Mendadak Beristri
itu ibu dan 3 saudara perempuannya jangan ditanya, dia sudah hampir meledak saking seringnya. Dan jika itu pria, dia biasa hidup bersama Jovan di apartemennya sebelum ini.
mati, Aryo menolak keras saat Yuyun mempersilakan diriny
adalah pria normal, tentu saja ide sekamar dengan makhluk bernama peremp
menatap bingung melihat reaksi Aryo. "Ya, kamar kita," tega
ak ingin ikut-ikutan mengurus masalah ranjang dua orang itu. Namun, Aryo menarik lengan baju Jovan untuk m
tiganya saling melempar pa
berbisik di telinga Aryo, sementara Yuyun yang tak paha
kan lolos dari masalah ini. Sementara itu Yuyun hanya mengangguk
r denganmu, dia akan semakin kebingungan karena amnesianya, aku ha
yun paham apa yang diinginkan Jovan mew
tan, ini hanya sampai dia
a menjadi pacuan untuknya agar lebih bisa menerima kond
saja yang pindah kamar, biarkan di
angannya di kepala wanita itu. "Aku mohon bersabarlah, bahkan jika
meluk Jovan sambil menahan tangis. "Aku berharap dia ke
sti," jawab Jovan sambil
n salah paham jika dia tidak meminta hal seperti itu. Dia takut nanti justru memanfaatkan status mereka dan melakukan ha
emutuskan untuk menunggu
*
ergaya Eropa dengan ukiran kayu yang khas. di sampinya terdapat meja rias yang bisa Aryo tebak dikuasai siapa, karena banyaknya peralatan rias yang tersusun. Di samping jendela ada balkon yang menghadap taman belakang serta
hu itu untuk apa dari bentuknya yang tak biasa,
uran itu, Aryo yang mengenakan tuksedo hitam memeluk sambil me
ucapnya tak nyaman. Mengabaikan itu semua dia memilih berbaring, mungkin kare
ela napas gusar. Sebelum Jovan pergi, pria itu berkata padanya, "tolo
memiliki bunga mawar di dalam kotak kaca, dia hanya bisa melihat ta
igus minum obat, tapi hanya untuk mengetuk pintu kamar saja tangannya jadi terasa berat
endak mengetuk, tetapi dia kalah cepat karena sang pemilik kamar l
n berdeham, "aku ingin memberitahumu sekara
Aryo menjawab, "ok
ngendalikan dirinya dan mempersilakan Ary
ap kali mereka bersama, pria itu akan membuat lelucon agar Yuyun tertawa bahkan di saat mereka sedang makan
tahu jika yang duduk di meja makan
kan malam, tapi saya berharap kamu tidak kecewa dengan sik
uyun melipat kedua tangannya di atas meja. "Itu bukan mas
kamu tidak
uyun tidak yakin. Namu
tidak ke
dia mengulurkan tangan ke arah Yuyun. "Bisakah kita s
eman katanya? Mereka bahkan sudah tidur satu ranjang dan sudah mengenal dengan baik luar dalam dari mas
mendengarka
gguk dan membalas uluran tangan itu. "Ya, tentu saja.
alui hubungan pertemanan, Yuyun akan melaku