TOXIC MARRIAGE
lu, pun tanpa sarapan apa-apa. Sementara Sherina baru bangkit dari atas
lum akhirnya benar-benar menghilang dari pandangannya. Hati Sherina yang hampa kian terasa ham
yang mulai membanjir, merembes tanpa ada seorang bayi yang mengisapnya. Karena rasa nyeri yang semakin tidak tertahankan, Sherina pun mulai menjangkau pemompa
n besar, maka jumlah ASI yang ia ke luarkan pun lumayan banyak. Tangis Sherina semakin menjadi-jadi saat menatap botol susu yang sudah
g!
mengenakan pakaiannya kembali. Ia juga mengusap air ma
, Sheriiin...
senyum sumringah untuk menguatkan Sherina, tapi h
bersalah, padahal niatnya tadi hanya untuk menghibur
. Jangan nangis, ya. Kami ada di sini buat lo,
seperti biasanya. Ada celana dan kemeja Dennis di sofa, ada kaos kaki di lantai, ada gelas-gelas kotor di atas meja, ditambah lagi beberap
ue suapin," bujuk Anggi sambil menyodor
cari bikin bubur, Nggi. Gue udah catat semua menu dan resep MPASI. Tapi
Sherina, berusaha meng
sa ngasih ASI itu ke bayi gue, pasti dia akan cepat gede, tumbuh dengan sehat, badannya akan gempal.
buat dia nggak bisa mendapatkan apa yan
." Monic langsung menyanggah ucapan Sherina. "Ini semu
is bilang kalau gue yang udah ngebunuh bayi gue sendiri! Mas Denn
rinya sendiri. Terlebih selama ini Monic dan Anggi melihat Dennis begitu menyayangi Sherina, keduanya adalah pasangan harmonis d
ian belum stabil," ujar Anggi lembut. "Yang penting sekarang, lo harus berusaha buat move on lagi, Sherin. Gue tahu ini
sakit! Gimana mungkin gue bisa ikhlasin semuanya sementara setiap detiknya gue selalu dihantui perasaan bersalah! Dan gimana mungkin gue
pkan untuk menguatkan Sherina, tetap tidak bisa diterima d
lagi kepengen sendiri," ucap Sherina ak
kalau ada apa-apa, kalau lo butuh kita, jangan
ganggukkan
pulang dulu. Jangan lup
gi dan Monic pun ke lua
*
lebih suka pilihan opsi yang mana?" Seorang karyawan yang baru saja
yang lalu ketika ia menguburkan bayinya sendiri tanpa sempat mendengar suara tangis
Pak De
tahu harus berucap apa karena sedari tadi ia tak menyimak presentasi dari karyawannya itu. "Saya rasa s
karena kehilangan bayinya." Karyawan Dennis mulai berbis
n biasanya Pak Dennis selalu ceria. Kalau Pak Dennis saj
uarga Pak Dennis dan Bu She
ulang ke rumah, ia pasti akan bertemu dengan Sherina, berdebat lagi tentang kehilangan bayi mereka, saling menyalahkan lagi