TOXIC MARRIAGE
r lagi, ya?" ujar Papa Dennis pada p
a," sahu
an liburan dulu, habisin dulu waktu berdua. Untuk mengistirahatkan tubuh dan pikiran, sekaligus untuk membangun keharmonisan kembali. Papa ada villa di Ubud Bali, baru habis
dak beberapa detik sebelum akhirnya
pa tahu habis dari sana ada k
yang paling antusias setiap k
istri, kalau kamu ikut ke sana, nanti malah
ikiran nanti aja deh, Ma. Sudah malam, kami pulang dulu," ucap laki-laki itu. Ia
eluk anak dan menantunya itu secara bergantian. Setelah pamitan pada semuan
dah tiba di rumah, barulah Sherina memberanikan diri untuk membuka pembicar
ana?" balas
n ke villa yang
"Baru kehilangan seorang anak k
tertarik untuk rencana liburan itu, besok
kerjaan kamu, tiap hari ngurusin anak orang
n sih kita akan k
i gimana m
bukan hanya kamu doang, Mas. Aku yang lebih ngerasa kehilangan
nah sadar kalau Arse
diri aku sendiri. Kamu nggak ngelihat itu karena kamu nggak ada di
teriak kayak gitu, bilang aja kamu m
gharapkan aku ngejawab apa, hah? Kamu m
ian kalinya bersama istrinya itu. Akhirnya Dennis pun memilih untu
bali menangis di kedi
*
elihat siluet Dennis memasuki tempat itu, duduk di salah satu kursi dan memandang ke arahnya.
s menghampiri Dennis. "Hei, Tuan Muda, apa kau ke
indiran seperti itu. "Aku ingin me
melihat saja? Tak i
zinkan, ke
asar la
nya? Memangnya ada a
ikirannya hanya sepu
ingin kesenangan, bukan?
annya pada pria di hadapannya itu. "Katakan yan
kan, aku ingi
au ingin
u membuatk
bal!" deng
aanmu ini? Tiap hari melakukan pekerjaan yang sama
engan rutinitasmu? Setiap hari meng
jenuh, itu makan
ggan menanggapi gom
ak?" ujar Dennis beb
atanya. "Liburan mak
ku ingin mengajakmu liburan ke sana. Ya, hitung-hitung meng
tawanya justru menyembur. Dennis mengernyitkan dahinya, merasa ada yang jangga
u ini seorang Tuan Dennis Damara, seorang yang terhormat, seorang CEO perusahaan be
amara. Aku ingin menghabis
s. Aku tidak bisa men
ubayar sepuluh kali lipat asal
ng makin tajam pada Dennis. "Apa semua orang kaya sepertimu
u aku membuatm
tapi apa aku pernah meminta uangmu sepersen pun, Tuan? Tidak.
barangkali ucapannya tadi telah menyinggun
menit berselang yang berhasil membuat ke
, Tuan?" ulang Tamara saat mel
berlibur
utuh sedikit peralihan dari ru
jawaban wanita itu. "Seminggu ... atau
ahut Tamara de
s. Lebih baik tiga hari dari