Kekasihku, Kakak Tiriku
ah kafe dekat kampus. Aku berjalan beriringan dengannya sambil bergandengan tangan. Aku
ku diam sejenak memikirkan menu apa yang aku inginka
saja," jawab ku asal, dan
dengan kaca mata hitam sudah menunggu ku di samping mobilnya. Ya, Max lagi-lagi da
sudah mulai berjalan pelan menuju ke arah ku dan Raka. Sepintas aku mendengar Ra
anya kekasihku
padanya. "Itu adalah pria kejam, dan menyebalkan yang aku ceritaka
ang bergelayut di lengannya, menyalurkan perasaa
itu kemudian menarik paksa tanganku yang masih bertengger pada lengan Raka. Sepertinya ia
uruti semua perintah konyol mu. Kau paham? Jika kau ingin pulang,
ma, tajam dan bahkan ingin segera bisa membunuhnya. Kemudian, mata Max berpindah m
us segera pulang," ucap
tapi tidak seharusnya ia bersikap seperti
an dia bersamaku. Lagi pula siapa kau berani-beraninya
u saja," sahut Max masih dengan nada datar. Walau sebenarnya ia merasa emosi, a
mau pulang bersama mu, apa kau
r. Tidak ada sama sekali tindakan kasar yang pria itu lakukan, hanya
mendorong keras dada Max. Max akhirnya mundur beberapa lang
gan ikut campur urusanku," jawab Max dengan sikap yang masih tegas kep
emudian melayangkan tangannya ke wajah Max, tapi sayang pukulan yang dia
aka kembali melayangkan tangannya ke arah wajah Max sekali lagi. Kali ini Max
terus berusaha saling memukul satu sama lain. Aku mencoba berteriak meminta tol
anya baik Max atau pun Raka tidak ada yang bisa saling mengalah. Keduanya
ng mengarah pada kekasihku. Aku tidak ingin jika sampai Raka terus menerus dipu
i mengenai wajah ku, aku memejamkan mata, takut jika
perlahan ia mulai menurunkan lagi tangannya dan meijat pelan punggung
an yang terluka, pria itu meringis kesakitan. Dari s
sama ku atau aku akan menghajar keka
terlalu berlebihan kepada ku. Memangnya dia sia
nya aku gagalkan rencanaku untuk pergi makan siang bersamanya dan ikut kembali pula
babak belur. Dia masih fokus pada kemudi sementara aku lebih suka memainkan gawai sembari
dah sampai
u lebih suka melihat pemandangan luar yang sejuk dari pada ha
x padaku di sela-sela kes
sekali tidak berniat untu
padaku. Aku masih sama, diam tanpa m
t. Aku sama sekali tidak menyangka jika pria itu akan berteri
ya kau jualah yang menentukan ke mana dan apa yang har
di dalam hati. Ingin rasanya aku memaki dan segera mengu
Max segera membawa ku pulang ke rumah. Ia membiarkan ku berla
n tidak peduli lagi dengan keadaan rumah yang semakin membuat ku merasa tid
il ku dari depan pintu kamar, mungkin ia khawat
gar ada suara benda jatuh?" tanya B
gak ada apa-apa, Bi," sahut
orang dari balik pintu, aku pun mendekatkan telingaku agar
tanya Max k
guh aku harus segera mencari cara ba
ada benda jatuh dari kamar Non Aline,"
tidak berniat untuk menyahut obr
adangan kamar ini?" tan
i tidak mempunyai kunci cadangan kamar ku. Aku tertawa bahagia
t aku mengalihkan pandangan ke arah benda pipih yang ada di atas r