Pembalasan Antagonis
terbangun, Ellanor menyadari matahari yang sudah meninggi. Bahkan
Rasanya dia cukup segar setelah tertidur dengan cukup. Setel
ng berlalu lalang dengan tas di punggungnya. Mereka jelas men
ang tidak bisa berpikir cerdas. Harusnya tadi dia membawa tas sekalian saat bo
tidak ingin ditemuinya. Berusaha bersikap abai, Ella melewa
n saat Ella kembali melewatinya, Carlos yang bertindak lebih dulu.
nya Carlos dengan
lan
a ka
uat sedingin mungkin, cukup berpengaruh pada dua pria ter
ajar dari pengalaman, Ella langsung memutar lengannya hingga kini keadaan berbalik
aku bisa membalas lebih kasar dari bayanganmu!" an
t. Gadis itu seakan ahli dalam bela diri. Padahal sebelumn
ala
nnya menyentuh lengan Ella, gadis itu sudah berbalik menatapnya. Ta
nnya bisa patah!" tegur Calto
engaja semakin menekan Carlos k
os, pipinya seakan merata dengan tembok
lton rupanya tidak
icy! Kenapa kalian sangat keras kepala sekali,
h karena tidak ingin membuat sang adik semakin mara
?" pintanya baik-baik. Dia meringis mel
santai dia melepaskan Carlos sampai
kondisi Carlos yang cukup memprihatinkan. Sedangkan wajahnya
Ellanor. Kepalanya mendongak, menatap tajam pada sang adik y
an umpatan yang Carlos berikan. "Cih, masih saja mengumpat.
, membantu kembarannya agar berdiri. Keduanya berhadapan
kamu melukai saudaramu sendiri, apalagi dia
ma tersebut. Ini jelas bukan tontonan baru bagi mereka. Namun pemandangan y
n. Sedetik kemudian, wajahnya mengeras, Ella maju selangkah, semakin mengikis jarak antara mereka. "Lalu bagaimana dengan kalian yang menamparku? Me
sarnya selama ini. Gadis itu biasanya akan diam, menangis sendirian, atau mengurung di kamar setela
berguna seperti kamu," bala
ang sudah tidak memiliki rasa empati dan kasih sayang. Sungguh miris kehidu
ngatnya Calton memang jarang bermain fisik, tapi bukan berarti pria itu tidak ikut campur dalam se
dengan pelan. Tatapannya tak berpaling sedikitpun, dia menik
ndur beberapa langkah, kembali memberi jar
enyakiti saudara lainnya. Tapi bagaimana, ya? B
t mendengar kalimat mengerikan tersebut. Semuanya spontan menatap dua sau
in membuat mereka yakin bahwa
eka jahat s
mereka
kakaknya, tapi bukan berart
eruntung aku hidup di tengah
rgelimang harta,
arlos dan Calton tampak terganggu. Mereka menatap tajam semua siswa
k ada yang berani pada di kembar apalag
ri jalan Ella yang melangkah dengan santai dan aura yang kuat. Mereka sampai merasa sesak, padahal
ke rumah. Dia menatap punggung sang adik dengan tatapan dendam. Kedua tangannya yang berad
ala
sang kembaran dengan pelan. "
pi
on cepat. Jujur saja dia sangat lelah menghadap