satu pun bara
erta isinya sebagai jaminan dari hutangmu, dan sekara
yang ditinggalkan ibumu sebagai jam
Jean "Ingat perkataanku Pak Tua, seandainya saja wanita sialanmu itu yang melakukan ini semua padaku, maka aku akan datang mengha