icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

My Lovely, Ajeng

Bab 5 Kilas

Jumlah Kata:1193    |    Dirilis Pada: 15/09/2022

lu dan pria bernama Aldo itu belum juga muncul. Atas desakan Ibu, Dhiajeng dengan berat hati menerima

macet sekal

di depannya. Ia menggenalinya sebagai Aldo. Sebelum pertemuan perda

ap wajah pria di depannya. Ia kembali melihat sekitar untuk men

akanannya?" ta

sedikit. Aldo tengah tersenyum dengan buk

hat fokus memperhatikan

sukainya. Aldo memesan terlebih dahulu, Dhiajeng setelah itu. Beberapa saat mereka hanya saling diam tak bica

imana perasaan kamu?" Aldo bertany

tidak tahu apa yang bisa dideskripsikan dari perasaan tentang hal yang ditanyakan Aldo. Antusias? Dhiajeng malah takut. Se

, Mas." Jujur D

dadak buatmu, ya? Be

Aldo juga berusaha untuk be

unya pacar?

a hingga lupa pada sekitar. "Tidak, Mas." Dhiajeng menunduk memperhati

ras dan tiba-tiba. Wajahnya terasa panas seketika. "Jika memang s

do tidak punya kekasih, kalau tidak bis

enjadi sesuatu? Aku dengar kamu baru saja lulu

Ayah pasti memikirkan matang-matang soal masa depannya. Lalu kenapa Dhiajeng harus membantah dan melukai perasaan ke

*

okan yang mampu membuat Dhiajeng tersipu malu. Respesi itu akhirnya berhenti saat jam menunjukan pukul 6 sore. Tamu membubarkan diri. Para staf yang ada untuk m

ang dirangkai sedemikian rupa. Indah dan juga mendebarkan. Dhiajeng duduk kaku di depan cermin rias di sisi

enyisakan kulit putihnya yang alami. Beberapa kali ia menat

napasnya menjadi sesak sedikit. Hatinya berkata ia belum siap, tapi pikirannya menyuruh untuk pasrah saja

at menemukan Dhiajeng di depan cermin rias

g baru saja membuat dirinya tak nyaman. Membuat perutnya bergolak membayangkan

uga begitu. Kamu pasti sudah memaksakan diri." Aldo tersenyum. "Sampai kita berdua siap untuk ini semua, sebaiknya

tiba-tiba ia merasa terhina. Sebenarnya untuk apa p

*

uatu di

uh mulutnya, tapi tid

di depannya berkata, kali ini sambil

"Tidak ada apa-apa, Pak," katanya memberitahu. Mungkin saja pria ini sedang berc

dengan penuh konsentrasi membersihkan dengan ibu jarinya. "Lalu ini apa?" Ditangan pria itu ada s

egitu manis menurutnya. Mungkin karena itulah Dhiajeng begitu amat bahagia bersuamikan Aldo. Andai saja Aldo bertemu dengan Hafizha dulu,

h dicap sebagai orang jahat. Saat pertama kali bertemu dengan Aldo di pesta pernikahan mereka, Hafizha sudah jatuh cinta. Ia tidak percaya denga

l yang ia inginkan ada pada seorang pria di temukan di diri Aldo. Hanya saja takdir

o memandangnya sambil tersenyum dan mengernyit. Lekas Hafiz

k apa

nada khawatir. Hafizha menggeleng

udah berjongkok di s

Hafizha berusaha menutupi memar kemerahan

lam penjagaanku kalau di kantor." Aldo beralasan. Ia berdiri setelah

memandang berkas yang menumpuk di atas meja. Ia belum sel

Aldo akan masuk kembali ke ruangannya. "Dan jangan panggil saya den

berdegup begitu keras hingga terasa sedikit menyakitkan.

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka