icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Kekasihku, Kakak Tiriku

Bab 4 Pertengkaran

Jumlah Kata:1348    |    Dirilis Pada: 08/10/2022

ah kafe dekat kampus. Aku berjalan beriringan dengannya sambil bergandengan tangan. Aku

ku diam sejenak memikirkan menu apa yang aku inginka

saja," jawab ku asal, dan

dengan kaca mata hitam sudah menunggu ku di samping mobilnya. Ya, Max lagi-lagi da

sudah mulai berjalan pelan menuju ke arah ku dan Raka. Sepintas aku mendengar Ra

anya kekasihku

padanya. "Itu adalah pria kejam, dan menyebalkan yang aku ceritaka

ang bergelayut di lengannya, menyalurkan perasaa

itu kemudian menarik paksa tanganku yang masih bertengger pada lengan Raka. Sepertinya ia

uruti semua perintah konyol mu. Kau paham? Jika kau ingin pulang,

ma, tajam dan bahkan ingin segera bisa membunuhnya. Kemudian, mata Max berpindah m

us segera pulang," ucap

tapi tidak seharusnya ia bersikap seperti

an dia bersamaku. Lagi pula siapa kau berani-beraninya

u saja," sahut Max masih dengan nada datar. Walau sebenarnya ia merasa emosi, a

mau pulang bersama mu, apa kau

r. Tidak ada sama sekali tindakan kasar yang pria itu lakukan, hanya

mendorong keras dada Max. Max akhirnya mundur beberapa lang

gan ikut campur urusanku," jawab Max dengan sikap yang masih tegas kep

emudian melayangkan tangannya ke wajah Max, tapi sayang pukulan yang dia

aka kembali melayangkan tangannya ke arah wajah Max sekali lagi. Kali ini Max

terus berusaha saling memukul satu sama lain. Aku mencoba berteriak meminta tol

anya baik Max atau pun Raka tidak ada yang bisa saling mengalah. Keduanya

ng mengarah pada kekasihku. Aku tidak ingin jika sampai Raka terus menerus dipu

i mengenai wajah ku, aku memejamkan mata, takut jika

perlahan ia mulai menurunkan lagi tangannya dan meijat pelan punggung

an yang terluka, pria itu meringis kesakitan. Dari s

sama ku atau aku akan menghajar keka

terlalu berlebihan kepada ku. Memangnya dia sia

nya aku gagalkan rencanaku untuk pergi makan siang bersamanya dan ikut kembali pula

babak belur. Dia masih fokus pada kemudi sementara aku lebih suka memainkan gawai sembari

dah sampai

u lebih suka melihat pemandangan luar yang sejuk dari pada ha

x padaku di sela-sela kes

sekali tidak berniat untu

padaku. Aku masih sama, diam tanpa m

t. Aku sama sekali tidak menyangka jika pria itu akan berteri

ya kau jualah yang menentukan ke mana dan apa yang har

di dalam hati. Ingin rasanya aku memaki dan segera mengu

Max segera membawa ku pulang ke rumah. Ia membiarkan ku berla

n tidak peduli lagi dengan keadaan rumah yang semakin membuat ku merasa tid

il ku dari depan pintu kamar, mungkin ia khawat

gar ada suara benda jatuh?" tanya B

gak ada apa-apa, Bi," sahut

orang dari balik pintu, aku pun mendekatkan telingaku agar

tanya Max k

guh aku harus segera mencari cara ba

ada benda jatuh dari kamar Non Aline,"

tidak berniat untuk menyahut obr

adangan kamar ini?" tan

i tidak mempunyai kunci cadangan kamar ku. Aku tertawa bahagia

t aku mengalihkan pandangan ke arah benda pipih yang ada di atas r

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka