Belenggu Sang Takdir
pun luka yang bersarang disana. Kerutan nampak jelas terbentuk diwajahku, tak ada luka namu
bisa membawa bayangnya bersama denganku untuk selamanya, sebelum akhirnya aku
ku sadar ia menyerukan namaku dengan keras, namun kakiku tak in
ini ingin segera berpulang, meninggalkan segala sakit dan k
engan kendaraan. Berharap salah satu dari benda ciptaan manusia itu akan bisa men
ar, namun telingaku seakan tuli
ang berhenti, Zoya. Aku
dan tak bisa merasakan apapun
saan emosi itu kembali muncul dalam diriku. Namun bukannya berhen
ku akhirnya jatuh dalam dekapannya. Seketika itu juga perasaan mual yang te
merasa sangat jijik disentuh oleh manusia sepertimu!"
a, Zoya" mohon elkana dengan wajah yang selalu bisa membuatku menuruti segala maunya.
unuh diri saat ini juga dengan berdiri ditengah jalan raya dan tertabrak kendaraan yang
arusan? Apa kamu sudah gila?"
sa diatur semaumu? Karna tunanganmu yang sebenarnya, ada di dalam gedung t
a dirimu saja Zoya. Tapi aku juga ikut merasakan semua itu" ucap Elkana terliha
sahabatku sendiri Elkana! Bahkan kamu memutuskan aku secara sepihak tanpa membiarkanku mengetahui apa alasannya. Lalu sekarang kamu datang dihadapanku dan bilang bahwa kamu juga merasakan hal yang
ya, kamu pasti akan mengerti mengapa aku melakukan semua ini! Demi apapun ini semua bukan
ri tau pasti bisa membuatku menderita!" pintaku emosi. Jujur melihat keadaan Elkana saat ini y
ya ini! Tapi suatu saat nanti setelah tiba saatnya, kamu pasti akan mengetahui semuanya dengan
an sekarang?!" tanyaku histeris, merasa tak puas
hanya tidak ingin kamu sampai terluka lebih dalam lagi. Cukup aku sa
u dengan tak ragu sedikit pun mengakhiri hubungan kita tanpa alasan yang jelas, dan
mbali berusaha mengerti apapun alasan yang akan keluar dari mul
wa padaku, ini semua memang salah mereka, tapi aku
ti, yang ku dapat setelah pembicaraan yang men
ghilang selamanya dari hidupmu, dan semoga kamu
gil namaku sekuat tenaganya, dan berusaha mengejar langkahku yang sudah berada diantara ban
angan kesempatan itu, cepat aku melangkah ke depannya namun belum sempat kulakukan, pa
t wajahku ingin mengeluarkan amarah terhadap Elkana, namun pemand
teriakku
kan lambat. Ku lihat tubuh Elkana membentur mobil yang melaju ke arahnya dengan ke
ubuh itu diam membisu. Cepat ku hampiri dirinya dan seketika itu juga tubuhku j
idupku seolah berhenti
ambu