Pembalasan Antagonis
eman di dekatnya memberikan tatapan risih. Namun Ellanor bersikap seakan tidak peduli. Karena guru di depan sana tidak memi
, Vi
i dirinya sudah mengoreksi banyak orang karena memangilnya Vicy. Pad
umor yang berembus membuat mereka berani pada si bungsu Hernandez. Apalagi Ellanor berbeda dari saudaranya yan
in ke to
mm
gera beranjak dari bangkunya. Dia keluar dari kelas dan m
g bolos karena tim keamanan cukup ketat di sini. Namun seketat ap
telah dirasa aman, dengan cepat di menaiki tangga hingga tiba di depan pintu rooftop sekolah. Salah satu rooftop gedung yang jarang didatangi oleh siswa-siswi. Selain karena tidak ada ya
uas langsung menyapanya saat tiba di atas sana. Ada senyum ti
kan untuk rebahan. Di sini dia bisa merasakan kebebasan. Langit yang tampak lebih dekat, awan yang seakan mengajaknya i
uara ramai dari siswa di dalam kelas tersebut menandakan jam pelajaran yang k
yang merasa aneh dengan sikap sang adik. Keduanya belum bisa melupakan kejadian di parkiran tadi. Padahal hanya seming
di memperhatikan sikap kedua kawannya itu. Bahkan dia sampai me
patkan balasan dari ulahnya
Carlos yang belum meredakan emosinya. "Sudahlah. Dia
menendang masa depanku. Apalagi dia berani sekali pada aku yang notabenenya adalah k
nya. "Sejak kapan kamu mengakui diri sebagai kakaknya? Bah
alah di hatinya. Lalu tatapannya malah berpindah pada Calton yang masih diam d
ahan tawa melihat wajah Ca
gi. Dia paling tidak suka dikagetkan, apala
g kamu p
awab Calton
malas. "Kenapa kamu juga mem
a juga mau dipan
anggilan tersebut. Terlihat sangat jau
mu itu?" tanya Nathan sekaligus meny
am Calton yang bis
rbeda, aura Ella memang cukup asing. Perpaduan warna hitam dan mera
gaimana keluarga kalian memperlakukan si bungsu. Bahkan tidak memberikan marga pada Ella. Menurut kalian, b
ik sekolah maupun di luar sana sudah tidak asing dengan rumor jika si
Padahal dia adik kalian, mengalir darah yang sama." Nathan menatap si k
n Calton malah
ngan jelas," sahut Carlo
sikap begitu. Bahkan kami hampir ti
ya saja yang sebagai anak bungsu sangat disayang oleh saudaranya yang lain.
letuknya t
sing dengan hal tersebut. Kepalanya seakan dipenuhi skenario untuk membalas Ellanor. D
kemari," ujar Nathan yang tidak
, mereka seakan sudah tahu siapa orang yang dimaksud. Apalagi memang sej
i sini?" Giliran C
erkasnya sudah masuk. Lusa
l Carlos dengan tatapan berbinarnya. Jika su
engan dari Nathan. "Dia sudah memberi warning sejak
u." Carlos me
ingga tatapan mereka bertemu. "Daripada memikirkan pesta, lebih baik kita
kesal. "Ah, sialan! Dia
tu adalah adikmu," koreksi Na
t melempar bulpennya, Nathan sud
dangkan Calton hanya menggelengkan ke