icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Kesalahan Satu Malam

Kesalahan Satu Malam

icon

Bab 1 Malam Penuh Noda

Jumlah Kata:1253    |    Dirilis Pada: 16/09/2022

di sebuah ruangan yang hanya mendapa

ruangan, terdapat dua insan yang sedang bergumu

nel

onel menciumi dadanya secara bergantian, ko

n, menyusuri tubuh mulus sang gadis. Ketika sudah menemukannya, pemuda itu mengelus lembut, memainkan

18 t

-teman seangkatan mereka merayakan malam kelulusan di ballroom, Leonel sengaja menarik sang pacar ke salah satu

ak." Gadis itu menggigit bibir bawah, mata

u Sayang, t

banyak kenikmatan untuk sang pacar. Semakin banyak Rindu mendapat kenikmatan, semakin puas Leonel dibuatnya. Rindu begitu cantik, begit

engkung disertai lenguhan panjang, pertanda Rindu sudah mencapai puncak. Ia pun tidak ingin

tubuh rindu, napasnya terengah. "Terima kasih Rin, ini l

am dalam lautan kenikmatan, sampai

nya di dalam?" tanya Rindu seperti ba

ar bisa menatap manik mata hazel itu. Ketika tatap mereka

*

... uwe

ing dan mual di pagi hari. Yang membuatnya semakin heran, entah mengapa tubuhnya mudah se

n berakhir. Sesekali ia dan teman-temannya, juga Leonel bertemu di coffee shop la

masuk Leonel. Sementara ia sebagai putri sulung seorang dekan, sudah di

akut Leonel meninggalkannya. Atas alasan itu, Leonel berhasil membujuknya di malam prom. Mengatakan

lirik kalender. Perlahan mendekati nakas, mengambil kalender duduk di sana. Matanya sontak diantar ke tanggal hari in

kasur. Pikirannya nyalang, memikirkan satu kemu

rjadi," gumamnya seraya me

bulannya. Rindu bisa saja menganggap ini wajar karena memang setiap b

enang jika saja ia tidak pernah ber

sekaligus menjadi calon mahasiswi kedokteran, Rindu paham betul resiko dari

t tes kehamilan lewat online. Tidak tanggung-tanggung, Rind

Ia duduk di atas kloset. Jantungnya seketika berdebar. Dengan tangan gemetar, per

ng gelas ukur lab yang juga dipesannya via online. Gelas itu sudah berisi urine miliknya. Rindu menelan ludah beberapa kali. Jantungnya sud

ul pada alat tes itu. Jantungnya serasa berhenti

heal," gumamnya menenangkan diri sendiri. "Kita coba lagi, ini pas

decak begitu melihat hasilnya. Lalu mencoba lagi dengan merek lain. Begitu berulang sampai tujuh kali deng

a menjerit, menangis, dan marah. Namun, marah pada siap

rduduk lemas di kloset, butiran bening pu

pa yang harus

*

itu mencengkeram kedua lengan Rindu yang sedang

amilan ini terjadi padanya. Mereka memilih berbicara di taman dekat perum

au bakalan begini jadinya." Rindu meremas

umpatnya. "Kenapa bisa begini, sih? Padahal aku sudah mengikuti metodenya." Leonel mengusap wajah dengan gusar kemudian mendekati R

sendu. "Aku cuma ingin kamu tanggung jaw

ung jawab seperti apa?" tanya Leonel lembut sembar

Rindu mengernyit dalam. Tangg

iku. Aku mau kita m

elepaskan tangan Rindu dan berdiri. "Kita pasti menika

Rindu mulai terd

mikirkan anak. Masih banyak hal yang ingin aku lakuk

ik itu mengeras, semakin emosi pada pemuda di depannya. "Apalagi aku

dulu." Pemuda tampan itu kembali bersimpuh di had

u semakin lama semakin membesar, mana bisa disembunyikan lagi." A

.?" Dua alis Leonel terangka

ra

*

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka