Jadi Janda Anak Dua
ah mereka. Karena aku mempunyai empat adik yang masih butuh biaya untuk
pikiranku kembali tersadar. Dia adalah pria yang juga tidak bisa mempunyai anak. Pria itu juga yang memberikanku kehidupan sampai sekarang, dialah sua
menatapnya sendu. "Pelajaran apa yang bisa kam
anyaan yang diajukan padanya. Karena cerita Solihat berha
saat ini kamu hadapi mungkin belum tentu seberapa bagi orang yang diberikan cobaan lebih besar oleh
kamu mensyukuri, menerima dan memaafkan orang-orang yang telah menyakiti kamu. Karena tidak ada kete
anya menjalani kehidupan ini. Kisah Nenek tu
benar merasa sangat beruntung karena telah di pertem
rang tuaku saja tidak pernah memberikanku pelajaran seperti ini. Thank you so m
aru. Solihat telah berhasil membuat hat
ya ingin meminta. Jangan pernah berpikir lagi untuk mengakhiri hidup anak y
ih memeluk Solihat hangat. Menyalurkan rasa cinta yang
padaku. Anggap sebagai Ibu untukmu dan Nenek untuk
Nek. Terimakasih banyak," uja
*
iara tengah membantu Solihat menyiapkan pesan
p pembeli dengan senyuman ramah. Semangat dalam
muran Elina sambil mengambil ba
puluh r
anya lalu tersenyum. "Terimakasih," ucap
ung ini untuk memeriksa Ibu hamil. Jika kamu mau, besok k
ik lalu tersenyum kecil. "Emm
k dengan senyuman. "Kal
gung wanita yang semakin jauh itu tanpa ekspresi
ni maka
alikan badan. Bibirnya tertarik membentuk senyuman saat
ping Solihat, lalu mengambil
imak
lepaskan pandangan dari Kiara ya
t Kiata hanya diam dengan tatapan koso
pangg
an tatapan. "Iy
yang k
" Wanita itu balik berta
tu ya? Ada apa? Tadi ada yang
gkuk di atas meja
al
Ibu yang berbelanja. Dia memberitahuku kalau besok ada pemeriksa
arus bingung. Kamu datang saja. Lagi pula kamu juga harus tahu b
enek tahu kan. Kemarin saat aku pulang sesudah mengurus berkas perceraian dengan suamiku. Mereka me
n terjadi lagi. Tidak perlu khawatir ya. Mereka tidak a
ti dapat menemanimu sampai tua dengan se
." Kiara berkata dengan rasa cemas bercampur kesal. "Sudahlah
tang kondisi anakmu? Bagaimana jika anakmu dalam kondisi yang tidak baik," ucap S
tah mengapa saat Solihat berbicara. Perkataan
harus datang,"
an pada wanita itu. "Ta
i membicarakan kita. Jika kita terus saja takut pada ucap
"Sudah cukup kamu terus memperdulikan ucapan orang. Cobalah menjadi manusia y
rpikir. Ia kembali mengadahkan wajah se
ng ke sana," ucap Kiara memb
, adalah awal dari kisah meny